After Met You - Bab 331 Tak Berapa Hari Dia Telah Mati Di Penjara

“Direktur Leon, nanti main golf bareng……”

Ivan Lim yang sedang menggandeng direktur perusahaan, Direktur Leon,sambil berjalan ke arah pintu, sambil berbicara kepadanya.

Belum sempat Direktur Leon menjawab, dia mendadak telah ditahan oleh seseorang.

Orang Asisten Andrea yang tinggi tegap telah menghadangnya, perlu menunduk agar bisa melihat Ivan Lim dengan jelas.

Dia menundukkan kepala, berkata dengan ekspresi yang dingin: “Tuan Ivan Lim,boss kami mencari”

Selesai berkata, dia mengedipkan mata kepada pria di belakang.

Kemudian pria yang berada di belakangnya segera berjalan ke hadapannya Ivan Lim lalu berjalan ke arah Candra Gail.

Sangat cepat sudah berjalan di depan pintu.

Asisten Andrea berjalan masuk terlebih dahulu, kemudian berkata: “Boss, orangnya sudah datang.”

“Masuk.”

Candra Gail sedang menunduk sambil melihat ponselnya, juga tak tahu apa yang sedang dilihatnya, tampaknya sangat fokus.

Beberapa detik kemudian, dia meletakkan ponselnya, kemudian mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu: “Kalian semua keluarlah.”

Asisten Andrea sedikit bingung, hal sepenting apa yang akan dibahas boss dan Ivan Lim?

Meskipun dalam hati ia berpikir demikian, namun ia tetap tidak memiliki keberanian untuk bertanya, setelah menyuruh orang untuk mengantarkan Ivan Lim ke sofa, lalu mereka semua keluar.

Setelah kawanan Asisten Andrea keluar, dalam ruangan hanya tersisa Candra Gail dan Ivan Lim berdua.

Candra Gail berjalan menghampiri, melihat Ivan Lim yang sudah mabuk seperti ini, dengan pelan ia berkata: “Ivan Lim.”

Ivan Lim sudah 80% mabuk, sisanya masih sedikit sadar dan membuatnya dia mengenali orang yang sedang berada di hadapannya adalah Candra Gail.

“Can……kk!”

Setelah ia cegukan baru bisa berkata dengan jelas.

“Candra Gail!”

Melihat hal ini, Candra Gail langsung memandang rendah dan berkata: “Masih bisa memanggil namaku, kelihatannya kamu masih sadar, kalau begitu, jelaskanlah apa yang terjadi.”

“Ha......hal......apa?”Ivan Lim duduk di atas sofa, menatap dengan menyipitkan mata.

Candra Gail menyeringai, membalikkan tubuh dan bersiap untuk mengambil seember air dingin, lalu langsung menuangkan seluruhnya ke tubuh Ivan Lim.

“Bang!”

Ember dilemparkan keluar, ekspresi Candra Gail menjadi sangat dingin, suaranya juga sedingin es: “Mengenai kasus pemerkosaan, kasus kematian Sandi Gail yang hilang!”

Ivan Lim yang barusan di siram air dingin dari kepala sampai kaki, kini sudah sadar sepenuhnya.

Dia menatap Candra Gail dengan ketakutan, lalu berkata dengan panik: “Apa gunanya membahas itu, kasus itu sudah berlalu cukup lama, ini......”

“Boom!”

Candra Gail tidak ingin mendengar omongan kosongnya, ia langsung menendangnya sampai turun dari sofa dan kemudian menginjak jari tangannya.

Segera, dia menatap Ivan Lim kemudian bertanya dengan tidak sabar: “Pikirkan dengan jelas terlebih dahulu sebelum menjawab, namun kamu memiliki batas waktu, lagian, kamu memiliki sepuluh jari, pelan-pelan juga tidak apa-apa.”

Dahi Ivan Lim sudah mulai mengeluarkan keringat, menjawabnya dengan terbatah-batah: “Apa......apa yang ingin kamu lakukan!”

Candra Gail tidak menjawab, hanya menginjak dengan penuh tenaga.

“Krek……”

“Ah!”

Segera, Ivan Lim langsung merintis di dalam ruangan.

Ivan Lim awalnya bukanlah orang yang memiliki alasan, namun karena sudah disiksa seperti itu oleh Candra Gail, langsung mengalah: “Aku, aku mengatakan yang sejujurnya......”

Meski sudah mendengarkan dia yang berkata demikian, Candra Gail masih tetap menginjakkan kakinya di atas tangannya dengan begitu mengancam.

“Malam itu di acara amal, semua orang Malaysia yang bereputasi pun semuanya pergi, aku tidak tahu masalah Yakob dengan Sandi Gail itu, saat aku pergi ke tempat kejadian, sudah ada orang lain yang disana, Sandi Gail juga posisinya sudah mati.”

Mungkin karena terlalu takut, perkataan Ivan Lim diucapkan dengan sangat cepat.

Seperti takut kalau pelan sedetik saja sudah akan dilenyapkan jarinya oleh Candra Gail.

Dia teringat waktu itu Yunus Lim mengatkaan bahwa Yuni Lim mau menginvestigasi ulang masalah waktu itu, tak disangka dia membiarkan Candra Gail untuk mengurusnya.

Candra Gail sangat tidak puas akan perkataan Ivan Lim, kesabarannya sudah mencapai batas, dia mengangkat kakinya hingga mengaitkan jari Ivan Lim ke atas, lalu menghantam ke sisi lainnya: “Aku ingin mendengarkan kebenarannya.”

Terdengar suara “Kreak” patahan tulang, kemudian Ivan Lim berteriak.

“Ah!”

Sakitnya hingga membuatnya berkerut, menatapnya dengan benci: “Aku......aku......mengatakan yang sebenarnya!”

Candra Gail sedikit mengerutkan alisnya.

Kelihatannya Ivan Lim sedang tidak berbohong.

Namun, tidak seharusnya.

Kalau bahkan Ivan Lim pun tidak tahu hal dalam, jadi, siapa yang tahu?

Candra Gail mencondongkan matanya, lalu bertanya lagi: “Bagaimana dengan orang Yakob?”

“Dia......dia......”meskipun Ivan Lim hampir pingsan karena sakitnya itu, namun masih ingat Yakob, yaitu ayah mertua Candra Gail.

Matanya yang melihat ekspresi Candra Gail telah menjadi dingin, Ivan Lim dan berkata: “Dia sudah lama mati, ketika ia ditahan, beberapa hari setelah itu dia mati!”

Setelah itu, Ivan Lim merasa atmosfer mulai mendingin.

Candra Gail tidak berkata, bahkan dia tak berani untuk menghela nafas.

Ivan Lim menatap Candra Gail dengan ketakutan, berkata dengan gemetaran: “Ka......kamulah yang menyuruhku mengatakan yang sebenarnya......”

Waktu itu, semua bukti mengarah kepada Yakob, dia lah yang memerkosa, kematian itu juga, kasus ini diselesaikan sangat cepat, keputusan juga dijatuhkan dengan cepat.

Waktu itu dia juga merasa sedikit aneh, biasanya Yakob akan mengutus orang, tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu.

Namun, dia sangat senang akan keputusan terhadap Yakob, lagipula dengan Yakob yang tidak ada, dia lah satu-satunya penerus Perusahaan Keluarga Lim.

Candra Gail menatap Ivan Lim beberapa saat dengan dingin, lalu langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.

Asisten Andrea membawa beberapa bawahan untuk menjaga di depan pintu, melihat Candra Gail yang berjalan keluar, beberapa orang langsung menunduk hormat kepadanya.

“Sudah selesai.”

Selesai berkata, Candra Gail langsung pergi.

……

Saat dia pulang ke rumah, hari sudah subuh.

Dia kembali ke kamar terlebih dahulu untuk melihat Yuni Lim.

Sebelum naik, dia mengambil segelas air hangat.

Yuni Lim memiliki kebiasaan untuk bangun di tengah malam untuk minum air.

Dia sudah berjalan hingga pintu kamar, membuka lampu, lalu melihat selimut yang berada di atas kasur bergerak-gerak, lalu Yuni Lim bangun dan duduk di atasnya.

Candra Gail mengerutkan bibirnya, kemudian menuangkan air dan membawanya, lalu duduk di samping kasur dan menyodorkan air itu di sisi mulut Yuni Lim.

Yuni Lim melihat dia yang meminum habis satu gelas air, melirik Candra Gail dan bersiap untuk tidur lagi.

Dia menarik dan menutupi diri dengan selimut, kemudian bergumum: “Kamu mau pergi lagi?”

Dia hanya melihat pakaiannya, mengira dia akan pergi keluar untuk menyelesaikan masalah di tengah malam dan malah lupa kejadian sebelumnya bahwa dia telah menguncinya di kamar mandi.

“Hm.”

Candra Gail meresponnya, lalu meletakkan gelas di samping, wajahnya yang tanpa ekspresi menunjukkan sedikit perubahan.

“Yuni Lim, ada hal yang……”

Candra Gail terdiam, lalu mendorongnya dengan pelan: “Bangun dulu sebentar, ada hal yang ingin kubicarakan.”

Akhirnya, orang yang berbaring di kasur sama sekali tidak bergerak.

Begitu saja langsung tidur?

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu