After Met You - Bab 490 Tidak Mengadakan Pernikahan Secara Formal

Mendengar perkataannya, ekspresi Yuni Lim sedikit berubah.

Candra Gail memberitahu Kakek Marco?

Hanya saja, kegelisahan dalamnya juga hanya sementara waktu, dipikir-pikir, Kakek Marco juga satu-satunya keluarga Candra Gail yang ada di dunia, tentu, kecuali Ferry Goh itu tidak termasuk.

Demikian, masuk akal juga jika Candra Gail mengundang Marco Gail.

Namun, bagi Yuni Lim, dia masih sedikit berselisih dengan Marco Gail.

Lagipula, masalah waktu itu, kebanyakan karena Marco Gail.

Namun, dalam lingkup yang besar, selain dia dan Candra Gail yang telah berpisah selama dua tahun, hati sendiri telah terluka karena kesalah pahaman pada Candra Gail, lainnya......sepertinya tidak ada lagi.

Yuni Lim berjalan menuju aula.

Sesampainya di sana, Candra Gail berkata: “Aku ke ruangannya dulu untuk melihat-lihat, kamu beristirahat dulu dengan Gilbert.”

“Hm.” Yuni Lim menjawab, lalu membawa Gilbert untuk beristirahat, awalnya dia juga tidak suka untuk menghadapi hal seperti ini.

......

Baru saja dia duduk untuk beristirahat bersama Gilbert, Tasya dan Alex Paige masuk.

“Yuni Lim!”

Suara Tasya terdengar, Yuni Lim pun melihat ke arah pintu.

Tasya memakai terusan hari ini, tampaknya itu dipesan sendiri, dia memakai riasan yang cantik.

Bertemu dengan temannya, Yuni Lim merasa sangat senang, tersenyum dan berkata: “Kalian sudah datang.”

Alex Paige menyapanya, lalu berada di samping dan bermain dengan Gilbert.

Dia berjalan menghampirinya, melihat tangan Gilbert ada sekotak susu, dia menancapkan sedotan ke dalam namun tidak bisa.

Alex Paige berjongkok di hadapan Gilbert lalu berkata kepadanya: “Bolehkah paman minum sedikit, mari paman bantu bukain.”

Gilbert Lin memiliki sedikit kesan terhadap Alex Paige, seperti mengerti maksudnya, dia menyodorkan susu itu kepadanya: “Minum.”

Setelah Alex Paige membukanya, dia memberikannya kepada Gilbert, lalu Gilbert meminumnya, melihat Alex Paige yang masih menatapnya, dia memberikannya kepada Alex Paige.

Alex Paige tidak segan, langsung meminumnya.

Melihat pemandangan ini, tak kuasa Tasya berkata: “Lihat lah sudah betapa besar dirinya, masih saja merebut susu anak kecil.”

Yuni Lim melihat mereka, lalu tersenyum dan berkata kepada Tasya: “Dia hanya menggodanya saja, kamu berpikir begitunya terhadapnya?”

Tasya mendesah, Yuni Lim duduk di samping.

Dia seperti terpikir sesuatu, lalu berkata: “Kalian mendadak mau mengadakan perayaan ulang tahun terhadap Gilbert, kenapa tidak bilang terlebih dahulu, aku tidak menyiapkan apapun, bahkan pakaianku pun mendadak beli, juga tidak melihat di toko lain lagi, tak tahu apakah rugi aku membelinya.”

Bagaimana Yuni Lim harus mengatakannya?

Dia ingin mengatakan, sebenarnya dia juga beberapa hari yang lalu baru tahu?

Hanya saja, perkataan seperti ini, tentu tak bisa dikatakannya.

“Karena terlalu sibuk, kemarin aku baru pulang dari perjalanan bisnis, mengenai perayaan ulang tahun Gilbert, semuanya dia yang melakukannya.” Yuni Lim menjelaskan kepada Tasya.

Alex Paige yang disamping, menggelengkan kepala dan berkata: “Hebat, hebat, Candra Gail ini sedikit aneh, meski kalian telah menikah, namun kalian tidak merayakannya secara formal, namun dia terlebih dahulu mengadakan perayaan ulang tahun untuk anaknya sendiri.”

Yuni Lim terbengong.

Dia sudah lupa bahwa dia dan Candra Gail tidak mengadakan acara pernikahan.

Melihat ekspresi Yuni Lim yang tidak terlalu baik, Tasya menepuk Alex Paige: “Tak ada yang menganggapmu bodoh jika kamu tidak berkata-kata.”

“Apa yang kukatakan tidak salah, masalah ini tidak seharusnya seperti ini, kalau begitu......ah......ss......kenapa kamu begitu......”

“Kalau aku tidak menikah aku juga tidak bisa hidup sendiri, kalau......”

Mereka terus berbicara, sampai membuat keributan.

Gilbert menatap Alex Paige dan Tasya dengan penasaran, lalu tersenyum “haha”.

Yuni Lim tahu mereka itu sedang bergurau, juga tidak berniat untuk membujuk mereka.

Dia sedikit terhuyung, kalau Alex Paige tidak mengungkitnya, mungkin dia tidak akan kepikiran akan hal tersebut.

Kemudian, ponselnya berdering.

Mendengar ponselnya berdering, Gilbert melihat ke arahnya, tangannya sambil menunjuk ke arah tasnya, kemudian berkata: “Hm......telepon......”

Yuni Lim mengelus kepala Gilbert: “Ya, ada orang yang menelepon ibu, Gilbert benar-benar pintar, bahkan hal ini pun kamu mengetahuinya.”

Dia mengambil keluar ponselnya dan melihat, Lukman meneleponnya, tanpa kuasa dia tersenyum.

Dua hari yang lalu, dia mengirimkan Lukman undangan.

Yuni Lim menggendong Gilbert, lalu mengangkat telepon: “Lukman, sudah datang?”

“Aku sudah di ruangannya, hanya melihat Candra Gail, tidak ada kamu.” Suara Lukman sedikit ribut.

Mendengarnya, Yuni Lim bangkit berdiri dan mengantarkan Gilbert kepada Tasya, sambil berjalan sambil berkata: “Aku sedang di ruang istirahat, kamu tunggu sebentar, aku kesana.”

Lukman menjawabnya kemudian menutup telepon.

Orang yang di ruangan itu tidak sedikit, Lukman memakai setelan jas hitam, berdiri dalam kerumunan, juga yang paling mencolok, maka, sangat mudah bagi Yuni Lim untuk menemukan Lukman.

“Lukman.” Yuni Lim memanggilnya.

Lukman membalikkan kepala, saat ingin menyapanya malah terbengong sebentar, lalu berkata: “Yuni Lim.”

“Gilbert masih di ruang istirahat, kamu mau pergi melihatnya? Dia hari ini memakai pakaian formal, sangat lucu.” Dalam benaknya, Lukman seperti ibu mertuanya.

Lukman mengangguk: “Baik, namun, tunggu seorang.”

“Siapa?” Yuni Lim bertanya.

Pas, serang yang danmiliar muncul di hadapan Yuni Lim!

Tanpa diduga......Chyntia Lin!

Karena masalah penglihatan, Chyntia Lin hanya melihat Lukman, tersenyum dan memanggilnya: “Dokter Lukman.”

Saat dia sudah mendekat, dia baru melihat keberadaan Yuni Lim.

Dia terbengong sesaat lalu berkata: “Nyonya Gail.”

“Nona Lin.” Yuni Lim melihat mereka berdua.

Mereka ini......

Sepertinya Lukman tahu apa yang sedang dipikirkan Yuni Lim, lalu menjelaskan: “Nona Lin cukup lama berada di rumah sakit, maka dia ingin jalan-jalan, saya rasa kondisinya juga sudah sangat baik akhir-akhir ini, maka mengajaknya kemari, lagipula, kalian juga saling kenal.”

Yuni Lim mengangguk kepala: “Rupanya begitu.”

Hanya saja, setelah mendengar perkataan Lukman, mata Chyntia Lin menggelap.

Kelihatannya, Chyntia Lin tertarik pada Lukman, namun sepertinya tidak dengan Lukman.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu