After Met You - Bab 290 Kamu...Sudah Punya Pacar?

Yuni Lim pulang dan mengirim pesan singkat ke Lukman.

Tapi Lukman tidak segera membalas pesan itu.

Mungkin dia sibuk.

Yuni Lim tidak terlalu memikirkannya, tetapi tiba-tiba dia berpikir bahwa ketika dia sedang mengemudi dari tempat parkir, dari kaca spionnya dia melihat Lukman tidak naik ke atas mobil.

Dia berdiri di tempat yang sama, seakan mengawasinya. Tetapi pada kenyataannya, ia seperti sedang menunggu seseorang.

Siapa yang dia tunggu?

Hati Yuni Lim derdegup kencang. Jangan bilang ia sedang menunggul Candra Gail?

Yuni Lim khawatir mereka berdua akan bertengkar dibelakangnya.

Dia mengeluarkan ponselnya dan ingin memanggil Lukman. Dia memikirkan sesuatu dan mengubahnya menjadi Candra Gail

Meskipun Lukman selalu ramah, tetapi jika ada yang dia tidak ingin Yuni Lim tahu, dia tidak akan mengucapkan sepatah kata pun padanya.

Telepon tidak juga diangkat bahkan setelah mencoba beberapa kali.

Yuni Lim berbalik, meraih mantelnya dan pergi.

Pada saat ini, panggilan yang lupa ia tutup terhubung.

Ketika dia meletakkan ponselnya di telinganya, dia mendengar suara serak Candra Gail: "Yuni Lim?"

Disana terdengar sangat tenang. Yuni Lim bahkan dapat mendengar suara hembusan angin.

Yuni Lim bertanya kepadanya, "Kamu sedang di luar?"

"Um." Candra Gail berkata, menambahkan, "Sapi makan terlalu banyak barusan, dan aku membawanya keluar untuk berjalan-jalan."

Yuni Lim sedikit mengernyit.

Entah apakah ini hanya ilusinya, namun ia merasa bahwa suara Candra Gail terdengar seperti sangat lemah.

Tidak jelas apa yang menjadi penyebabnya.

Yuni Lim bertanya, "Kamu baik-baik saja?"

Candra Gail tidak menjawab pertanyaannya secara langsung. Dia terdiam beberapa saat sebelum dia berkata, "Kita ..."

"Gulu ~"

Pada saat ini, air dalam ketel mendidih, dan sudah banyak meluap. Saat dia berjalan, dia berkata ke telepon genggamnya, "Aku agak sibuk. Aku akan menutup telepon dulu."

Kemudian, sebelum Candra Gail bisa menjawab, dia menutup telepon.

Dia meletakkan ponselnya, mencabut kabel ketel dari sakelar, mengambil cangkir air dan menuangkan air untuk dirinya sendiri.

Menatap air mendidih yang mengalir keluar dari mulut panci, pikiraannya perlahan melayang pergi.

Baru saja... Apa yang ingin dikatakan Candra Gail?

....

Yuni Lim tidak bisa tidur nyenyak karena panggilan telepon tadi malam dan kata-kata terakhir yang belum selesai dari Candra Gail.

Pagi Hari

Dia berdiri di cermin dan menyentuh wajahnya, ekspresinya tidak terlalu senang.

Dua puluh empat tahun, masih sangat muda.

Permasalahan aborsi di tahun itu tidak menyebabkan banyak kerusakan pada tubuhnya.

Tapi dia hanya merasa tubuhnya tidak sebagus sebelumnya.

Cuci wajah, make up, ganti baju, keluar rumah.

Dulu, semua ini dilakukannya dengan malas,.

Mungkin karena ia merasa muda dan punya banyak waktu.

Dalam dua tahun terakhir pekerjaan sangat lah sibuk, semua pekerjaan dilakukannya dengan eifisien

Sampai sekarang, rutinitas pagi itu telah menjadi kebiasan.

Setelah mengemudi ke perusahaan, Yuni Lim keluar dari tempat parkir, berjalan, dan pada saat yang sama mengeluarkan ponselnya untuk membaca berita. Ketika dia melihat sesuatu yang berhubungan dengan Hanna Gu, dia langsung menutup aplikasi itu.

"Selamat pagi, Yuni."

Yuni Lim tercengang oleh suara laki-laki yang datang tiba-tiba.

Ia mengangkat kepalanya dan melihat Lukman dengan tas tangan yang indah, berdiri di jalan dengan mengenakan jas dan sepatu, dengan sosok tinggi dan bidang,

"Bagaimana kamu datang kesini, kak?" Yuni Lim bergegas dan tersenyum padanya.

"Kamu pasti belum sarapan."

Lukman tersenyum dan menyerahkan sebuah kantong plastik. "Ambillah. Aku membelinya di perjalanan kesini."

"Jangan bilang, ini adalah sisa dari beli satu gratis satu?" Yuni Lim tertawa kecil dan meraihnya.

Lukman menarik tangannya kembali dan memasukkanny ke saku celana.

"Jika aku bilang aku datang kesini khusus untukmu, apakah kamu akan percaya?"

"Aku tidak percaya itu."

Yuni Lim mencibir, melihat isi plastik itu, dan matanya bersinar.

Lukman terkekeh, "Aku bahkan tidak bisa menipumu. Ada seorang pasien yang jatuh sakit di pagi hari dan tinggal di sekitar sini. Aku sangat sibuk sekarang. Ketika sarapan, aku teringat kamu bekerja di daerah yang sama, jadi aku memutuskan untuk mampir. "

"Itu hampir sama dengan datang khusus untukku. Aku naik duluan. Terima kasih untuk sarapannya. Apakah kamu ingin naik dan melihat-lihat?" Yuni Lim bertanya kepadanya.

Sebenarnya, Yuni hanya basa-basi, tetapi Lukman menjawab sambil tersenyum: "Baiklah, oke."

Yuni Lim : “……”

….

Ketika Yuni Lim mengantar Lukman pergi, dan kemudian kembali, dia melihat banyak orang berbicara bersama dengan suara rendah di sepanjang jalan.

Dia samar-samar mendengar "Anak tunggal"......Rumah sakit swasta sangat kaya. .. "

Kata-kata seperti itu membuat Yuni Lim memutar bola matanya. Bahkan jika dia tidak mendengarkan dengan seksama, dia bisa menebak bahwa orang-orang ini berbicara tentang dia dan Lukman.

Dia tidak memikirkan hal ini sebelumnya, terutama karena dia terlalu akrab dengan Lukman dan tidak memikirkan apakah dia akan menimbulkan masalah yang tidak perlu.

Namun sekarang sepertinya akan ada desas-desus.

Pada saat jam pulang kerja, berita bahwa Yuni Lim dan pacarnya adalah putra tunggal dari keluarga medis telah menyebar ke seluruh perusahaan.

Bahkan Niko Feng, yang jauh di kota J, telah mendengar berita itu.

Yuni Lim sedang mengemasi barang-barangnya dan akan pergi ketika ia menerima panggilan telepon dari NIko Feng.

Kalimat pertama Niko Feng terdengar sangat santai : "Sudah pulang kerja?"

"Ya, Aku sedang bersiap-siap untuk pulang. "Yuni Lim menjawab telepon dan berjalan keluar

"Aku mendengar berita bahwa kamu....kamu sudah punya pacar? "Nada bicara Niko Feng agak ragu.

Yuni Lim tertegun sejenak, dan suaranya tergagap:" Apa? Pacar apa?"

Nada bicara Niko Feng tinggi:"Keluarga medis, Putra tunggal Surya Lu. "

Surya Lu adalah nama ayah Lukman.

Yuni Lim menggigit bibir dan mengepal tangannya.

Orang-orang itu.....

Tidak bisakah mereka menjaga mulutnya!!!

"Jangan percaya itu, aku hanya membawanya ke perusahaan untuk melihat-lihat, di mana ada kontak, dimana paman mendengar beritu itu, itu semua omong kosong! "Yuni Lim bergumam.

Dia tahu bahwa ada seorang bawahan Niko Feng datang ke perusahaan, tetapi apakah dia perlu memberitahunya tentang gosip tidak jelas seperti ini?!

Setelah menjelaskan lebih dalam mengenail hubungan mereka, akhirnya mereka mengakhiri panggilan.

Ketika dia sampai di tempat parkir, dia langsung bergeas pergi dan memanggil Lukman sambil menyetir.

Dia memberi tahu Lukman tentang hal itu.

Setelah mendengarnya, Lukman tertawa dan berkata, "Industri bisnis kalian memang sangat pandai berimajinasi!"

"Jangan bercanda. "

"Kalau begitu aku akan mentraktirmu makan malam sebagai kompensasi."

"Baiklah! Pergi ke Istana... " Dia hampir pergi ke Istana Yurich, namun kemudian berhenti tiba-tiba, berkata "Pergi dan makan yang paling mahal."

" Apa pun yang kamu inginkan. "

Lukman tersenyum samar.

Namun, senyum itu tidak bertahan lama.

Ini sesuai dengan perkiraannya.

Tetapi karena Yuni Lim terlalu percaya padanya, dia tidak akan memikirkan apa tujuan Lukman.

....

Andrea membuat beberapa panggilan ke Candra Gail, tetapi tidak ada jawaban.

Dia juga pergi ke Villa Maya Bay dan tidak menemukan siapa pun.

Akhirnya, dia pergi ke ruang VIP Candra Gail di Istana Yurich.

Begitu pintu terbuka, Andrea spontan melangkah mundur mencium aroma alkohol yang kuat.

Candra Gail, berbaring di sofa, mendengar bunyi pintu dibuka, duduk dengan tiba-tiba, dan berbicara tanpa sadar: "Yuni Lim!

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu