After Met You - Bab 161 Bangkrut Demi Dia

Yuni Lim menatapnya, yakin bahwa ini adalah penghargaan dan bukan maksud lain?

Melihat Yuni Lim yang menatapnya dengan bengong, Candra Gail tak kuasa mengulurkan tangannya dan mencubit wajahnya, lalu menciumnya sesaat: “Cepat mandi, ganti pakaian yang bagus lalu makan.”

Selesai berkata, dia langsung membalikkan tubuhnya dan keluar.

Beberapa saat setelah dia pergi, Yuni Lim meraba wajahnya yang sedikit panas dan berjalan masuk.

…...

Saat menunggu Yuni Lim mandi, Candra Gail telah menyiapkan sarapan.

Seperti tak ada hal yang terjadi antara mereka berdua, masih sama seperti dulu.

Yuni Lim duduk di hadapannya, meminum susu hangat, hangatnya sampai ke hati.

Candra Gail sambil memotong telur goreng sambil berkata: “Nanti saya akan pergi ke kantor, kamu ikut pergi.”

Bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

Ini berarti Candra Gail telah membuat keputusan mau membawanya ke kantor, hanya memberitahunya dan bukannya menanyainya.

Yuni Lim sedikit terkejut, namun tetap menganggukkan kepala: “Baik.”

Yuni Lim mengikuti dia pergi, setidaknya orang lain mengenalinya, Yuni Lim tidak ingin ditahan oleh pegawai resepsionis saat mau mencari dia nantinya.

Mengenai jawaban yang diberikan Yuni Lim, Candra Gail sangat puas.

Setelah sarapan, mereka berdua pergi ke LK.

Resepsionis yang melihat tangan Yuni Lim yang bergandeng dengan Candra Gail, matanya tampak sedikit terkejut: “Selamat pagi direktur, selamat pagi Nona Yuni Lim!”

Candra Gail sedikit mengerutkan alisnya, menatap resepsionisnya: “Panggil Nyonya.”

Karena terlalu terkejut, resepsionis itu langsung berkata: “Apa?”

Tanpa diduga direktur telah menikah?

Dia mengira Yuni Lim hanya memiliki hubungan sebatas orang luar yang ambigu dengan direktur, tak disangka direktur menyuruhnya memanggil Yuni Lim sebagai nyonya……

Candra Gail menatapnya dengan dingin, resepsionis itu segera berkata: “Nyo……nyonya……”

Namun suaranya masih tak terkontrol dan sedikit gagap.

“Hm, jaga dirimu.” Candra Gail melontarkan kalimat itu dengan dingin lalu membawa Yuni Lim naik ke atas.

Resepsionis itu mengelap keringat dinginnya secara diam-diam, kalimat yang diucapkan direktur tadi, jelas-jelas bahwa direktur tidak ingin dia membeberkan masalah ini.

Namun, jika tidak boleh mengatakannya, hatinya sangat tidak nyaman, direktur muda tanpa diduga telah menikah!

Terlebih, istrinya adalah nona dari keluarga Lim.

Ya Tuhan!

Resepsionis merasa seperti dia telah mengetahui rahasia yang luar biasa, hatinya gelisah sepanjang hari.

Anggap dia mau membeberkannya, yang melihat Candra Gail yang sebenarnya di perusahaan juga tidak seberapa.

…...

Di dalam lift, Yuni Lim yang berdiri di samping Candra Gail masih memikirkan kembali perkataan yang diucapkan Candra Gail barusan kepada resepsionis.

Ada pertanyaan yang sudah ditahan begitu lama dan ia abaikan terus menerus.

Namun, sebagaimana ia mengabaikannya, pertanyaan ini selalu muncul.

Candra Gail menyadari kejanggalan Yuni Lim, bertanya kepadanya: “Apa yang ingin kamu katakan?”

Yuni Lim menatapnya, menutup bibirnya, menatapnya dengan sungguh-sungguh: “Kamu......mengapa terus menutupi identitasmu.”

Bukan hanya menyembunyikannya dari dia, bahkan dia menutupi hal bahwa dia merupakan direktur eksekutif tertinggi pada grup L.K di hadapan semua orang.

Meskipun kelihatannya tidak mempengaruhi kehidupan mereka, namun, pertanyaan ini selalu muncul.

Terlebih, Yuni Lim ingin tahu.

Permulaannya sangat misterius bagi Yuni Lim.

Yuni Lim hanya tahu bahwa dia adalah Candra Gail, direktur eksekutif grup L.K, selain itu, tidak ada lagi.

Di sisi lain, Candra Gail memahami Yuni Lim lebih dalam.

Tidak seharusnya diketahui, namun mereka adalah suami istri yang berbagi satu ranjang, terus-menerus disembunyikan secara sengaja seperti ini, selalu ingin bertanya.

Pergerakan Candra Gail terhenti, setelah beberapa detik, baru menatap Yuni Lim dan bertanya: “Ingin tahu?”

Yuni Lim bergegas menggelengkan kepala: “Tidak, hanya……”

Candra Gail meletakkan barang yang ada di tangannya, iris hitam itu menatapnya, tiada hentinya membuat Yuni Lim merasa sedikit berat.

Bagi Yuni Lim, mata hitamnya itu, entah bagaimana, mendadak menggelengkan kepala dan berkata: “Hanya bertanya saja, tidak perlu memberitahu saya.”

Candra Gail tidak memperhatikan atas apa yang Yuni Lim katakan, hanya memperdulikan dirinya sendiri dan berkata: “Akan saya beritahu kamu setelah akhir tahun.”

“Benarkah?” ketakjuban pada suaranya, Yuni Lim sendiri pun merasakannya.

Selesai berkata, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Meskipun dia sangat ingin tahu, namun dia bisa merasakan adanya keberatan dalam perkataan Candra Gail, seperti sudah membuat keputusan yang sangat besar, baru memutuskan untuk memberitahu hal ini kepadanya.

“Tidak usah, kalau memang sulit bagimu untuk mengatakannya, juga tak perlu mengatakannya, lagipula tidak akan mempengaruhi kehidupan kami.”

Sambil berkata, Yuni Lim sambil memperhatikan ekspresi Candra Gail.

Mendengar ia berkata seperti itu, Candra Gail mendadak tertawa: “Kenapa, sekarang kamu juga sudah tahu apa yang saya pikirkan?”

Yuni Lim menatapnya dengan tidak begitu tertarik.

Ujung bibir Candra Gail terangkat dan melihatnya, lalu menahan bahunya, membuatnya duduk di atas kursi yang lembut dan nyaman, dia sendiri membawa kursi dari luar, duduk disampingnya, mulai membereskan pekerjaannya.

Yuni Lim menunduk dan melihat dirinya sendiri, kemudian memutar kepalanya dan melihat Candra Gail, jadi, Candra Gail membawanya kesini untuk membuatnya duduk di sampingnya melihat dia bekerja?

Candra Gail merasakan tatapannya, lalu membawa laptop yang ada di atas meja ke hadapannya dan berkata: “Mainlah, tunggu sampai saya menyelesaikan ini, kita langsung pulang.”

Selesai berkata, dia menepuk-nepuk kepalanya, seperti sedang merayu anak kecil.

Yuni Lim sedikit malu, namun masih tetap dengan patuh membuka laptop, bersiap untuk menonton film.

Hanya saja, setelah dia membuka komputernya, Yuni Lim baru menyadari, sebenarnya laptop pribadinya ada begitu banyak data yang rahasia.

Tak terpikirkan Candra Gail bisa membiarkan laptop pribadinya untuk dimainkan.

Yuni Lim melihat filmnya sampai setengah, Candra Gail menerima telpon dengan serius, lalu memutar kepalanya dan berkata: “Akan diadakan rapat yang penting, tunggu saya disini.”

Selesai berkata, dia langsung membawa beberapa dokumen dan berjalan keluar.

Yuni Lim kembali melihatnya sebentar, mendadak teringat dia telah melupakan ulang tahun Candra Gail, seharusnya membelikannya hadiah.

Tepat sekarang dia sedang rapat, dia diam-diam keluar untuk membeli barang, lalu memberinya kejutan.

Meskipun berniat untuk pergi diam-diam, namun dia masih meninggalkan surat untuk Candra Gail: Ada urusan, akan segera kembali.

……

Yuni Lim memanggil taksi dan pergi ke mall, dia juga tidak tahu mau membeli apa, hanya ingat waktu kecil sering memainkan kancing manset dan klip dasi ayah.

Barang sejenis ini sangat kecil, namun sangat elegan, tak heran sewaktu kecil dia suka memainkannya.

Pakaian Candra Gail juga sangat bagus, beli kancing manset dan klip dasi sangat tepat.

Setelah dipilih, akhirnya dia memilih kancing manset dan klip dasi berwarna hitam, tampak mewah, sangat cocok dengan Candra Gail.

Tentunya, harganya juga pas dengannya.

Sebuah klip dasi dan kancing manset, membuatnya menghabiskan uangnya.

“Terima kasih.”

Yuni Lim membawa pulang dengan puas, berpikir dengan diam, demi Candra Gail dia rela bangkrut, dia juga tentunya akan tersentuh!

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu