After Met You - Bab 319 Jangan Dorong Aku

Siang hari.

Candra Gail dan Yuni Lim pergi makan bersama di luar.

Saat baru memesan makanan, Yuni sedang berbicara dengan pelayan, tiba-tiba terdengar suara “prang”…………

Yuni menengok ke belakang, dia melihat gelas Candra terjatuh ke lantai.

Tidak sampai menunggu Yuni bicara, Candra Gail langsung menjelaskan padanya: “Tidak sengaja menyentuhnya.”

Intonasi bicaranya sedikit tergesa-gesa.

Yuni juga tidak banyak berpikir, dia menyuruh pelayan membersihkannya dan memberikan Candra Gail segelas air lagi.

Melihat Yuni tidak begitu peduli dengan masalah tadi, sudut mata Candra Gail memancarkan ekspresi yang lega.

Dia menunduk melihat tangan kirinya sendiri, tatapannya gelap dan suram.

……………..

Saat 2 orang itu selesai makan dan bersiap untuk meninggalkan restoran, entah darimana datangnya tiba-tiba berlari seorang anak laki-laki.

Usia anak laki-laki itu sepertinya sekitar 3 tahun, anak gemuk yang sangat menggemaskan.

Anak itu berlari tanpa sengaja menabrak kaki Yuni.

Yuni awalnya sedang mengobrol dengan Candra Gail, tidak sempat menahannya, dia pun terdorong mundur beberapa langkah, barulah tubuhnya bisa stabil.

Dia juga tidak lupa memapah anak kecil itu untuk bangun.

“Denis! jangan berlari sembarangan!”

Saat itu, seorang wanita muda berjalan masuk dari depan mereka.

Wanita muda itu melihat sekilas ke arah Yuni, wajahnya memperlihatkan kekhawatirannya: “Denis, cepat kemari!”

Selesai bicara, anak kecil yang dipapah Yuni untuk berdiri itu tersenyum, lalu anak itu berlari ke arah wanita mudah itu: “Ibu!”

Ibunya itu sudah bersiap mengulurkan tangan untuk memeluknya, dia pun langsung berada di pelukan ibunya, ibunya memarahinya dengan pelan, lalu barulah dia meminta maaf ke arah Yuni sambil tersenyum: “Maaf, tidak sengaja sampai menabrakmu kan, anakku ini sangat nakal!”

Yuni buru-buru menggelengkan kepala: “Tidak.”

Lalu tatapan Yuni melihat ke arah anak kecil yang bernama Denis itu, dia bertanya kepada ibu anak itu: “Umur kamu berapa?”

“3 tahun setengah, tingkahnya sangat nakal sekali, aku dan ayahnya tidak punya cara untuk menanganinya…….dia sangat pintar, dia sangat cepat bisa berjalan dan berbicara, saat dia berumur 1 tahun pun dia bisa bermain petak umpet denganku dan ayahnya, tidak bisa tenang sama sekali…………”

Sepertinya menjadi seorang ibu memang seperti itu, sekalinya mengobrol pun pasti membicarakan masalah yang ada hubungannya dengan anaknya, bahkan terhadap orang asing pun dia tidak bisa menahannya untuk bicara banyak tentang anaknya.

Yuni awalnya masih menyiratkan senyum sambil mendengarkan perkataannya, tetapi saat mendengar 2 kata “1 tahun”ini, raut wajahnya langsung berubah.

Jika anaknya lahir dengan selamat, sekarang juga harusnya sudah berumur 1 tahun.

Wanita muda itu juga merasa kalau raut wajah Yuni agak berubah, dia buru-buru menghentikan perkataannya: “Denis, bilang sampai jumpa kepada paman dan bibi ini.”

“Sampai jumpa paman dan bibi!” anak kecil itu dengan patuh memanggil mereka, bola mata hitamnya bergerak kesana kemari seperti sedang memikirkan sebuah ide.

Yuni merasa hatinya sangat sakit, dia memaksa untuk tersenyum dan berkata “sampai jumpa” ke arah anak kecil yang berjalan keluar itu.

Candra Gail berdiri di sampingnya dari tadi, melihat ekspresi wajah Yuni di matanya, saat itu raut wajahnya juga tidak begitu bagus.

Sebelum pergi, Candra Gail mengangkat kepala melihat anak kecil itu sekilas.

………………………….

Yuni berjalan sampai luar restoran, dia merasa didalam tenggorokannya bagai tersendat kapas, sendatannya sangat menyakitkan.

Dia menekan bibir, meminum air beberapa tegukan, menengadahkan kepala sebentar melihat ke langit, barulah dia merasa hatinya sedikit tenang.

Candra Gail berdiri tidak jauh di belakangnya, tidak sampai berjalan di depannya.

Dia melihat punggung Yuni yang kurus, kepalan tangannya perlahan-lahan erat, saat dia merasa Yuni akan menengok ke arahnya, barulah dia melangkahkan kaki berjalan menyusulnya.

Yuni menengadahkan kepala, wajahnya sudah tidak terlihat ada yang berubah: “Aku kembali bekerja ke kantor dulu ya.”

“Iya.”

Jawab Candra Gail bergumam sekali, lalu dia berkata: “Pergilah.”

Saat Yuni membalikkan badan akan berjalan pergi, Candra Gail yang berada di belakangnya justru menahannya.

“Yuni!”

“Apa?”

Yuni menengok ke arahnya, dia langsung ditarik Candra Gail masuk kedalam pelukannya, hangat dan buru-buru menciumnya dengan sangat erat.

Yuni menyandarkan kedua lengannya di pelukan Candra Gail, dia berpikir ini adalah jalan umum yang dilewati banyak orang, wajahnya memerah, lalu Yuni mengulurkan tangan ingin mendorongnya.

Candra Gail menghentikannya di waktu yang tepat, dia menyandarkan dagunya di bahu Yuni, lalu berkata dengan pelan: “Jangan dorong aku.”

Tidak peduli respon gerakan badannya atau pun hatinya, dia juga tidak ingin mendorongnya.

Yuni luluh oleh perkataannya Candra Gail, dia tidak berani mendorongnya lagi, dia bertanya pada Candra Gail: “Kenapa?”

Candra Gail saat itu malah mendorong Yuni, wajahnya melemparkan senyuman: “Kembali bekerja sana, pulang kerja nanti aku jemput kamu.”

Candra Gail berbicara sambil merapikan rambut Yuni yang acak-acakan tadi dengan tangannya, gerakan tangannya sangat lembut.

“Kalau begitu aku pergi duluan, kamu malam ini tidak usah jemput aku, aku tadi berangkat kerja naik mobil, aku bisa pulang menyetir mobil sendiri.”

Kali ini, Candra Gail tidak menahan dia lagi.

Yuni sudah berjalan sangat jauh, dia menengok ke arah Candra Gail, dia menyadari kalau Candra Gail masih berdiri di tempat tadi.

Terpisahkan jarak oleh jalan raya yang padat merayap, Yuni masih bisa melihat Candra Gail sekilas.

Di belakang Candra Gail adalah gedung tinggi dan pohon, di sampingnya banyak orang yang berlalu-lalang, dia masih berdiri disana tidak bergerak sama sekali, menjelaskan bahwa seorang pria yang memiliki semangat tinggi dan sangat kuat, justru anehnya Yuni merasa dari dalam tubuh Candra Gail memancarkan kekecewaan yang besar dan semangat yang lemah.

Sebenarnya ini kenapa?

………………….

Candra Gail kembali ke Istana Yurich.

“Boss, ini……..”

Asisten Andrea yang berada di sampingnya itu melaporkan keadaan Istana Yurich bulan ini, tetapi pikiran Candra Gail tidak sedang ada disini sama sekali.

Dia sebenarnya selalu banyak memikirkan menit demi menit, detik demi detik bersama dengan Yuni.

Tetapi, dia hampir sesak napas dengan tekanan hatinya yang menyalahkan dirinya sendiri.

Dia tidak berani bertanya saat itu bagaimana perasaan hati Yuni.

2 tahun ini, di tempat yang tidak bisa dia lihat, dia sebenarnya bagaimana datangnya.

Candra Gail bahkan tidak berani membayangkannya, hanya memikirkannya saja pun rasanya hatinya hampir runtuh.

Orang yang dia sembunyikan dengan berhati-hati, orang lain pun sudah yang menginginkannya dan merasa sedang berebut dengannya, tetapi dia malah tidak menjaganya dengan baik, tidak melindunginya dengan baik……

“Candra!”

Saat itu, Alex Paige tiba-tiba dari luar menerobos masuk ke ruangan.

Alex Paige berjalan sampai di hadapan Candra Gail hingga mendorong Asisten Andrea pindah ke sebelahnya, dia bertanya kepada Candra Gail dengan suara keras: “Kamu menyuruh orang untuk mengantar Hanna ke tempat kakekmu?”

Candra Gail hanya melihat ke arah dia sekilas, dia tidak bicara apapun.

Alex Paige melihat Candra Gail tidak bicara, dia buru-buru mendesaknya bicara: “Kamu bicaralah? dia bisa melakukan itu kepada kakekmu bukan karena hal yang tidak jelas sesaat, terlebih lagi, dia melakukan semua ini karena kamu! lebih baik kamu sendiri yang mengurusnya, kakekmu punya hati yang jahat, kamu juga bukan tidak tahu tentang itu!”

Mendengar perkataan ini, Candra Gail barulah merespon sedikit.

Dia mengangkat kepala melihat ke arah Alex Paige, dia membuka mulut dengan wajah tanpa ekspresi: “Aku juga bisa lebih jahat dari kakekku, aku sangat ingin langsung membunuhnya, tetapi itu terlalu meringankan dia.”

Mata Alex Paige terbelalak dan dia sontak terdiam dikejutkan oleh perkataan Candra Gail tadi.

Candra Gail berbicara dengan meredam suaranya: “Demi aku?”

Dia tersenyum sinis, ekspresi wajahnya berubah menjadi suram: “Dia sudah membunuh anakku, itu juga demi aku?”

“Apa………..” Alex Paige seketika itu juga tidak mengerti apa maksud dari perkataan Candra Gail.

Dia hanya mengira Hanna Gu saat itu ingin Candra Gail kembali ke rumah untuk menengok kakeknya, meskipun dia melakukan hal yang salah, tetapi tidak bisa tidak dimaafkan.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu