After Met You - Bab 20 Aku Tak Akan Kesana, Kamu Yang Harus Kesini

Yuni terpaku: "kamu....."

"Makan dulu, kalau tidak nanti sayurnya dingin." Ekspresi senyuman di wajah Candra tak berkurang sedikitpun.

Yuni tidak percaya lalu menggelengkan kepalanya : "Siapa yang sudah di manfaatkan tapi masih bisa merasa terhormat?"

"Itu juga mau lihat siapa yang memanfaatkan ku, dan terlebih, balasan yang di dapat juga terlalu indah....." Candra menatap Yuni dengan sungguh-sungguh.

Dalam sekejap muka Yuni memerah.

.......

Di kamar hanya ada satu tempat tidur, mereka berdua hanya bisa tidur bersama di satu tempat tidur.

Mungkin karna dahulu Candra pernah menyatakan sebuah perasaan yang hampir sama dengan menyatakan perasaan cinta kepadanya, perasaan Yuni perlahan mulai berubah.

Ia berbaring di atas tempat tidur, mendengar suara air dari dalam kamar mandi, hatinya menjadi sedikit gugup.

Dengan cepat, suara air dari dalam kamar mandipun berhenti.

Yuni menahan nafasnya, dengan gugup ia menutup matanya.

Selain terhadap itu yang baru pertama kali dan ia tak ada pengalaman apapun, terlebih lagi ia juga tak pernah tidur di satu tempat tidur bersama dengan seorang lelaki.

Suara "tek" terdengar, lampu kamar di matikan, separuh dari tempat tidur tertekan ke bawah, ia tau, Candra sudah berbaring di atas tempat tidur.

"Apakah aku begitu menakutkan? kamu tidur jauh sekali?"

Suara Candra yang halus mengalir ke telinganya, sekujur tubuh Yuni bergetar, dengan tubuh yang kaku lalu pura-pura tidur.

Lalu, lelaki yang selalu menunjukan kesabarannya kepada Yuni, tiba-tiba menggeser badannya mendekati ia, selanjutnya, selimut yang ia tutup sampai ke bagian atas kepala di tarik oleh Candra.

Tangan yang hangat memegangi lengannya, dengan sedikit berusaha, ia membawa seluruh tubuhnya kedalam pelukannya.

Di dalam kegelapan, ia melihat tak dapat melihat wajah Candra sedikitpun, hanya dapat merasakan hembusan nafas di atas kepalanya, terasa tenang dan ringan.

Yuni terkaku dan mengeras bagaikan sebuah batu.

Satu detik, dua detik......

Beberapa lama berlalu, lelaki yang memeluknya tersebut tidak melanjutkan gerakannya.

Yuni perlahan merelaxkan badannya, dan pada saat itu, tangan besar yang memeluk bagian pinggangnya mulai bergerak, dengan reflek Yuni mengarahkan tangannya ke bagian dada lalu menarik keluar tangan Candra.

Akhirnya, tangan Candra yang sebelahnya dengan erat menggenggam tangan Yuni, nafasnya berat dan suaranya yang penuh penekanan: "jangan gerak."

Yuni secara tidak sadar merasa perubahan di tubuhnya, ia pun mulai merasa gugup: "le, lepaskan aku."

"Tak akan." Nafas Chandra menjadi berat kembali beberapa menit, lalu mendorong kepalanya dan mencium Yuni.

Kedua bibir mereka bertemu, Yuni menggelengkan kepala bermaksud menolak, akan tetapi karena kedua tangannya telah di genggam kuat oleh Candra, ia sama sekali tak mendapatkan kesempatan untuk berkutik.

Candra menciumnya semakin dalam, mengikuti naluri seorang pria dan membalikan badannya ke atas, tanngannya yang turun kebawah mengikuti lekuk tubuh Yuni.....

Yuni tiba-tiba saja tersadar, dengan sembarang ia mendorong lelaki gila tersebut, lalu memeluk bantal dan menekukkan tubuhnya kearah sudut dinding.

Candra terpaku sejenak, ia telah di tolak oleh seorang perempuan, hatinya pun menyimpan sedikit ketidak puasan.

Suara Yuni yang lemah pun terdengar: "Kamu gak boleh ke sini."

"Aku tak akan kesana, kamu sendiri yang ke sini."

Candra yang sedang menahan hasratnya membuat suaranya berbeda dari biasanya, akan tetapi juga di iringi dengan rasa bingung, setelah mendengar perkataannya wajah Yuni semakin panas dan memerah: "Ka.. Kamu, bukannya kamu bilang mau seumur hidup bersamaku? aku sekarang belum ingin begitu.... Kejadian yang sebelumya itu adalah kecelakaan.

Yuni berkata dengan terbata-bata, suaranya seperti orang gagap.

Candra hampir saja tertawa mendengarnya, membayangkan ia yang biasanya selalu menunjukkan raut wajah yang dingin, ia menahan deru di dalam hatinya, ada sedikit malu dan juga aneh.

Mau gila, kalau di pikir-pikir lagi, Candra bisa tambah merasa tidak enak.

"Baiklah, aku tak akan berbuat apapun, kamu kemari, tidur ke sini, kalau tidak nanti terjatuh gimana." Candra menghaluskan suaranya lalu membujuknya.

Setelah mendengar perkataan Candra, Yuni menggeserkan tubuhnya sedikit lalu berhenti.

Candra di buat kehabisan kesabaran oleh gerakannya yang sangat pelan tersebut, dengan cepat ia menjulurkan tangannya lalu menarik Yuni ke sampingnya, menggenggam tangannya yang lembut dan mengarah ke suatu tempat..........

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu