After Met You - Bab 360 Orang yang Bersikap Dingin, Sebenarnya Adalah Orang yang Paling Peka

Yuni Lim tahu, Candra Gail sedang sibuk dengan urusan ini.

Ia juga tahu, ia sengaja tidak pulang ke rumah.

Hari itu dia pulang, langsung pergi ke ruang baca, menyuruh anak buahnya membereskan sesuatu.

Lalu, hanya mengatakan satu kalimat “Aku pergi dulu.” Lalu pergi begitu saja.

Kalimat “Pergi” ini, berarti tiga atau empat hari.

Padahal berita permohonan maaf Iwan Goh di depan public sudah lewat tiga sapai empat hari.

Orang-orang Malaysia, sedang ramai-ramainya membicarakan ini, yang pertama ayah kandung Candra Gail sudah terungkap identitasnya, selanjutnya kasus 16 tahun yang lalu juga telah terungkap.

Yuni Lim menatap ke arah pintu masuk, hari ini kemungkinan Candra Gail juga tidak akan pulang.

Dia kurang lebih tahu mengapa Candra Gail tiak kunjung pulang.

Karena ia tidak pulang, Yuni Lim sebaiknya pergi sendiri mencarinya.

……

Beberapa hari ini Candra Gail tinggal di istana Yurich.

Membereskan urusan-urusan terkait kasus Iwan Goh, ia terlalu sibuk sehingga hanya bisa bolak-balik kantor dan istana Yurich.

Sudah tiga atau empat hari ia tidak pulang ke rumah.

“Pak direktur?”

Candra Gail kembali disadarkan oleh suara yang ringan ini, ia menoleh menatap arah orang yang berbicara.

Ia mengangguk pada seniornya, ia menarik lengannya dari meja rapat, lalu duduk menyandar, raut wajahnya sedikit tidak sabar: “ya, teruskan bicara.”

Seniornya mengangguk dan berkata: “Baik…”

Sebenarnya dia baru saja mengulangi perkataannya dua kali.

Dapat dimengerti jika direktur sedang tidak bisa focus saat ini.

Baru saja berita besar terkuak, soal Iwan Goh yang ternyata adalah ayah kandung Candra Gail, dan sekaligus menjadi tersangka kasus kematian lebih dari sepuluh tahun yang lalu.

Dan lebih dari itu, kabar juga menyebarkan bahwa orang yang menggantikan tersangka mendapat hukuman mati adalah ayah dari istri pak direktur…

Tidak peduli seniornya meneruskan pembicaraan, Candra Gail tiba-tiba berdiri dan berkata: “lupakan saja, akhiri rapatnya.”

Selesai bicara, ia melangkah lebar menuju ke luar.

Belum sampai di pintu ruang rapat, ia bertemu sekretaris sedang akan membuka pintu membawakan teh.

Candra Gail bertanya: “siapa yang datang?”

Sekretaris menoleh, sedikit menunduk hormat: “Istri pak direktur datang.”

Yuni Lim datang kemari?

Candra Gail terpaku sejenak, tatapan matanya tertuju pada secangkir teh di atas nampan, lalu berkata: “Berikan dia yang lain, dia beberapa waktu ini tidak cocok minum teh.”

Selesai bicara, Candra Gail berbalik lalu berjalan menuju arah yang berlawanan, sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.

Sekretaris sedikit terkejut, ia berbalik untuk membuatkan milktea panas untuk Yuni Lim.

Walaupun Candra Gail tidak mengatakan apapun yang spesifik, tapi sekretaris juga perempuan, kurang lebih bisa menebak minuman yang ia suka.

Dalam hati sekretaris terdapat sedikit kekaguman atas sikap direktur yang sangat teliti.

Sekretaris masuk ke ruangan untuk mengantar minuman untuk Yuni Lim, Yuni Lim masih duduk di sofa, menunggu.

Sekretaris menaruh secangkir minuman di depan Yuni Lim: “Ini minumnya bu.”

“Terima kasih, apakah pak direktur masih rapat?” Yuni Lim mendongak bertanya padanya.

Sekretaris baru saja bertemu direktur di depan pintu ruang rapat, tapi ia tidak segera bertemu dengannya, biasanya, seberapa penting rapat yang sedang berlangsung, direktur akan segera menemui istrinya…

Ia juga tidak enak menerka-nerka, hanya mengatakan: “pak direktut sedang sibuk, silakan tunggu sebentar, pasti sebentar lagi selesai.”

“baiklah.”

Setelah sekretaris pergi keluar ruangan itu, senyuman di wajahnya menghilang.

……

Di luar.

Seketaris baru saja menutup pintu dan berbalik badan, seketika dikagetkan oleh Candra Gail yang entah dari kapan sudah berada disitu.

Baju hitam yang dikenakan Candra Gail, dan raut wajahnya yang dingin, seperti akan menghadiri upacara pemakaman.

Sekretais diam-diam menghapus keringat dingin: “Pak direktur.”

Dengan tanpa ekspresi, Cadra Gail bertanya padanya: “kamu beri dia minuman apa?”

Sekretaris segera menjawab: “milk tea.”

Candra Gail:“baiklah”

“Kalau begitu saya permisi dulu.”

Sekretaris melihat Candra Gail tidak ingin mengatakan apa-apa lagi dengannya, ia berbalik dan pergi.

Candra Gail menatap pintu ruangannya selama beberapa detik, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Yuni Lim melihatnya masuk, segera menaruh cangkir minumannya, ia berdiri, bibirnya tersenyum: “Apakah urusanmu sudah selesai?”

“untuk apa kamu datang kemari?”

Kedua tangan Candra Gail berada dalam saku, kedua matanya yang berat menatap Yuni Lim.

“Aku datang mencarimu…” sebenarnya ini adalah alasan yang jelas, tapi bagi Candra Gail, ada yang kurang dalam alasannya.

“ada urusan?”

Candra Gail berbicara, meliriknya sebentar, lalu berjalan ke belakang mejanya.

Yuni Lim mengikutinya: “Kamu sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah, aku datang mencarimu.”

Candra Gail menarik kursi, duduk dan membuka dokumen-dokumen.

Dia sama sekali tidak mendongak: “sekarang kamu sudah bertemu denganku, kamu sudah bisa pulang.”

Yuni Lim bertanya padanya: “Apakah kamu hari ini pulang ke rumah?”

“Tidak tahu.” Selesai bicara, ia berkata lagi: “mungkin tidak, tidak usah menungguku.”

“baiklah.”

Yuni Lim dengan teliti mengamatinya, empat hari tidak bertemu, ia menyadari bahwa raut wajahnya sangat buruk.

“apakah kamu habis merokok?”

Mendengar ini, Candra Gail membanting dokumen yang ia pegang, dan berteriak: “kamu menjengkelkan sekali!”

“Aku……”Yuni Lim terkejut.

Candra Gail tidak pernah membentaknya seperti ini.

Candra Gail mengedipkan mata, seperti ingin mengatakan sesuatu, pada akhirnya ia hanya berkata: “pulanglah.”

Bibir Yuni Lim bergetar sedang menahan emosi di hatinya, lalu berkata: “aku akan pergi jika aku selesai bicara, aku hanya ingin mengatakan padamu, papaku selamanya adalah orang yang baik dan pemaaf, dia meninggal juga dalam keadaan tidak bersalah, sekarang kebenaran telah terungkap, sekarang dia sudah tenang di surga, ini sudah selesai, sekarang yang penting adalah kita yang masih hidup.”

Jika Iwan Goh benar-benar menyesali perbuatannya, ia juga tidak ingin membuat Iwan Goh membalas kematian ayahnya dengan nyawa.

Yakob telah meninggal, Sandi Gail juga.

Yang masih hidup tinggallah Iwan Goh, dia adalah ayah kandung Candra Gail.

Tidak ada hati manusia yang dibuat dari batu, Candra Gail mungkin dapat membuat Iwan Goh dipenjara, tapi ia tidak benar-benar ingin Iwan Goh mendapat hukuman mati, dia tetaplah ayah kandungnya.

Orang yang bersikap dingin, sebenarnya adalah orang yang paling peka.

Yuni Lim berpikir, bahwa Candra Gail berbeda dari biasanya karena hal ini.

Tidak ada orang yang tahu betapa ia sangat membenci Iwan Goh, ia telah menghancurkan masa kecilnya, menghancurkan ayahnya, menghancurkan hidupnya.

Tapi setelah ia bertemu dengan Candra Gail, semua itu menjadi tidak penting.

Jadi, ia benar-benar tidak ingin memperpanjang masalah ini lagi, ia percaya, ayahnya telah damai di surga, juga tidak akan mengungkit ini lagi.

Karena, ia tahu betul ayahnya adalah orang yang pemaaf.

Wajah Candra Gail yang dingin menatapnya: “kalau sudah selesai bicara, kamu bisa langsung pergi.”

Yuni Lim yang mendengar ini juga sedikit marah.

Dia menutup rapat bibirnya, menatap tajam Candra Gail dan berkata: “jangan merokok, minum minuman keras, juga jangan begadang, aku pergi.”

Selesai bicara, Yuni Lim meninggalkan tempat itu dengan kesal.

“brak!”

Yuni Lim menutup pintu dengan keras.

Candra Gail duduk disitu untuk beberapa saat, lalu ia mengobrak-abrik barang-barang yang terletak di atas meja sehingga semua jatuh ke lantai.

Sekretaris baru saja akan masuk mengantar laporan, mendengar suara ribut di dalam, ia bertanya: “pak direktur?”

Candra Gail berteriak marah: “Keluar!”

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu