After Met You - Bab 231 Aku Tidak Pernah Terkalahkan!

Teleponnya dengan cepat langsung diangkat.

Yuni segera bicara: “Tasya, kamu disana bagaimana? aku dan Candra sudah tiba di Istana Yurich.

Tasya tidak segera menjawabnya.

Yuni mendengar suara berisik dari lawan bicaranya, dan terdengar suara gelas yang diadu.

Barusan Tasya bilang kalau dia sedang berada di private room lantai 3.

Yuni menduga jika Tasya sedang berpesta disini.

Tetapi, melihat posisi Tasya, mana mungkin dia sedang mengadakan pesta, lagipula kenapa dia mau datang ke Istana Yurich?

Alex yang sedang mengobrol dengan Candra sambil mengulurkan tangannya mengambil gelas itu tiba-tiba terdiam setelah mendengar perkataan Yuni.

Dia terkejut beberapa saat, lalu barulah dia mengambil gelas itu, tetapi pikirannya memikirkan hal yang lain.

Yuni khawatir, dia bersiap langsung mencari Tasya, lalu tiba-tiba terdengar suara Tasya di telepon.

“Direktur Yuni, aku ada panggilan telepon masuk, aku angkat telepon dulu ya……”

Direktur Yuni adalah panggilan akrab Tasya untuk Yuni, kedengarannya gaya bicaranya tidak secepat biasanya dia bicara, Yuni menduga kalau Tasya mungkin sedang mabuk.

Lalu terdengar suara pria dari lawan bicaranya itu.

“Mengangkat telepon dari siapa, kita minum beberapa gelas lagi lalu kita pergi, jangan memalukanku……”

“Iya betul itu, Nona Tasya yang cantik, kita lanjutkan minumnya…….tut!”

Suara pria itu terdengar dari kejauhan lalu semakin dekat, lalu diputuslah panggilan telepon itu.

Sangat terlihat jika pria itu yang memutuskan teleponnya.

“Kenapa ini?”

Raut wajah Candra heran melihat Yuni, lalu dia bertanya pada Yuni.

“Tasya sepertinya mendapat masalah besar.” ucap Yuni sambil berdiri: “Aku harus cari dia.”

Setelah selesai berbicara, dengan cepat dia menoleh ke arah Candra: “Kamu ikut aku pergi mencari Tasya.”

Disana ada beberapa pria yang mabuk, Tasya sendirian disana, pasti mereka tidak akan membawa Tasya pergi.

Candra bertanya pada Yuni: “Lantai 2 ada 40 sampai 50 private room, apa kamu tahu dia berada di ruangan yang mana?”

“Tidak tahu.” ucap Yuni heran, lalu menggelengkan kepala.

Candra memegang tangannya, menyuruhnya duduk, lalu Candra megeluarkan handphone untuk menelepon Asisten Andrea: “Kamu antar sebotol bir ke setiap private room di restoran lantai 3, secepat mungkin, lalu lihat di ruangan mana Nona Tasya berada.”

“Nona Tasya siapa?” ucap Asisten Andrea sedang memilih dan mempermainkan pelayan wanita, setelah dia mendengar perkataan Candra, dia masih belum kepikiran Tasya, lalu Asisten Andrea dengan ragu bertanya pada Candra.

“Tasya, kamu harus segera menemukannya, kalau tidak besok aku antar kamu naik pesawat kembali ke Amerika.”

Candra langsung memutuskan teleponnya setelah selesai bicara.

Di lain sisi, Asisten Andrea merasa kesal karena teleponnya terputus! apalagi mengancamnya!

Penyakit mabuk udaranya masih belum bisa disembuhkan!

Tetapi hal yang terpenting adalah dia harus segera menemukan Tasya, mendengar perkataan Candra, dia sepertinya sudah bisa menduga masalah yang sedang terjadi, lalu dia dengan segera menyuruh orang untuk mencari Tasya.

Private room itu ada durasi pendek waktu tenang.

Tiba-tiba Alex berdiri sampai terdengar bunyi gesekan kakinya: “Apa Andrea bisa mengurus masalah itu? aku harus mengawasi dia!”

Candra dan Yuni bersamaan menengok ke arah Alex.

“Aku mau bilang…………”

Alex kehabisan kata-kata, tiba-tiba dia tahu sebaiknya berkata apa.

Candra tiba-tiba tersenyum: “Tidak perlu khawatir dengan orang yang aku pilih dan aku latih.”

“Aku tidak khawatir.” Alex kembali ke tempat duduknya, menghembuskan napas lalu meminum segelas air hingga habis.

Meskipun Yuni juga khawatir, tetapi dia percaya Candra.

Dia diam-diam melirikkan mata melihat respon Alex.

Alex terlihat benar-benar khawatir.

Mungkin perkataan Tasya tadi seharusnya tidak dia katakan.

Tetapi………………..

Yuni tidak memikirkan kelanjutan akan hal itu, biarlah, serahkan pada takdirnya.

Masalah perasaan, dia sendiri tidak memahaminya dengan jelas.

Alex tidak dapat duduk dengan tenang, Yuni pun lebih tidak tenang darinya, untungnya dengan cepat sudah ada kabar.

Candra mendengar kabar itu langsung menghalangi Yuni yang akan menerobos keluar: “Kamu diam disini, aku dan Alex saja yang pergi.”

“Aku harus pergi, Tasya pasti sedang mabuk.”

Yuni tanpa keraguan sedikitpun menghentak tangan Candra, tatapan mata Candra langsung terlihat suram, Yuni tiba-tiba sadar dengan kenyataan yang terjadi, lalu dia berkata: “Ada kamu di sisiku, bagaimana mungkin aku mendapat masalah? apalagi 22 tahun lalu saat tidak ada kamu, hidupku juga baik-baik saja.”

Setelah Yuni selesai bicara, dia langsung memegang tangan Candra lalu berjalan keluar.

Alex duluan masuk ke ruangan, Yuni dan Candra mengikutinya dari belakang.

Sekalinya Yuni masuk, dia langsung melihat seorang pria yang sedang menarik tangan Tasya untuk jatuh ke pelukannya, Tasya terlihat sedang mabuk, meskipun berusaha sekuat tenaga untuk menolaknya, tetapi tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria itu, dengan cepat pria itu menarik Tasya ke pelukannya.

“Nona Tasya tidak perlu malu………..” ucap pria itu seakan ingin mencium Tasya.

Alex berjalan sampai bagian paling depan, raut wajahnya menggambarkan kemarahan yang sangat besar saat melihat adegan seperti itu, dia langsung berjalan mendekati mereka, lalu menarik Tasya ke pelukannya.

Saat Tasya pulang kerja, dia ditarik paksa dibawa ke pesta, akhirnya sampai pertengahan acara, pimpinannya mengatakan ingin pergi sebentar lalu kembali lagi, tetapi pada akhirnya dia tidak kembali lagi, didalam private room itu hanya dia seorang diri.

Dia ingin pergi ke toilet, tetapi didalam private room itu juga ada toilet, mereka tidak mengijinkan dia pergi, Tasya dipaksa untuk minum sebotol dan sebotol lagi, dia merasakan bahwa hari ini dia mendapat masalah, baru mencoba untuk bertanya pada Yuni, tetapi tidak disangka dia benar-benar berada di Istana Yurich.

Dia terlalu banyak minum bir hingga saat itu dia sedikit tidak sadarkan diri, dia tidak mendengar mereka sedang mengobrol apa, sosok di depan matanya terlihat samar-samar: “Kamu adalah……….”

Alex melihat dia mabuk hingga seluruh wajahnya memerah dan bicara tidak jelas, kemarahan di wajah Alex semakin tak terbendung.

Dia menyeimbangkan badan untuk memapah Tasya, lalu dia berkata: “Aku adalah Alex Paige.”

“Apa?” dia bicara di depan wajah Tasya, tetapi Tasya tidak mendengarnya.

Alex berteriak pada Tasya: “Alex!”

Tasya termenung sejenak, dia menyipitkan matanya melihat Alex dengan saksama, tatapannya dari samar hingga jelas melihat Alex.

Dia menganggukkan kepala: “Oh, Alex………ternyata kamu.”

“……………………….”

Alex tidak sempat bicara, pria yang tadi memeluk Tasya langsung berdiri dan berjalan mendekatinya: “Kalian siapa hah? mau membuat keributan?”

Alex hanya mengatakan satu kalimat “Tunggu pembalasanku”, lalu dia membawa Tasya ke tempat Yuni.

Yuni memapah Tasya yang seluruh tubuhnya bau alkohol, lalu memanggilnya: “Tasya?”

Tasya bersandar di tubuh Yuni, lalu Tasya menjawabnya sambil bergumam: “Ini…….Yuni ya……”

“Iya, ini aku.” ucap Yuni. Meskipun dia sedang mabuk, tetapi dia tetap bisa mengenali Yuni, Yuni tertawa mendengarnya.

“Kamu sudah datang ya……..”

“Iya, aku sudah datang.”

“Boss Candra juga datang ya?”

“Dia juga datang.”

“Kalau begitu aku tidur dulu ya…..”

Tasya benar-benar langsung tidur selesai mengucapkan kata tadi.

Yuni menyadari setiap kata yang diucapkan Tasya semuanya diikuti oleh kata “Ya”, melihat Tasya tertidur setelah dia mengatakan ingin tidur, Yuni tidak bisa menahan ingin tertawa.

Juga sebaliknya, dia tidak bisa menahan rasa sakitnya.

Tasya sebelumnya baik-baik saja, tetapi tiba-tiba hari ini dia terbawa-bawa ke pesta yang tidak pantas dia datangi, sudah jelas ini adalah kesengajaan.

Perusahaan punya bagian public relations tersendiri, dan memiliki karyawan yang lebih handal jika dibandingkan dengan Tasya, juga tidak harus melibatkan Tasya yang hanya seorang karyawan bawahan.

Kalau begitu, alasannya hanya satu, ini pasti ada hubungannya dengan Yessica.

Apa dia mulai merencanakan hal yang licik lagi? seperti waktu itu, dari orang bawahan dia…….

Tatapan mata Yuni terlihat tajam dan sinis.

Saat itu juga, suara Alex terdengar sampai ke telinganya: “Aku tidak pernah terkalahkan! kalau hari ini aku tidak memukulmu sampai babak-belur, jangan panggil aku Alex Paige!”

Setelah selesai bicara, Alex langsung melemparkan kursi ke arah pria itu.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu