After Met You - Bab 508 Dia Minum Arak?

Selesai makan, Yuni Lim duduk disamping Gilbert Lin dan menemaninya nonton TV.

Hanya saja, yang fokus nonton TV adalah Gilbert Lin, dia malah dari tadi melihat jam.

Sampai pukul delapan, sudah waktunya Gilbert Lin untuk tidur, Candra Gail juga masih belum pulang.

Yuni Lim mengerutkan alisnya. Tak kuasa menebak-nebak.

Apakah karena Candra Gail marah? Sengaja tidak pulang? Atau karena lembur?

Namun, karena sudah malam, atau belum kembali juga, seharusnya meneleponku kan?

Dia tahu bahwa pemikiran Candra Gail sangat sempit, namun kondisi sekarang masih membuat hatinya sedikit gundah.

Dia mencengkram rambutnya dengan sedikit resah, lalu membawa Gilbert Lin naik ke atas terlebih dahulu dan membuatnya tidur.

Setelah Gilbert Lin terlelap, itu memakan waktu hampir setengah jam.

Dia kembali ke ruang tamu, menyuruh semua pembantu untuk pergi beristirahat. Dia sendirian di ruang tamu menunggu Candra Gail pulang.

Pukul sembilan. Kegelisahan dalam hatinya semakin meronta, akhirnya dia tak kuasa meraih ponselnya dan menelepon Candra Gail.

Nada sambungnya cukup lama, namun tidak ada orang yang mengangkatnya.

Tanpa sadar Yuni Lim menggigit kuku jarinya sendiri. Seiring dengan detik demi detik yang berlalu, yaitu saat dia berniat untuk menutup teleponnya, akhirnya diangkat.

"Nyonya?"

Yang membuat Yuni Lim terkejut adalah, suara di telepon itu adalah suara Asisten Andrea.

"Asisten Andrea? Kenapa kamu yang mengangkat telepon. Dimana Candra Gail?" Yuni Lim bertanya dengan terkejut.

Apakah Candra Gail benar-benar lembur? Akhir-akhir ini dia begitu cepat pulang, , sama sekali tidak lembur. Meski ada urusan yang belum diselesaikan dan diharuskan lembur pun, dia akan membawanya pulang ke rumah.

Waktu dia di rumah, semakin lama semakin panjang.

"Boss sedang berpesta di Istana Yurich...saat dia datang kesini sebelumnya, HP nya ketinggalan di dalam ruang kantor." Asisten Andrea menjelaskan kepada Yuni Lim, nadanya sedikit berhati-hati, seperti takut Yuni Lim mengetahui hal lain.

Yuni Lim menyadari keanehan dalam nada Asisten Andrea, lalu bertanya kepadanya: "Dia minum?"

Asisten Andrea menjawab dengan ambigu: "Ee...hanya minum biasa saja, juga tak berapa orang..."

Mendengar nada suara Asisten Andrea, Yuni Lim langsung tahu, Candra Gail tentu sudah minum arak.

"Aku sudah tahu." selesai berkata Yuni Lim langsung mematikan telepon.

Lain halnya dengan Asisten Andrea, setelah menutup telepon, menatap bossnya yang sedang duduk dengan tatapan kosong: "Nyonya sudah menutup telepon."

Candra Gail melambaikan tangannya kepadanya: "Hm, sudah tidak apa, keluarlah."

Asisten Andrea kembali melihat Candra Gail, ingin bertanya namun tak berani untuk bertanya.

Apa yang ingin dilakukan boss?

Melihat Asisten Andrea yang masih belum pergi, dengan kesal Candra Gail berkata: "Masih tidak pergi? Nanti dia akan datang menjemputku, kamu cepat pergi."

Selesai berkata, kembali menghuyungkan tangannya.

Asisten Andrea terdiam.

Seketika pulang dari kantor, boss langsung ke Istana Yurich, apapun tidak dilakukannya, hanya menunggu di dalam ruangannya.

Tadinya dia masih merasa aneh, sampai Candra Gail membiarkannya mengangkat telepon dari Yuni Lim, dia baru mengerti.

Satu sisi dia merasa boss sangat terampil, di sisi lain merasa perbuatannya seperti ini tidak benar. Meski ini juga termasuk pertengkaran antara suami dan istri, namun mengelabui juga bukanlah bagus.

Meski Candra Gail hanya ingin Yuni Lim berinisiatif datang mencarinya, namun nyatanya dia malah membohongi Yuni Lim.

Asisten Andrea yang baru mendengar nada suara Yuni Lim, langsung tahu bahwa dia sangatlah khawatir.

Asisten Andrea berpikir-pikir, lalu berkata: "Boss...mendengar suara Nyonya tadi, dia sangat khawatir terhadap Anda."

Candra Gail menatap ke arahnya, memberi tatapan seperti "Kamu perlu mengatakannya?"

Melihat seperti itu, Asisten Andrea hanya berjalan keluar.

Setelah Asisten Andrea keluar, Candra Gail mengambil arak putih yang sudah disiapkannya.

Kadar arak putih sangat tinggi, seketika tutupnya dibuka, aromanya langsung tersebar satu ruangan.

Dia menuangkan sedikit keluar, mengerutkan alis dan melihat ke minumannya, lalu minum seteguk lagi. Setelah yakin bahwa tubuhnya sudah dipenuhi oleh aroma arak, lalu dengan puas menyembunyikan arak putihnya itu.

......

Di sisi lain, Yuni Lim menutup teleponnya dan duduk dengan tidak tenang.

Kedua orang itu sudah bertengkar, namun Candra Gail masih bisa pergi minum arak?

Meski virus K1LU73 dalam tubuhnya telah tiada, namun penyakit perutnya masihlah berupakan masalah. Selama begitu lama, dia menjaganya dengan hati-hati, takut penyakitnya kambuh.

Lagipula Dokter Mo sudah melewati ultimatum, perut Candra Gail tidak boleh kacau lagi.

Hati Yuni Lim kembali khawatir, lalu memanggil pembantu yang sedang bertugas, lalu mengambil kunci mobil dan masuk ke garasi.

Saat dia bergegas ke Istana Yurich, dia langsung masuk ke ruang khusus Candra Gail, melihat bahwa di dalamnya kosong.

Dia menahan seorang pegawai yang sedang lewat: "Dimana boss kalian? Pergi kemana?"

"Boss?" pelayan yang ditahannya terbengong, dengan ragu berkata: "Tidak melihatnya..."

"Aku sudah tahu, terima kasih, mari."

Yuni Lim melepaskan pelayan itu, ada begitu banyak orang yang berlalu lalang di Istana Yurich, tidak tahu apakah Candra Gail ada datang atau tidak itu wajar.

Dia menelepon Asisten Andrea: "Asisten Andrea, dimana Candra Gail? Dia tidak ada di sini, apakah pestanya sudah kelar?"

Asisten Andrea sedang berada di ruang lain untuk menyelesaikan masalah, juga tidak memperdulikan terlalu banyak: "Benar, sudah berakhir, oss sedang berada di ruangan kantor beristirahat, aku disini sedang ada masalah, aku tutup dulu."

Mendengar suara Asisten Andrea yang sedikit tergesa-gesa, Yuni Lim mengucap salam lalu menutup teleponnya.

Yuni Lim berjalan ke kantornya, terus menerus memberitahu dirinya dalam hati, jangan terlalu marah, kalau tadi dia tidak berpisah dengan Candra Gail saat makan siang tadi, berbicara dengan Candra Gail, dia juga tidak mungkin pergi minum arak.

Pria ini kelihatannya kejam dari luar, namun sebenarnya ini hanyalah temperamen anak kecil.

......

Sesampainya di pintu depan ruangan kantor Candra Gail, mendorongnya, langsung tercium aroma arak.

Ini pasti sudah minum banyak makanya aromanya begitu kuat.

Yuni Lim mengerutkan alisnya, bergegas berjalan masuk, melihat Candra Gail yang sedang duduk di kursi bossnya di belakang meja kerja.

Wajahnya sedikit merah, matanya sedikit ngantuk dan dia bersandar di kursi. Tiga kancing kemeja hitamnya terbuka, menampakkan tubuhnya, mansetnya juga diangkat, menampakkan lengan kecilnya yang gagah.

Dia kelihatannya sedikit rileks, juga sedikit lelah, untungnya, melihat ekspresinya, sama sekali tidak ada rasa tak nyaman.

Dia berhenti sejenak, bersiap untuk menginjakkan langkah berikutnya untuk menghampirinya, pria dengan mata yang sedikit tertutup itu langsung terbuka.

Tatapannya seperti kosong, lalu saat pandangannya jatuh pada tubuh Yuni Lim, matanya baru pelan-pelan terpusat.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu