After Met You - Bab 36 Tuan Candra Sedang Sibuk

Ketika Yuni Lim bangun, kamarnya terlihat kosong.

Jendela terbuka, angin berhembus masuk dari luar, dan jendela terayun mengikuti angin.

Dia duduk untuk bangun dari tempat tidur dan tidak lama setelah ia melangkah tanpa alas kaki di lantai, telepon berdering.

Ini telepon Candra.

Pesan suara yang cermat datang melalui telepon: "Sarapan di meja seharusnya sudah agak dingin, masukkan ke oven microwave sebelum makan."

Di ujung lain telepon ada suara halus seperti membalik-balik kertas dokumen.

Yuni Lim menebak bahwa dia sedang di kantor.

Ketika dia sampai di meja makan, dia melihat sarapan yang Candra siapkan. Tanpa sadar terlukis senyum diwajahnya dan terdengar sedikit kegirangan dari suaranya: "Oh, kamu sibuk?"

Candra Gail diam selama beberapa detik sebelum suaranya terdengar lagi: "Ya, sedang bekerja."

Sedang Bekerja.

Yuni Lim menggengam telepon dengan tangan satunya dan mengajukan pertanyaan yang tidak Candra Gail duga : "Kamu kerja dimana?"

di sisi lain, suara membalik dokumen berhenti: "Perusahaan kecil, tapi cukup untuk memberimu makan."

"..." Bukan itu yang dia maksud. Dia hanya bertanya ingin tahu.

"Kamu kerja saja dulu. Aku tutup telepon dulu."

Yuni Lim menutup telepon dan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Dia bukannya tidak punya tangan dan kaki. Siapa yang peduli pada sikapnya yang perhatian? Gila!

Dia juga memikirkan apa yang terjadi di vila keluarga Lim tadi malam.

Candra Gail meraih tangannya dan dikelilingi oleh pengawal. Ekspesinya yang tenang serasa ia tegas dan tak kenal takut.

Dia menyadari bahwa Candra benar-benar berbeda dari pria biasa. Dia lebih percaya diri, bijaksana dan tenang, yang membuat orang secara tidak sadar mempercayainya.

Candra Gail sudah menunjukkan tanda lebih dari sekali bahwa dia ingin menghabiskan hidupnya bersamanya.

dan sekarang, dia berpikir bahwa hidup selamanya dengan Candra bukanlah sesuatu yang sangat buruk

Namun, semakin baik Candra kepadanya, semakin dia memiliki ilusi yang tidak bisa disentuh.

Dia terlalu baik padanya, selalu berhati-hati dan perhatian.

Terlalu baik sampai dia merasa sedikit aneh.

Yuni Lim memikirkan hal-hal ini sambil mencuci wajahnya. Dia kurang hati-hati dan secara tidak sengaja menyentuh luka dikepalanya .

Perih dilukanya membuatnya tidak terlalu ngantuk.

Dia tiba-tiba teringat bahwa tadi malam, dia benar-benar telah memutuskan hubungannya dengan Kakek.

Ketika pertama kali pulang dari luar negeri, Yessica Lim dan Mario berkerja sama untuk menyakitinya. Sekarang Yunus benar-benar memasukkannya ke lubang api demi menjaga kerja samanya dengan keluarga Mario.

Keluarga Lim dari awal tidak pernah menganggapnya, jadi dia semakin tidak mau kembali.

Tapi tidak demikian halnya dengan saham.

Sedangkan untuk penjara Ayah, dia juga harus menemukannya.

......

Setelah sarapan, Yuni Lim siap untuk pergi keluar.

Kejadian ketika dia berusia sembilan tahun masih teringat jelas di ingatannya.

Setelah kematian neneknya, Kakek menikah lagi dengan istrinya Mei dan melahirkan ayah Yessica Lim, jadi Ayah langsung pindah segera setelah dia menikah.

Setelah kejadian itu, Ayah langsung ditangkap. Beberapa malam ia masih sempat pergi mencari pengara, ia juga membawa Yuni bersamanya.

Tetapi kemudian, setelah ayahnya ditangkap, dia dibawa kembali ke Keluarga Lim, dan masalah-masalah mulai terjadi. Kemudian, dia dituduh melakukan aborsi, dan dikirim ke luar negeri oleh Yunus.

Yuni Lim juga tidak tahu apakah dia masih bisa menemukan pengacara tahun itu.

Samar-samar dia ingat kediaman dan nama keluarga pengacara itu. Apakah dia bisa menemukannya atau tidak, dia juga harus mencobanya.

Begitu Yuni Lim keluar dari mobil, telepon berdering.

Dia mengeluarkan ponselnya dan ternyata Tasya yang menelepon.

"Tasya." Yuni Lim menjawab telepon samil berjalan menyusuri jalan, mengikuti ingatannya yang samar.

Suara Tasya sedikit tenang, tetapi juga bisa mendengar gema, Sepertinya dia di ruang teh : "Mengapa kamu tidak pergi bekerja hari ini, Yessica si bangsat itu, anak hanya datang untuk berjalan-jalan, Aku sengaja datang lebih pagi, sekarang baru tahu kamu gak kerja "

"Aku ..." Yuni Lim berhenti, bagaimana menjelaskannya?

"Dan beberapa hari yang lalu, ketika kita ke bar, mengapa kamu pergi dulu dan tidak memanggil kita semua?" Nada bicara Tasya penuh dengan keluhan.

Yuni Lim menyentuh luka di kepalanya: "Hari itu aku tiba-tiba merasa agak tidak nyaman, jadi aku pergi duluan, sudah terlalu malam jadi aku tidak mau membuat kalian mengantarku pulang."

Tasya mencibir dingin: "Alasan."

Yuni Lim tahu bahwa Tasya tidak benar-benar marah, malah sebenarnya tidak peduli: "Aku sudah putus hubungan dengan keluarga Lim, tentunya aku tidak boleh kembali bekerja. Aku masih ada urusan, nanti aku akan kembali dan mentraktirmu makan sebagai bentuk permintaan maafku. "

Tutup telepon, Yuni Lim menghela nafas lega, Dia tidak berani menemui Tasya sebelum cedera di kepalanya sembuh, ​​Tasya tidak bodoh, jika dia melihat Yuni seperti ini pasti dia bisa menebak apa yang terjadi.

Dia terus berjalan kedepan. Seingatnya pengacara itu bermarga Fu

Untung saja seseorang berjalan datang, Yuni Lim bertanya, "Halo, apakah Anda punya pengacara laki-laki dengan marga Fu di sini, sekitar lima puluh atau enam puluh tahun?"

Pria itu melambaikan tangannya. "Maaf, saya baru saja pindah ke sini hari ini, saya tidak begitu tahu."

"Tidak masalah, terima kasih." Yuni Lim mengucapkan terima kasih sambil tersenyum dan kembali berjalan.

Ini adalah daerah tua Kota Malaysia, pada dasarnya penduduk lama Kota Malaysia. Jika pengacara lama yang bermarga Fu masih tinggal di sini, seseorang akan mengenalnya.

Yuni Lim berpikir sambil berjalan dan tiba-tiba ujung matanya menangkap dua sosok yang dikenalnya berkeliaran di sudut.

Kenapa mereka disini?

Yuni Lim dipenuhi keraguan, ia berlari mengikuti mereka, namun akhirnya kehilangan jejaknya.

Jelas-jelas tadi mereka ada di sini.

Yuni Lim duduk di sebuah bangku di sampingnya dan mengeluarkan ponselnya untuk memanggil Candra.

Telepon berdering beberapa kali sebelum terhubung.

Yuni Lim membuka percakapan dengan bertanya, "Di mana kamu, Candra?"

"Di perusahaan." Dari sisi Candra terdengar suara orang sedang berbicara.

Mata Yuni Lim berkedip dalam keraguan. Dia percaya pada matanya. Baru saja dia benar-benar melihat bayangan Candra dan Andrea.

"Perusahaan yang mana?" Yuni Lim ingin memperjelas semuanya.

Candra terdiam sesaat, lalu dia tertawa dalam dan berkata, "Hmm? Sudah kangen ya?"

"..."

Setelah Candra tertawa, seolah takut akan amarahnya, ia buru-buru menyebut nama perusahaan: "Yunteng."

Yunteng ?

Yuni Lim berpikir keras dan akhirnya yakin bahwa ia tidak pernah mendengar nama perusahaan itu. Artinya perusahannya memang kecil.

......

Dia naik taksi langsung ke kantor Yunteng

Baru saja berjalan masuk, Yuni sudah dihentikan resepsionis lobi. "Halo, nona. Kepada siapa saya bisa bicara? Apakah Anda punya janji?"

Yuni Lim ingin memverifikasi apa yang dia liat tadi adalah Candra, dan sudah tidak peduli akan tata karma. Dia membuka mulut dan bertanya," Apakah kalian memiliki seorang pria bernama Candra Gail di sini? "

"Direktur Candra Gail"? Yuni Lim tidak mengetahui jabatan Candra, dia sekedar menganggukan kepalanya "Ya, itu dia"

Resepsionis di lobi menatapnya penuh keramahan "Sudah membuat janji?"

"Belum." Yuni Lim menggelengkan kepalanya

"Belum membuat janji....." Resepsionis itu menahan suaranya sebelum tersenyum lebih lebar : "Maaf merepotkan, tapi nona bisa buat janji dulu atau mengantri. Tuan Candra sedang sibuk."

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu