After Met You - Bab 281 Ini Adalah Rumah Kita

Syaraf Yuni Lim di bius oleh alkohol, saat ini kesadarannya menjadi tidak jelas.

Dalam setengah sadar, dia kembali ke dua tahun lalu, hari dimana dia terbangun di rumah sakit.

Suster memberitahunya, kalau anaknya sudah tidak ada.

“tidak…”

Candra Gail menjadi tegang, segera duduk, menunduk melihat kesadaran Yuni Lim, lalu memanggilnya dengan suara kecil: “Yuni Lim?”

“anak….”

Wajah Yuni Lim penuh dengan kesakitan, entah apa yang dia gumamkan, alisnya berkerut, membuat orang tidak tega.

Candra Gail memijat alisnya, tetapi alis dia juga ikut berkerut.

Mengulurkan tangan dan memeluk dia ke dalam pelukannya, menundukkan kepala mendengar apa yang dia bicarakan, tetapi dia tidak lagi membuka mulutnya, tangan besarnya mengelus pundaknya, dia baru bisa berhenti.

Beberapa saat kemudian, dia mendengar napasnya yang teratur.

Baru tahu kalau dia sudah tertidur, baru menaruhnya.

Hanya saja, sebenarnya hal apa yang membuat dia sesakit itu

Dari luar terdengar sapi menggonggong.

Candra Gail berjalan membuka pintu.

Berjongkok, lalu mengelus kepala Sapi, dengan kecil berkata: “patuh sedikit, dia sudah tertidur, turun.”

Sapi sepertinya dapat mengerti, membalikkan badan dan pergi, melenggokkan pantatnya dan turun.

……

Saat Yuni Lim terbangun, kepalanya seperti sudah mau meledak.

Setelah bangun dari mabuk adalah hal yang paling menderita.

Dia membalikkan badan dan terduduk, saat tidak sengaja memutar kepalanya, dia melihat sebuah gambar kartun.

Dua tahun yang lalu, yang di gambar oleh Candra Gail.

Saat Candra Gail menggambar, semuanya adalah kualitas yang bagus, jadi gambar itu tidak terlihat jejak pudar sedikit pun, justru seakan baru digambar.

Saat dia sedang melamun, pintu itu di dorong dari luar, mengeluarkan bunyi “cetek”.

“kalau sudah bangun turunlah sarapan.”

Candra Gail memakai setelan jas, pandangannya tertuju ke arah baju tidur Yuni Lim yang berkerah v itu, saat dadanya bergoyang, pandangannya beralih.

Bajunya yang besar, juga tidak bisa menutupi tubuhnya yang indah itu.

Yuni Lim melihat pandangan Candra Gail, mukanya menjadi dingin, dengan segera berbalik badan, suaranya yang dingin berkata: “atas dasar apa kamu membawaku ke rumahmu!”

“ini adalah rumah kita.”

Candra Gail mengucapkan kalimat itu, juga tidak banyak menjelaskan, lalu berbalik badan dan turun.

Yuni Lim mendengar pintu tertutup, dengan segera menutup kakinya.

Melihat sekilas ke arah pintu, lalu pandangannya berubah menjadi jijik.

….

Pakaiannya yang kemarin sudah tidak bisa dipakai.

Dia tidak tahu bagaimana hubungan Candra Gail dan Hanna Gu beberapa tahun ini seperti apa.

Saat dia melihat lemari pakaiannya, bajunya masih tetap berada di tempat yang sama tidak bergeser sedikit pun, sesaat merasa tercengang.

Dia mengambil satu pakaian untuk dipakai, merasa bajunya sedikit kebesaran.

Dua tahun ini, pantas saja selalu mendengar Niko Feng mengatakan kalau dia kurusan, ternyata memang kurus sangat banyak.

Dia berjalan dari lantai atas, melihat ke arah meja makan, langsung berjalan ke arah pintu utama.

Siapa yang mau sarapan dengannya!

Yang dia ucapkan, apakah dia harus mendengarnya?

Ini juga bukan jaman kerajaan!

Tetapi saat Yuni Lim berjalan ke pintu besar, menyadari kalau Candra Gail sudah menunggu di sana, raut wajahnya langsung berubah menjadi masam.

Wajah perempuan itu segera menjadi berhati – hati, bersiap – siap untuk melarikan diri dari Candra Gail, dan langsung pergi.

Dan yang membuatnya tidak menyangka adalah, Candra Gail tidak menahannya, tetapi justru mengucapkan sebuah kalimat yang membuat Yuni Lim tidak tenang.

“masih ingat ucapan yang kamu katakan saat mabuk?”

Raut wajah Yuni Lim berubah menjadi masam.

Dia teringat dulu saat berada di kota J, di hari kedua saat dia bangun dari mabuk, Niko Feng masih sengaja membawanya keluar jalan – jalan.

Setelah itu dia baru tahu kalau, Niko Feng mendengar dia mengungkit masalah anak saat mabuk, makanya sengaja menghiburnya.

Tetapi, anak memang masalah di hatinya.

Begitu Yuni Lim terpikirkan dirinya yang kemarin mabuk, juga mengungkit masalah anak, bulu kuduknya langsung berdiri.

Tahun itu, Candra Gail tidak percaya kalau anak itu adalah anak dari perempuan itu….

Yuni Lim dengan terpaksa tersenyum: “ucapan orang mabuk, siapa yang bisa mengingatnya, justru kamu, mengapa begitu perhitungan?”

Mata Yuni Lim sekilas tersirat kebencian, Hanya saja langsung ditutupinya.

Tetapi Candra Gail memperhatikannya.

Dia tidak lagi menahan Yuni Lim.

Dia juga hanya bertanya dengan iseng, tidak disangka kalau reaksi Yuni Lim sebesar itu.

Kelihatannya, ada masalah di tengah – tengah ini.

Candra Gail melihat arah Yuni Lim yang sedang pergi, mengeluarkan ponsel dan menelepon Andrea: “periksa lagi masalah tahun itu dengan teliti.”

Tahun itu, sebenarnya ada masalah apa yang tertinggal olehnya?

……

Yuni Lim sudah berjalan sangat jauh, baru memesan taksi.

Sebelum naik mobil, dia melihat ke arah belakang, memang benar Candra Gail tidak mengejarnya, dia baru masuk ke dalam mobil.

Dia melaporkan alamat apartemennya, lalu bersandar ke jendela.

Tetapi tidak lama kemudian, mobil sudah berhenti.

“nona, sudah sampai!”

Sopir itu dengan baik hati mengingatkannya, saat memutar kepalanya melihat perempuan cantik yang sudah menangis dipenuhi air mata.

Sopir itu menghela napas, memberikannya dua helai tisu: “nona, jangan bersedih, orang kaya seperti mereka, tidak ada yang tulus, kamu masih begitu muda dan cantik, mencari pasangan, punya harta atau uang tidak begitu penting, yang penting adalah merasa sayang.”

Karena Yuni Lim keluar dari arah Villa Maya, orang yang tinggal di sana sangat kaya.

Ditambah lagi sopir itu melihat dia yang dipenuhi air mata, mengira dirinya sudah di tinggalkan oleh lelaki kaya, baru menghiburnya seperti itu.

Yuni Lim pelan – pelan mengelus wajahnya, baru merasa dirinya sudah dipenuhi air mata.

Dia menundukkan kepala, mengambil tisu yang diberikan oleh sopir itu, membayar uang taksi, lalu dengan buru – buru mengucapkan “terima kasih”, dan dengan segera turun dari mobil.

Sayang?

Candra Gail dulu juga sangat menyayanginya.

Tetapi, lelaki itu tidak menyayanginya hingga akhir.

Kakeknya lebih penting daripada dia, lelaki itu juga percaya pada dirinya sendiri, juga tidak percaya padanya.

Sudah sampai tahap ini, bahkan untuk membencinya, menyalahkannya saja tidak punya keberanian.

,,,,,,

Yuni Lim kembali ke apartemen dan membuat sesuatu yang sederhana untuk dimakan, lalu tertidur.

Saat setengah ketiduran, ada panggilan masuk dari Niko Feng.

“Paman.” Yuni Lim melihat panggilan masuk dari Niko Feng, langsung bangun terduduk.

Suara Niko Feng masih hangat dan jernih seperti dulu: “Yuni, bagaimana keadaan Yanyue media?”

Yuni Lim tertawa: “semuanya sangat baik, aku sudah punya pertimbangan, kamu jangan mengkhawatirkan aku lagi, waktu itu menyuruhmu pergi periksa ke rumah sakit, apakah sudah pergi periksa?”

Hidup bersama dengan Niko Feng selama dua tahun, lelaki itu sudah membantunya sangat banyak, orang sedingin apa pun, juga akan dibuat tersentuh olehnya.

“sudah tahu, nanti aku akan pergi.”

Begitu Niko Feng menyelesaikan bicaranya, langsung terdiam, memberikannya kesan untuk dia bisa berbicara semaunya.

Yuni Lim memegang bibirnya: “masalah lain, aku juga punya pertimbangan sendiri, kamu perhatikan kesehatanmu, jika ada waktu aku akan kembali melihatmu.”

“iya.”

Dua orang itu berbicara beberapa kalimat, lalu menutup teleponnya.

Niko Feng yang berada di Kota J mematikan teleponnya, matanya seakan sedang mempertimbangkan sesuatu.

Lalu memanggil bawahannya, dengan suara berat memerintah: “jika ada yang memeriksa masalah Yuni Lim, lakukan semua cara untuk menyembunyikannya dengan rapat.”

“baik.” Bawahan itu menerima perintah dan langsung pergi.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu