After Met You - Bab 126 Hanya Peduli Dan Khawatir Dengan Hasilnya

Yuni Lim memberikan ekspresi wajah yang cemberut kepada Alex Paige itu, hanya sebuah senyuman yang tanpa arti, jendelanya terangkat dan pergi.

Meninggalkan Alex Paige seorang berdiri di tempat semula dan merasa gemetar.

Mungkin karena, antara Yuni Lim dan Hanna Gu, dia lebih cenderung ke Hanna Gu, di dalam hatinya dia selalu berharap Hanna Gu dan Candra Gail akan bersama, jadi dia merasa bersalah ketika berhadapan dengan Yuni Lim. .

......

Dalam perjalanan ke Perusahaan Keluarga Lim, Yuni Lim memikirkan caranya, bagaimana menyelesaikan masalah ini.

Namun, sampai dia tiba di perusahaan, dia tidak menemukan cara yang tepat.

Selain itu, begitu banyak orang di perusahaan, juga bukan bagaimana dia menjelaskannya dan bisa melakukannya.

Ketika dia tiba di Perusahaan Keluarga Lim, dia langsung pergi ke ruang rapat.

Yunus dan beberapa atasan senior terkait telah duduk di dalam menunggunya.

Melihatnya masuk, hampir semua orang menatap matanya dengan cemoohan yang tersirat, tetapi sebagian besar dari mereka menunjukkannya secara diam-diam.

Yunus mengerutkan alisnya, meliriknya, tidak mengatakan apapun.

Yuni Lim berjalan menghampirinya, sedikit menunduk: "Kakek."

Yunus tidak memperdulikannya, dan Yuni Lim duduk di posisi sebelah Yunus.

Setelah duduk, ia mendapati semua orang tidak memberikan tanda-tanda untuk memulai rapat.

Yuni Lim tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia pun menoleh dan melihat Yunus.

Ketika itu, pintu kantor terbuka lagi oleh seseorang.

Yuni Lim mendongak, ternyata orang yang datang adalah Ivan Lim.

Jarak waktu Yunus dirawat di rumah sakit terakhir kali, dan Ivan Lim kembali untuk menangani situasi keseluruhan perusahaan, sampai sekarang sudah berlalu begitu lama.

Terakhir kali Ivan Lim memintanya untuk memberikan proyek kerja sama L.K kepada Yessica Lim, setelah dia menolak, dia disuntik dengan narkotika, ketika dia kembali ke perusahaan, Yunus sudah kembali, Ivan Lim kembali lagi ke kantor cabang.

Tidak menyangka akan bertemu lagi, dalam rangka untuk membicarakan masalah ini.

Dia bisa berharap, kembalinya Ivan Lim kali ini, pasti akan memberi perhitungan kepadanya.

“Maaf, telah membuat semua orang menunggu.” Ivan Lim tampak serius, tetapi kelembutan dari nada bicaranya membuat Yunus dan orang lain yang duduk di pertemuan itu merasa tenang.

Yuni Lim meletakkan tangan di atas meja dan melekuk, tampak sekilas pemikiran dengan mengangkat alisnya.

Ivan Lim menatap Yuni Lim, dan matanya memancarkan kilatan cahaya.

“Karena semuanya sudah hadir di sini, mari kita mulai sekarang.” Yunus memberikan instruksi, semua orang mulai fokus, dia menoleh dan menatap Yuni Lim dengan serius, kata-kata itu diarahkan ke sekretaris di belakangnya: “Perlihatkan barang-barang itu kepadanya. ""

Sekretaris meletakkan setumpuk informasi di hadapan Yuni Lim.

Yuni Lim membuka dan melihatnya satu persatu, menemukan bahwa semuanya merupakan laporan dari media massa, dan angin telah berbalik menyerang Perusahaan Keluarga Lim.

"Kasus kerja sama ini semula diserahkan kepadamu, ini adalah sesuatu baik yang telah kamu lakukan, bursa efek Perusahaan Keluarga Lim hari ini telah terkena pengaruh, kamu sebaiknya memiliki solusi terbaik, dan penjelasan yang masuk akal."

Yunus tampak keras namun hatinya sangat khawatir, nada bicaranya penuh dengan kritikan, dia jelas tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam proses kejadian itu, dia hanya peduli dan khawatir dengan hasilnya.

Sikap Yunus seperti ini, juga diharapkan oleh Yuni Lim, jadi, hatinya hampir tidak ada kekhawatiran.

"Untuk masalah ini, aku akan bertanggung jawab penuh, dan aku harus menyelesaikannya dengan cara yang paling tepat, kali ini, adalah kesalahanku."

Ekspresi Yuni Lim tampak serius, kesalahan yang harus diakuinya memang harus diakuinya, bagi yang tidak peduli padanya, dia tidak perlu menjelaskannya terlalu banyak.

Namun, dalam keadaan tertentu, dia masih harus mengatakan sesuatu.

Yuni Lim memberikan laporan yang cermat tentang situasi kemarin, hasilnya mendapatkan banyak kritian.

"Ketika menghadapi situasi seperti ini, bagaimana Anda bisa membiarkan Nona Hanna mendorongmu? Apakah Anda tidak tahu apa konsekuensinya."

Yang berbicara itu adalah eksekutif yang relatif senior di perusahaan.

Yuni Lim menatapnya tanpa ekspresi: "Apa yang Anda katakan, jika saya bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi, saya pasti tidak akan membiarkan mereka pergi ke studio pemotretan."

Tanpa diduga, tidak ada yang mendukung pendapat orang tersebut, beberapa orang harus dengan cara seperti ini mencari kesalahannya.

Level tinggi diambil olehnya.

Lalu ada penjahat yang menyerangnya dengan panah secara diam-diam, serangan balik cerdas dari Yuni Lim.

Hingga tak ada orang yang sengaja mencari kesalahannya, barulah dia berbicara: "Menurut saya, sangat penting untuk membuka konferensi pers, ini adalah cara termudah dan paling efektif untuk menyelesaikan masalah ini."

Penampilan Yuni Lim memberikan keputusan, membuat Yunus dengan sengaja melihatnya dengan seksama.

Di matanya, membuatnya teringat akan putra sulungnya, yang juga merupakan ayah Yuni Lim, Yakob.

Jika mengikuti hasrat hatinya, tentang pewaris perusahaan, dia dulu sangat ingin memberikannya kepada Yakob, tetapi kemudian terjadi kejadian itu, bahkan dia belum bisa menyukai Yuni Lim.

Yunus mengerutkan kening, ia tersadar kembali: "Solusi yang Anda katakan silahkan untuk dilakukan, tetapi, biarkan Ivan ikut membantu, tujuannya untuk menghindari kesalahan."

Yuni Lim yang mendengar kata-kata itu, pandangan matanya tampak tercengang, ia pun menatap Ivan Lim.

Ivan Lim tersenyum dan tampak lembut: "Saya dengan senang hati akan membantu Yuni, menangani masalah ini dengan baik."

“Ok, dengan senang hati.” Yuni Lim menatapnya tanpa senyum, lalu ia kembali mengalihkan pandangan matanya.

......

Kembali ke dalam mobil, Yuni Lim menghembuskan napas lega, hatinya merasa terpana.

Dia merasa bahwa Yunus memanggil Ivan Lim kembali, dan tentu saja tidak semudah menangani masalah ini dengannya.

Lupakan saja, masalah setelahnya, akan dipikirkan nanti.

Konferensi pers dijadwalkan pada akhir pekan, hari ini harus bersiap untuk bekerja, dia sekarang pergi ke rumah sakit untuk melihat Hanna Gu.

Yuni Lim memarkir mobil di sisi jalan, membeli sekeranjang buah, baru menuju ke rumah sakit.

Apakah ada sesuatu yang diselamatkan oleh musuh?

Perasaan ini seperti makan sayur, mengunyah pasir, bukan masalah besar, tetapi selalu membuat orang merasa tidak nyaman.

Tidak sakit juga tidak gatal, tidak nyaman, seluruh tubuh terasa tidak normal.

Di pintu masuk rumah sakit, Yuni Lim mengontrol emosinya, membawa keranjang buah masuk ke dalam.

" Tok!Tok!"

Dia mengetuk pintu dua kali, mendapat respons dari dalam, ia lalu membuka pintu dan masuk.

Amel tidak ada di sana, ada dua orang lain di bangsal kecuali Hanna Gu, seorang pria dan seorang wanita, seorang pria mengenakan setelan jas, menatap dengan cermat, seorang wanita di belakangnya, penuh dengan hormat.

Harusnya entah pemimpin dari perusahaan mana yang membawa sekretaris untuk menjenguk Hanna Gu.

Ketika Hanna Gu melihat Yuni Lim, dia tersenyum, nada suaranya terdengar akrab: "Yuni, kamu datang ke sini."

“Iya, bagaimana kabarmu?” Yuni Lim mendengarkan nada suaranya dan merasa canggung, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.

“Karena ada teman Nona Hanna yang datang berkunjung, aku akan pergi dulu, kembali menemuimu besok.” Setelah pria itu selesai berbicara, dia pergi dengan sekretaris wanita tersebut.

Sebelum pergi, dia mengangguk dengan sopan kepada Yuni Lim.

Yuni Lim meletakkan keranjang buah di samping, Hanna Gu memandangnya, dan menatap pintu lagi, ia pun mengobrol dengan suara nada yang akrab: "Kamu ... datang seorang diri?"

Yuni Lim pura-pura tidak mengerti apa yang dia katakan dalam ucapabnya: "Ya, kamu telah menyelamatkanku, aku datang menjengukmu adalah sebuah keharusan."

Selesai berkata, ia mengambil sebuah apel dari keranjang buah: "Apakah Anda ingin makan apel? aku akan memotong satu buah apel untukmu."

Hanna Gu menatapnya dan ekspresi di wajahnya memudar: "Tidak perlu."

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu