After Met You - Bab 320 Gejala Suasana Hati Yang Runtuh

Meskipun perawakan Alex Paige terlihat seperti playboy, tetapi didalam tulang rusuknya malah membela seseorang meskipun dia tahu kalau orang itu bersalah.

Dia kecewa dengan Hanna Gu, tetapi dia merasa hukuman yang diberikan Candra Gail kepada Hanna Gu itu terlalu berat.

Melihat raut wajah Candra Gail yang terlihat sedikit berbeda, Alex Paige pun bertanya lagi padanya: “Candra, kamu……apa maksudnya? anak apa?”

Alex Paige masih ingin menanyakan sesuatu lagi, Asisten Andrea justru mendorongnya keluar ruangan.

Sampai di pintu luar dan setelah Asisten Andrea menutup pintu dengan hati-hati, barulah dia berkata kepada Alex Paige: “Jangan tanya boss lagi, kamu tidak menyadari bagaimana keadaannya kalau dia sedang tidak seperti biasanya.”

Bola mata Candra Gail memunculkan setitik angan-angannya, dia bergumam: “Anakku.”

Alex Paige mengerutkan alis, dia berkata: “Kemarin dia mulai tidak wajar, dia tidak bicara apapun, tentu saja aku ingin menanyakannya, kamu juga bukan tidak tahu, dia ini kalau punya masalah hanya disimpan di hati saja tanpa mengatakannya.”

Asisten Andrea selalu membantu Candra Gail menyelesaikan banyak masalah, meskipun Candra Gail tidak mengungkapkannya dengan kata-kata, tetapi dia berdasarkan respon Candra Gail, maksud lain yang tersirat dari perkataannya dengan Hanna Gu pun sudah direncanakannya dari awal sampai akhir.

Apalagi dia selalu membantu Candra Gail menyelidiki masalah 2 tahun yang lalu, sehingga dia pun tahu banyak tentangnya.

Dia memberitahu Alex Paige mengenai garis besar awal dan akhir dari masalah ini.

Alex Paige selesai mendengarnya langsung terdiam beberapa lama, barulah dia berkata: “Bagaimana mungkin bisa begini?”

“Jika Boss terus memendamnya seperti ini, entah nanti dia akan memendamnya seperti apa lagi.” ucap Asisten Andrea sambil menggelengkan kepala.

“Setelah semuanya dikatakan, dia sendiri juga tidak punya salah apapun, dia juga bukan tidak tahu kalau Yuni hamil………..”

Alex Paige berpikir sampai disini, dia mendorong Asisten Andrea: “Aku masuk dan bicarakan dengannya.”

“Heh………….”

Asisten Andrea ingin berbicara padanya, jika yang dia katakan membuahkan hasil juga Candra Gail tidak mungkin seperti ini.

……………………….

Saat Alex Paige masuk ke ruangan, Candra Gail sedang merokok.

Dia melihat sekilas asbak rokoknya, baru saja beberapa menit, asbaknya sudah penuh dengan puntung rokok.

Alex Paige mengulurkan tangan mengambil rokok yang ada di tangan Candra Gail: “Hisaplah, cepat atau lambat kamu akan membunuh diri kamu sendiri!”

Candra Gail tidak mempedulikan dia, dia cuek dan mengambil sebatang rokok lagi, lalu dinyalakanlah rokok itu.

Alex Paige melihat sekilas raut wajah Candra Gail, dia tidak berani lagi mengambil rokok yang sedang ada di tangannya.

Dia duduk di hadapan Candra Gail, berkata dengan nada sedikit berat: “Candra, masalah ini sudah aku dengar dari Asisten Andrea, kamu punya masalah apa lebih baik langsung katakan dengan jelas kepada Yuni………………”

Candra Gail berkata dengan suara parau: “Tidak bisa bicara jelas.”

Menyangkut nyawa, bagaimana mungkin bisa dibicarakan dengan jelas?

Meskipun Yuni bisa memaafkan dia, dia sendiri tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Alex Paige sudah berkata banyak panjang lebar, namun kelihatannya nasihatnya tidak membuahkan hasil, juga tidak ada cara lain.

Begitulah Candra Gail merokok sesorean di kantor.

Menunggu hingga tiba waktunya Yuni pulang kerja, setelah dia menghilangkan bau rokok yang ada di bajunya, dia langsung berdiri dan berjalan ke luar.

Sudah mengatakan ingin pergi menjemput Yuni pulang kerja.

…………………….

Yuni keluar dari kantor, sekalinya melirik dia langsung melihat Candra Gail yang sedang berdiri menunggunya di depan pintu gerbang.

Karyawan yang lewat pun saling berbisik.

Yuni bisa mendengar bisikan mereka “Sangat iri” “Sangat tampan” dan kata-kata semacamnya.

Yuni berjalan mendekat, menarik dia berjalan hingga pinggir: “Sudah aku bilang tidak usah datang…………”

“Pokoknya ada waktu luang ya luang.” ucap Candra Gail sambil menundukkan kepala melihat Yuni, wajahnya tersirat senyuman yang menawan.

Yuni sedikit tidak bisa berkata bagaimana baiknya, dia hanya bisa menarik dia naik ke mobil.

………………

Tengah malam, Yuni terbangun karena kehausan.

Posisi di sebelahnya lagi-lagi kosong.

Dia menyalakan lampu tidur, lalu membuka pintu keluar.

Depan pintu hanya menyisakan cahaya lampu berwarna kuning, dia pergi ke ruang buku melihat sebentar, dia menyadari tidak ada orang.

Dia membalikkan badan berjalan sampai tangga, melihat ke bawah tangga, kebetulan melihat gelapnya ruang tamu ada sedikit cahaya.

Dia berteriak memanggil: “Candra?”

Cahaya itu redup, seketika itu terdengar suara Candra Gail yang sedikit parau: “Kenapa bangun? ingin minum air?”

“Iya.” ucap Yuni sambil berkata lagi: “Kamu nyalakan lampunya, aku turun ke bawah menuangkan air untuk minum.”

“Kamu kembali ke kamar saja, aku segera mengambilkannya untukmu.”

Saat masih sedang bicara, di tengah gelapnya ruang tamu terdengar langkah kaki.

Yuni saat itu masih berdiri di tempat semula, lalu dia membalikkan badan kembali ke kamar tidur.

…………………….

Candra Gail dengan cepat menuangkan air lalu membawanya naik ke kamar.

Yuni menerima gelas itu langsung meminumnya sekali tegukan, dia menyadari kalau air itu hangat.

“Kamu tengah malam tidak tidur, di ruang tamu melakukan apa?” tanya Yuni sambil meminum air.

Candra Gail berbicara terdengar suara batuk: “Bangun untuk mencari air minum, mendadak ingin merokok, jadi langsung merokok.”

Bau rokok di tubuhnya sangat menyengat, darimana seperti merokok hanya sebatang.

Yuni juga tidak membongkarnya.

Dia sudah bisa memutuskan, didalam hati Candra Gail punya masalah.

Dan pasti itu masalah besar.

Dia sudah bukan Yuni 2 tahun lalu yang bisa ditipu begitu saja.

Dewasa membuatnya berubah menjadi semakin waspada.

…………………..

Akhir pekan, Yuni mengajak Tasya meminum teh.

Sudah akhir pekan, dia bertanya pada Tasya: “Punya nomor telepon Asisten Andrea tidak? kasih tahu aku.”

“Tentu saja punya, kamu mencari dia ada masalah apa?” Tasya berbicara sambil mengeluarkan handphone dan membuka nomor kontak.

Yuni berkata sambil tersenyum: “Dulu Candra menyuruhku mencari dia untuk mengambil sesuatu, aku lupa tidak menyimpan nomor telepon Asisten Andrea, kebetulan ada kamu, jadi aku tidak perlu menelepon Candra, menghindari kerepotan.”

Tasya tidak mencurigainya, dia langsung memberikan nomor telepon Asisten Andrea kepada Yuni: “Na, ini nomor teleponnya, dia 2 tahun ini sebenarnya tidak mengganti nomor teleponnya.”

Setelah Yuni menyimpan nomor teleponnya, dia berkata kepada Tasya: “Kalau begitu aku pergi mencari Asisten Andrea ya, lain hari belanja bersama di mall dengan kamu.”

Setelah mengantar Tasya pergi, Yuni langsung menelepon Asisten Andrea.

Dia tanpa basa-basi langsung berkata: “Andrea, apakah kamu ada waktu untuk bertemu?”

“Yu…..”kebiasaaan Asisten Andrea mau memanggil sebutan Nona Yuni, buru-buru dia mengubah bicaranya: “Nona Muda.”

“Jika tidak keberatan, kita bertemu saja, ada beberapa masalah yang ingin aku tanyakan padamu.”

Asisten Andrea tahu, Yuni sengaja meneleponnya pasti ada masalah, dia mengiyakannya dengan sangat cepat.

………………..

Setengah jam berikutnya, Yuni dan Asisten Andrea duduk didalam kafe.

Yuni dengan cepat langsung membuka pembicaraan: “Akhir-akhir ini sangat sibuk ya?”

“Masih baik seperti biasa.” heran!

Boss sebenarnya akhir-akhir ini tidak bergairah untuk mengurusi masalah perusahaan, semua masalah diserahkan kepada dia, sibuk hingga rasanya ingin terbang.

Senyuman di wajah Yuni datar, dia perlahan-lahan berbicara: “Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu, Andrea, Candra sedang punya masalah apa?dia akhir-akhir ini sangat aneh.”

“Boss….Dia akhir-akhir ini tidak punya masalah apapun…….”Asisten Andrea ragu sejenak, dia belum melanjutkan perkataannya.

Lagipula ini adalah masalah Boss dia, dia tidak berani ikut campur sembarangan.

Yuni berpikir, lalu berkata: “Andrea, kamu tahu tidak, dia akhir-akhir ini setiap tengah malam bangun untuk merokok, aku tidak tahu terjadi masalah apa hingga membuat dia insomnia, begitu kacau, jika dibiarkan terus seperti ini, tubuhnya pun bisa nge-drop, aku tahu kamu sedang mengkhawatirkan apa, tetapi aku ini adalah istrinya, masalah dia adalah masalahku juga, kamu tidak seharusnya menyembunyikannya.”

Sekali dua kali, Yuni tidak begitu memperhatikannya, hampir satu minggu, Candra Gail masih tetap seperti itu.”

Dia tidak bicara apapun, Yuni justru merasakan kekacauan dan kekecewaan Candra Gail, sangat jelas terlihat adalah gejala suasana hati yang runtuh.

Dia sebelumnya juga pernah mengalaminya.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu