After Met You - Bab 134 Aku Akan Memakanmu Jika Kamu Menatapku Lagi

Pandangan Candra Gail mengikuti Hanna Gu yang keluar dari gerbang villa dan masuk ke dalam mobil Alex Paige. Pandangan Candra Gail masih terarah ke sana sampai mobil itu pergi.

Jika ada orang yang menghampiri pria itu, pasti akan menyadari bahwa Candra Gail bukanlah memandangi Hanna Gu, tetapi tatapannya melayang entah kemana.

Teringat akan ucapan Hanna Gu, mata Candra Gail yang hitam, redup selama beberapa menit.

Sekali manusia merasa hidupnya terlalu memuaskan, alam bawah sadarnya langsung melupakan beberapa hal tersembunyi yang mungkin mengalami kekrisisan.

Dan saat ini Candra Gail berada dalam posisi tersebut.

Di samping itu, Yuni Lim yang berada di ruang makan menengok ke kanan dan kiri tapi tidak melihat Candra Gail masuk. Yuni Lim mencebikkan bibirnya sambil berpikir, hal bagus apa yang diberikan.

Yuni Lim jelas tahu Hanna Gu tertarik pada Candra Gail. Begitu akan pergi, wanita itu masih bersikeras diantar keluar.

Hatinya mengelak. Yuni Lim juga berpikir terlalu banyak, juga peduli terlalu banyak.

Dia mengenal Candra Gail sepuluh tahun lebih. Tapi Candra Gail selalu mengelak dari kecurigaannya. Tidak ada perasaan antar pria dan wanita dan juga ada perasaan yang lainnya.

Hati setiap orang selalu ada perasaan yang mendominasi. Berharap di mata orang yang dicintainya hanya ada dirinya, tidak ada orang lain.

Bahkan akan pintar bila pria bisa merasakannya. Yang paling baik adalah tidak memiliki teman wanita sama sekali.

Dalam soal perasaan, wanita dilahirkan dengan perasaan curiga berlebih. Ini adalah hal yang tidak bisa dikontrol oleh para wanita.

Sebentar. Tadi apa yang barusan dia pikirkan? Sayang?

Orang yang dicintai?

Cinta?

Dia mencintai Candra Gail.

Wajah Yuni Lim menjadi memerah malu karena pikirannya sendiri.

Dia selalu berpikir bahwa dirinya menyukai Candra Gail dan enggan meninggalkan sikap baik pria itu padanya dan juga Yuni Lim tidak pernah menaikkan perasaannya pada pria itu sampai ke level dirinya mencintai pria itu.

Harusnya.... cinta....

"Kamu kenapa?" Candra Gail masuk ke ruang makan dan melihat wajah Yuni Lim yang memerah. Pria itu berpikir Yuni Lim sedang tidak sehat

Candra Gail mengerutkan alisnya, dari wajahnya terpancar wajah panik. Candra Gail mengulurkan tangannya menyentuh dahi Yuni Lim lalu mencoba menempelkan ke dahinya.

Tahu bahwa temperatur tubuhnya sama, wajah Candra Gail menjadi santai.

Pikiran Yuni Lim tiba-tiba dihentikan oleh Candra Gail. Gerakan penuh perhatian Candra Gail dalam sekejap langsung meluluhlantakkan hati Yuni Lim.

Setiap wanita ingin selalu dikhawatirkan oleh orang, selalu ingin menjadi seseorang yang ada didalam hatinya.

Dan Candra Gail, hampir memberikan setengah ilusi yang diharapkan oleh para wanita kepadanya.

Tinggi dan tampan, berlatar belakang keluarga yang kaya, bisa memasak dan juga penuh perhatian.

Kecuali temperamennya, semua hal akan pria itu hampir sempurna.

Dan pria sempurna ini adalah suaminya. Dirinya berhak untuk kapan saja merasakan kebaikan pria itu.

Hal ini membuat Yuni Lim merasa sedang bermimpi.

Candra Gail menurunkan pandangannya, pria itu melihat Yuni Lim masih mendongakkan kepala ke atas menatapnya. Wajah wanita itu masih memerah. Walaupun tidak bisa menebak isi hati wanita itu, tapi bisa terlihat jelas tatapan kagum Yuni Lim.

Sebuah ide terpikirkan oleh Candra Gail. Candra Gail mencubit pipi Yuni Lim. Kecuali mata bersinar wanita itu, wajahnya dingin tidak ada ekspresi apapun.

Suara yang keluar terdengar berbeda, "Aku akan memakanmu jika kamu melihatku lagi."

Suara Candra Gail sangat rendah. Terdengar serak. Tatapan matanya membuat orang takut.

Dalam hitungan detik, Yuni Lim hanya merasakan bahwa jantungnya berdegup sangat cepat, seperti menyembunyikan kelinci kecil. Jantungnya melompat sampai membuatnya berdebar-debar.

"Aku apa... kamu...." Yuni Lim menjawab tanpa logika, wanita itu menaikkan dagunya lalu berkata: "Makan saja. Kamu bebas memakannya."

Candra Gail tidak bisa tahan, akhirnya pria itu menyemburkan tawanya.

Lalu senyumnya semakin lebar dan semakin besar, membuat wajah Yuni Lim kembali memerah.

Bagaimana bisa dia seperti ini? Setelah Yuni Lim mengatakan hal itu, bukankah harusnya pria itu langsung menyerangnya?

Apa yang ditertawakan! Apakah selucu itu?!

Apakah dirinya sekarang sudah membuat pria itu terus tertarik?

Jika dipikir, sudah beberapa hari dirinya dan Candra Gail tidak melakukan hal itu....

Cih! Apa yang dia pikirkan. Baguslah kalau pria itu tidak melakukannya. Setiap kali melakukannya, pinggangnya sakit bukan main.

"Apa yang kamu tertawakan?!" Yuni Lim menghempaskan tangan Candra Gail dan dengan dingin menatap pria itu. Yuni Lim menendang kaki Candra Gail lalu berkata: "Lepaskan aku. Aku ingin pergi."

Ketika Candra Gail mencubit wajah Yuni Lim, tangan lain pria itu memegang kursi Yuni Lim, jaraknya semakin dekat dari meja yang diduduki Yuni Lim. Jika Candra Gail tidak melepaskan Yuni Lim, tidak membiarkan Yuni Lim menarik kursinya, wanita itu tidak memiliki cara untuk pergi.

Candra Gail mendengar ucapan Yuni Lim. Pria itu pun menyingkirkan kakinya.

Yuni Lim berpikir bahwa pria itu ingin melepaskannya. Yuni Lim bangkit menyingkirkan kursinya lalu bersiap pergi melewati Candra Gail.

Ketika dia bangkit berdiri, hasilnya kursinya ditarik oleh Candra Gail. Yuni Lim merasakan dua tangan yang besar mencengkram pinggangnya. Tubuhnya dipeluk.

“Ahh——”

Yuni Lim berteriak terkejut. Ketika sadar, tubuhnya sudah dipeluk oleh Candra Gail di atas meja makan.

Meja makan tersebut menyangga tubuh besar Candra Gail, di kakinya. Tubuh pria itu tinggi dan besar, bahkan ketika Yuni Lim duduk dan melihat ke pria itu, Yuni Lim tidak bisa menatap lurus ke arah pria itu. Yuni Lim masih sedikit lebih pendek dari Candra Gail.

Ketika Candra Gail memeluk Yuni Lim untuk membantu wanita itu duduk. Kakinya sudah lepas dari kaki Yuni Lim, tapi pria itu masih berdiri di antara kedua kaki Yuni Lim.

Rok yang dipakai Yuni Lim hari ini adalah rok berkualitas tinggi yang dibuat melalui pesanan khusus. Model rok itu sangat cantik. Panjang rok itu sampai lututnya dan juga lebar. Candra Gail sangat natural menjahili wanita itu dan merasakan kemenangan.

Posisi ini cukup ambigu dan cukup membuat kedua orang ini terlihat sangat intim.

Dan juga posisi ini benar-benar bisa mendeskripsikan hal yang sulit untuk dijelaskan.

Yuni Lim bergerak mundur dengan tidak bebas, dengan gelisah menatap Candra Gail: "Lepaskan aku!"

"Kamu menyuruhku untuk bebas memakanmu." Candra Gail menundukkan kepalanya. Telapak tangannya yang besar mengelus tengkuk Yuni Lim, dengan suara serak dan berat berkata, "Kalau tidak ditaruh di atas meja, bagaimana aku memakanmu?"

Elusan Candra Gail membuat Yuni Lim lemas. Tubuhnya agak bergetar. Yuni Lim memutar tubuhnya menghindar.

Respon kecil Yuni Lim bisa ditangkap oleh Candra Gail. Tangan Candra Gail yang mengelus tengkuk Yuni Lim berhenti, tangan itu memegang tengkuk Yuni Lim, memaksa wanita itu sendiri untuk mendekat padanya.

Candra Gail sama sekali tidak memberikan Yuni Lim kesempatan untuk memberontak. Detik selanjutnya, Candra Gail menundukkan kepalanya, langsung meraup bibir Yuni Lim.

Bibir dan gigi kedua insan itu saling berselang-seling, napasnya saling bercampur. Yuni Lim membiarkan roknya diangkat ke atas oleh Candra Gail. Jari-jari panjang pria itu dengan lancar beraksi.

Untuk hal ini, Candra Gail memposisikan dirinya dengan kuat dan tidak memperbolehkan Yuni Lim menolak. Berulang-ulang kali melakukannya dan wanita itu tidak memberontak, Yuni Lim hanya bisa membiarkan Candra Gail melakukan hal sesuai keinginan pria itu.

Candra Gail menggenggam tangan Yuni Lim, mengarahkan tangan kecil lembut itu ke ikat pinggangnya, lalu dengan pelan berkata: "Buka."

Yuni Lim menggigit bibirnya. Mengedipkan matanya lalu menunduk melihatnya. Yuni Lim bergerak kebingungan saat membantu pria itu membuka ikat pinggangnya.

Candra Gail menggenggam pergelangan tangan Yuni Lim yang kurus, menghembuskan napasnya berat lalu mencium wanita itu kembali.

Mungkin karena kebingungan, Yuni Lim tidak membuka ikat pinggang Candra Gail.

Candra Gail menunggu dengan tidak sabar. Tangan besar pria itu bergerak ke bawah dan berhasil membuka ikat pinggangnya.

Setelah itu, akhirnya seperti seorang penyerbu yang menempati tempat yang selama ini didambakan. Candra Gail dengan tidak sabaran ingin meninggalkan jejak di wilayah miliknya itu.

Gerakan Candra Gail tidak bisa dikatakan lembut.

Candra Gail selalu seperti ini. Saat akan memulai, gerakannya pasti kasar. Saat itu Yuni Lim agak tidak terbiasa tetapi tidak merasa terlalu sakit juga.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu