After Met You - Bab 229 Buta adalah Suatu Penyakit

Mendengar ini, Candra Gail, melihat kembali ke Ferry, "Kamu tidak perlu memprovokasi aku, itu tidak baik untukmu."

Setelah selesai berkata, dia berjalan keluar menuju pintu.

Ferry mendengus dan berkata, "Memprovokasimu? Apakah perlu? Apakah kamu tahu sudah berapa tahun dia menyukaiku? Mengerti apa itu persahabatan masa kecil yang berkesan yang sulit dilupakan?"

Ketika dia tertawa, Candra sudah membuka pintu bangsal.

Yuni pernah ketakutan sewaktu ditinggalkan sebelumnya, dan dia tahu bahwa dia tidak akan dapat malarikan diri, jadi dia bersandar didinding disamping pintu dan menunggu Candra.

Jadinya, ketika pintu bangsal dibuka, dia tidak merasakan amarah dari Candra, dan yang langsung terdengar adalah kata-kata dari Ferry ini.

Persahabatan masa kecil yang sulit dilupakan?

Kenapa tuan tidak pergi berakting saja?

Apakah maksud dari kata-kata ini?

Yuni mencibir di lubuk hatinya, dan muka tak tahu malu ini benar-benar bisa menular.

Dia bergegas melewati Candra dan masuk ke bangsal: "Apa yang barusan kamu katakan? Aku tidak jelas mendengarnya, tolong diulangi lagi."

Ferry memandangi Yuni, yang tiba-tiba muncul di bangsal, dan memperlihatkan kemarahan di wajahnya, dan bahkan bicarapun menjadi gagap.

"Yuni? Kenapa kamu bisa datang?"

Wajah Ferry menjadi berubah dan merasa bersalah dalam hati nuraninya.

Yuni menatap Ferry dengan tatapan dingin, seperti melihat buah persik yang merekah yang tertutup es dimatanya.

Aku benar-benar minta maaf jika selalu menimbulkan salah paham padamu sampai sekarang karena aku pernah dibuat terpana olehmu sebelumnya, tetapi....

Yuni tanpa berpikir panjang langsung saja menerobos ke bangsal dan tidak memperhatikan perasaan Candra.

Seharusnya dia marah, ya kan.

Yuni berpikir begitu, jadinya dia berapi-api.

Tetapi melihat wajah Ferry yang masih memutih, dan dia berkata, "Aku tidak buta sekarang. Buta adalah suatu penyakit. Aku sudah sembuh. Jangan khawatir. Aku tidak akan tertarik padamu lagi. Aku harap kamu jangan salah paham lagi kepadaku."

Yuni selesai berbicara, mendesah pelan di lubuk hatinya, dia merasa dirinya sangat setia!

`

"Kamu baik-baiklah beristirahat, di rumah ada anjing, kita pulang dulu."

Sebelumnya aku pernah tinggal di keluarga Su selama satu malam, setelah aku kembali, Sapi tidak hanya membongkar rumah, tetapi juga buang air kecil di mana-mana! Benar-benar tidak tahan!

Jadi dia telah mengajarinya menggunakan toilet dalam beberapa hari terakhir, dan dia harus tetap mengawasinya setiap saat.

Alasan utamanya adalah tidak ingin dia tinggal disini lagi.

Dia berpikir dia adalah seorang yang ganteng dan berbudi luhur, tetapi ternyata dia adalah penjahat yang menjijikan, benar-benar menjadi masalah dihati.

“Tapi kamu tidak dapat menyangkal bahwa kamu menyukaiku!” Ferry sangat marah sehingga dia menggertakkan giginya.

Yuni mengucapkan kata-kata ini di hadapan Candra, sama saja dengan menampar wajahnya.

Terlihat, wajah Yuni mengembangkan sebuah senyuman.

Dia tertawa sinis, "Aku tidak menyangkalnya, aku pernah berkata dimasa kecil bahwa aku akan menikah dengan ayahku setelah besar nanti. Itu hanya kekanak-kanakan. Tetapi sekarang kita semua sudah dewasa. Makanan boleh sembarangan dimakan, tetapi bicara tidak boleh sembarangan."

Yuni mengangkat dagunya, dan wajahnya yang cantik penuh daya tarik.

Mata Ferry tiba-tiba meredup, seperti tumpukan api unggun yang terbakar, hanya menyisakan abu.

Yuni melihat ini, alisnya terangkat, tetapi dia hanya berbalik dan melangkah pergi.

Ferry benar.

Pertemanan dimasa kecil, sudah dinikmatinya sejak lama.

Hanya tinggal kenangan.

Seorang lelaki yang sudah memandang rendah ayahnya, berarti juga merendahkan dia, dan berniat memaksanya untuk menunjukkan kekuatannya didepan orang lain, dia tidak pernah merasa itu keterlaluan.

Yunus Lim juga tidak berbeda.

Ketika dia masih kecil, dia menaruh harapan kepada Yessica Lim dan Yunus Lim.

Bagaimanapun, harapan ini, bertahun-tahun sudah dikecewakan, telah lama terkikis habis. Sekarang, tidak masalah seberapa besarpun masalah yang keterlaluan yang mereka lakukan, dia tidak akan lagi merasa sedih.

Ya, Fery juga sama.

Candra Gail, setelah dia masuk, membanting pintu dan pergi keluar.

Yuni keluar dan menutup pintu dengan tangannya. Dia memandang Candra Gail dan berkata, "Ayo pergi ..."

Candra Gail mendengar keragu-raguan dalam suaranya. Dengan segera dia mengulurkan lengannya yang panjang dan dengan telapak tangannya menekan belakang kepalanya, berusaha menarik Yuni kepelukannya.

Candra Gail menekan tangannya kebelakang kepala Yuni, menyisir rambut panjangnya, merangkul pinggangnya sambil berjalan menuju lift.

Langkahnya besar, tetapi kecepatannya sangat lambat, tampaknya mengimbangi langkah Yuni.

Yuni menoleh dan melihat bahwa dia tidak memiliki ekspresi di wajahnya, dan tidak bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan.

Ketika keduanya keluar dari rumah sakit, mereka berpapasan dengan Yessica Lim.

Yessica membawa sebuah termos tahan panas dan mengenakan mantel merah muda, tetapi karena kekurusannya, dia terlihat tidak berbentuk meskipun mengenakan desain merk terkenal.

Yessica juga dapat melihat dua orang yang berjalan mendekatinya.

Mimik mukanya berubah dan melangkah datang mendekat deangan bunyi sepatu hak tinggi yang nyaring dilantai.

"Kalian datang buat apa!"

Dia bertanya pada Yuni dan Candra Gail dengan suara yang nyaring dan matanya penuh kecurigaan.

“Ini rumah sakit, bukan rumahmu, mengapa kita tidak boleh datang?” Yuni meliriknya, menyeringai, dan menatapnya sambil tersenyum.

Yessica mendengus, "Kalian sebaiknya jangan bertindak sesuka hati!"

Dia mengangkat kepalanya dan tampak bangga, seolah-olah dia sudah mengendalikan mereka.

Mata Yuni tiba-tiba terlintas sesuatu.

Penampilan Yessica, itu pasti karena Yunus belum memberitahunya apa yang telah terjadi kemarin.

Faktanya, dia tahu bahwa tindakan Candra Gail pada hari itu telah menyebabkan kecurigaan Yunus. Meskipun identitas Candra telah dirahasiakan, dia merasa bahwa jika Yunus berniat melacaknya, itu pasti tidak sulit.

Jika tidak berhasil dilacak, dengan ketajaman dari Yunus pasti juga akan diketahuinya.

"Kami tidak pernah bertindak sesuka hati, harap kamu juga sama."

"Hmm!"

Yessica mencibir dan melihat Yuni dan Candra seolah-olah seperti sedang melihat benda yang menjijikkan, tidak disukai dan dipandang rendah.

"Kamu sebaiknya cepat bergegas pergi melihat Ferry, jika sudah terlambat ..."

Perkataan Yuni terhenti sampai disini.

Wajah Yessica menjadi memutih. Dia hanya menatap mereka sesaat, dan kemudian berkata, "Jika terjadi sesuatu kepadanya, aku tidak akan melepaskanmu, " Dengan segera dia bergegas menuju lift.

Melihat lift belum turun, dia langsung pergi ke sisi lain dan naik lewat tangga.

Yuni melihat adegan ini dan merasa sedikit terkejut dihatinya.

Tasya benar, perasaan Yessica terhadap Ferry benar-benar mendalam.

Jika tidak, tidak mungkin dia berpura-pura menjadi begitu gugup.

Alasan lain adalah orang seperti Yessica selalu berprasangka buruk menilai orang lain.

Yessica sampai di lantai sepuluh dan pergi ke bangsal Ferry, dia sudah lelah setengah mati.

Dengan langkah lunglai dia berjalan sampai kesisi tempat tidur, dan berkata setelah berhenti lama, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu