After Met You - Bab 111 Memberinya Kejutan

Wanita mana pun, terhadap perempuan yang muncul di sebelah lelakinya, pasti akan merasa curiga.

Terlebih lagi, perempuan secantik Hanna Gu.

Kecantikannya di akui semua orang.

Yuni Lim memegang tali tasnya, tanpa dia sadari ia mencengkeram tas itu semakin kencang, menggigit bibirnya: “aku… ingin duduk lebih lama lagi”

Lukman hanya tersenyum, memanggil pelayan, memesan dua gelas kopi.

Yuni Lim melihatnya, segera berkata: “jika kamu ada urusan pergi saja dulu, aku hanya…”

Lukman mematahkan perkataannya: “tidak apa, aku sangat senggang.”

Yuni Lim masih ingin membicarakan sesuatu, tetapi setelah melihat mata Lukman, ia menutup mulutnya.

Apa yang bisa disembunyikan, dia hanya merasa tidak nyaman saja.

Meminum kopinya pelan – pelan, sambil memperhatikan Candra Gail dan Hanna Gu.

Kedua orang itu tidak duduk lama – lama, lalu berdiri dan berjalan keluar.

Yuni Lim dan Lukman mengikuti dari belakang, melihat Hanna Gu menaiki mobil Candra Gail, kedua orang itu pergi bersama.

Hati Yuni Lim tiba – tiba merasa “deg” sejenak, raut wajahnya berubah.

“Yuni?”

Melihat Lukman yang dengan perhatian menatapnya, Yuni Lim dengan perasaan tidak enak: “kak Lukman, kamu pergi sibuk dulu saja, kamu sudah menemaniku begitu lama, sudah saatnya kamu pergi kerja.”

“ini tidak ada apa – apanya.” Lukman mengulurkan tangannya ingin memegang tangannya, tetapi terpikirkan sesuatu, berubah menjadi menepuk pundaknya: “jika ada masalah kamu bisa meneleponku, seperti….”

Terdiam sejenak, dia melanjutkan perkataannya: “seperti saat kecil.”

Meskipun dia tahu di sebelahnya masih ada orang yang akan membantunya menyelesaikan masalah, tetapi Lukman tetap berbicara.

“baik.” Yuni Lim tersenyum sambil menganggukkan kepala, ia mengangkat alisnya.

“juga jangan berpikir terlalu banyak, Candra Gail dan Hanna Gu hanya sebatas teman.” Lukman di tengah lamunan Yuni Lim, menghela napas: “aku pergi dulu.”

Setelah selesai berbicara, dia juga tidak melihatnya lagi dan pergi.

Yuni Lim melihat Lukman sudah menaiki mobil, saat mobil itu pergi, dia baru menyimpan tatapannya.

Kak Lukman masih sama seperti dulu, apa pun tidak dapat disembunyikan darinya.

……

Mungkin karena perkataan Lukman, membuat Yuni Lim percaya, Yuni Lim kembali ke kantornya, juga tidak berpikir begitu banyak lagi.

Hanna Gu adalah artis internasional, sering pergi ke luar negeri, sedangkan Candra Gail juga selalu berada di luar negeri, terkadang masih investasi di satu atau dua film drama, lalu dia mengenal Hanna Gu, ini juga sangat normal.

Yuni Lim sibuk sepanjang hari, setelah pulang kantor, dia menyetir mobil sendiri.

Ia memarkir mobilnya di garasi, ia tidak melihat mobil Candra Gail yang tadi dipakai.

Candra Gail masih belum pulang.

Meskipun dia sering mengerjainya, tetapi perhatian lelaki itu kepadanya, bisa di lihat oleh semua orang.

Yuni Lim juga masih punya hati, perhatian lelaki itu kepadanya, dia juga memutuskan untuk memberi kejutan kepadanya.

Dia mengganti pakaiannya, membawa laptopnya ke bawah, berjalan ke arah dapur, mencari cara membuat Ikan tumis daun bawang.

Dia belum pernah memasak, dulu selalu Candra Gail yang membuatkannya, tetapi saat kemarin ia menonton acara memasak, merasa kalau ikan tumis daun bawang ini sangat mudah untuk di buat.

Tetapi, di rumah sepertinya tidak ada ikan.

Yuni Lim keluar, pergi membeli seekor ikan.

Lalu kembali ke dapur.

Sambil melihat laptopnya, sambil membaca: “gunakan arak untuk memasak dan garam secukupnya untuk merendam, iris bawang dan jahe…..”

Ia membaca, sambil melakukannya.

Setelah merendam ikannya, ia harus menanak nasi.

Berkat dia pernah membantu Candra Gail, dia sekarang bisa menggunakan penanak nasi.

Hal seperti memasak, baru pertama kali dilakukan oleh Yuni Lim.

Tidak tahu apakah karena dia mempunyai bakat, atau karena masakan ini terlalu mudah, dia berhasil di percobaan pertamanya.

Ia membuka tutupan panci, dapat mencium bau ikan yang wangi.

Setelah menuangkan sausnya, ia menaruh irisan bawang dan seledri, langkah terakhir membuatnya kesulitan.

Setelah memanaskan minyaknya, tuang ke atas ikan?

Yuni Lim melihat asap keluar dari arah panci, ia terkejut dan segera mematikannya, saat menyiram minyak, “cih” suara minyak mengenai tangannya.

“ishh….”

Yuni Lim mengerutkan dahinya, menyiram airnya di wastafel, lalu terkena air panas.

Tetapi setelah menahannya, ia melanjutkan memasak.

Tetapi, sayuran yang ditumisnya asin dan tidak segar, setengah gosong, benar – benar tidak dapat dimakan, Yuni Lim membuangnya.

Setelah ia menumis beberapa kali, akhirnya ada yang tidak gosong, juga tidak seasin itu lagi, meskipun tidak terlihat begitu segar…..

Tetapi, dia mencicipinya, dia tidak akan keberatan bukan?

………

Saat jam delapan, Yuni Lim menelepon Candra Gail, setelah menelepon sekian lama Candra Gail baru mengangkat teleponnya.

“aku baru ingin meneleponmu, apakah kamu sudah makan malam, aku memesan makanan untukmu, seharusnya sudah sampai, setelah melihat ada orang baru kamu bukakan pintu.”

Suara Candra Gail terdengar dari telepon itu, dengan sedikit suara listrik, seperti sedang di ruang terbuka, seharusnya berada di tempat yang terbuka.

Yuni Lim memasak 3 masakan, menghabiskan waktu 2 jam, bahkan ia belum melepaskan celemeknya.

Setelah mendengarkan perkataannya, kalimat awal yang ingin dia sebutkan: “aku sudah memasak, cepat pulang makan” tidak jadi dia sebutkan, dia terdiam sejenak, lalu membuka mulut dan bertanya: “kamu, tidak pulang untuk makan malam?”

“iya.” Candra Gail menjawab dengan suara beratnya, sepertinya dia mendengar suaranya yang terdengar berat hati, dengan tersenyum berkata: “tidak bisa menemanimu makan malam adalah kesalahanku, setelah aku pulang akan baik – baik melayanimu, kamu hanya….”

Kalimat seperti ini yang biasa dapat membuatnya tersenyum, saat ini terdengar sedikit membuatnya kesal.

Dia memotong pembicaraan: “oh, aku sudah tahu, begitu dulu saja.”

Setelah dia selesai berbicara, juga tidak menunggu reaksi Candra Gail, ia langsung mematikan teleponnya.

Ia menarik napas dalam-dalam, melempar teleponnya, dengan cepat melepaskan celemeknya, pandangannya tertuju pada masakan yang ada di meja.

Candra Gail sangat jarang tidak makan di rumah.

Tidak peduli apakah dulu dia tinggal di apartemen kecil, atau tinggal di Villa Maya Bay, dia selalu pulang tepat waktu, pekerjaan yang belum di selesaikan, dia akan menyelesaikannya di ruang kerjanya.

Suara yang tadi terdengar sangat sunyi, apakah dia sedang lembur di kantor?

Tiba – tiba dia terpikirkan apa yang dia lihat tadi siang, Yuni Lim semakin kesal.

Berjalan ke arah meja melihat masakannya yang biasa saja, dia duduk dan mencicipinya, lalu memuntahkannya.

Ikan tumis daun bawang sudah dingin, keras dan amis, sayuran hijau juga sudah menua , tahunya juga sudah hancur…..

Tidak ada satu masakan yang pantas di makan, jika dibandingkan dengan masakan Candra Gail, seperti langit dan bumi.

Niatnya yang hanya terburu – buru pulang memasak untuk Candra Gail, memberinya kejutan, ia juga tidak terpikirkan hasil yang dibuatnya akan seperti ini.

Yuni Lim duduk beberapa saat di depan meja makan, lalu berdiri dan membuang ketiga masakannya, setelah membersihkan dapur, dia menuju ke lantai atas.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu