After Met You - Bab 379 Bertemu Lagi Dengan Marco Gail

Yuni Lim tercengang untuk sesaat, ia segera duduk dan menegakkan tubuhnya. Setelah berpikir dalam, ia pun berkata: “Maksudmu... Aika ingin berkampanye untuk presiden berikutnya, sedangkan orang Grisi bisa mengintervensi pemilihan presiden ini. Jadi ia mencarimu untuk menggantikannya mengatur keseimbangan dengan orang Grisi?”

Kalau memang benar seperti ini, bukankah artinya Aika memaksa Candra Gail untuk menanggung bahaya dalam posisi terdesak seperti ini?

Grisi itu apa! Mereka adalah organisasi mafia internasional terbesar!

Walaupun Candra Gail punya uang dan kekuasaan, tapi ia juga bukanlah seorang pemberantas mafia! Ia hanya seorang pebisnis!

Candra Gail memiringkan kepalanya, dengan sebelah tangan ia menutupi dahinya. Kain selimut menutupi sampai ke bagian dadanya, ia terlihat sangat seksi.

Suaranya terdengar sedikit lembut: “Bahkan hal ini bisa tertebak olehmu, pintar sekali. Hadiahmu di atas.”

“Di atas apanya?”

Yuni Lim mengernyitkan alisnya, ia menolehkan kepala dan melihat jelas lelucon di sudut mata pria itu. Ia menyeret bantal dan membantingnya dengan kasar di wajah pria itu: “Candra Gail! Kamu masih bisa bercanda disaat seperti ini!”

Candra Gail dengan penuh tawa bahagia menyingkirkan bantal itu sambil menarik Yuni Lim kembali dan dengan suara rendah berujar: “Pakai dulu bajunya.”

Yuni Lim terdiam.

Setelah mendengar perkataan Candra Gail, Yuni Lim menjadi sangat khawatir.

Bahkan sampai waktu makan malam, wajahnya masih terlihat berat karena khawatir.

Candra Gail menghela napas dengan sangat pelan dan berkata: “Kalau dari awal aku tahu, lebih baik aku tidak memberitahumu.”

“Kamu berani?!” Yuni Lim menengadahkan pupil matanya dan memelototi Candra Gail.

Candra Gail melepas tawanya: “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari hal seperti ini.”

“Semua karena aku. Kalau saja aku tidak ditangkap Aika, kamu tidak akan…”

Candra Gail meletakkan sumpitnya dan dengan dingin menghentikan napasnya: “Tutup mulutmu, selanjutnya aku tidak ingin mendengar perkataan seperti ini lagi.”

Yuni Lim termangu dengan auman Candra Gail. Sekujur tubuhnya membatu duduk disitu, ia terlihat sangat tidak berdaya.

Candra Lim juga merasa nada suaranya terlalu kasar. Akhirnya ia melembutkan suaranya dan berkata: “Walaupun tidak menangkapmu, ia juga bisa menangkap Andrea atau mencari Alex Paige atau siapapun itu. Ia pasti bisa mengancam salah satu orangku, ia bisa turun tangan kepada semuanya. Lagipula... Kamu adalah istriku, kita harus mengarungi kehidupan ini seumur hidup bersama. Demi dirimu, aku akan dengan senang hati melakukan apapun.”

Perkataan yang sebenarnya biasa ini ternyata bisa juga menunjukkan ketulusan dan keseriusan yang membawa kekuatan yang bisa menghibur.

Candra Gail bukanlah tipe pria yang kapanpun dan dimanapun bisa berkata kata-kata yang menyentuh. Rasa tanggung jawab dan cintanya semua disembunyikan di dalam lubuk hatinya.

Candra Gail berucap lagi: “Jadi, tidak usah memikirkan hal yang rumit dan berantakan ini.”

Mata Yuni Lim mulai berair, suaranya mulai terisak: “Bagaimana mungkin tidak kepikiran! Grisi adalah organisasi mafia, mereka tidak punya hati. Bagaimana kamu bisa mengatasi mereka? Mereka tidak kenal aturan, mereka itu kriminal! Kamu hanya pebisnis!”

Selesai berkata, Yuni Lim tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia menggunakan telapak tangannya untuk menahan dahinya dan menenggelamkan kepalanya dalam-dalam.

Ia masih merasa dirinya telah menyusahkan Candra Gail.

Yuni Lim sudah terlalu banyak mendengar berita ini-itu mengenai Grisi. Hampir semuanya adalah perkara yang menyangkut nyawa orang. Bagaimana mungkin ia tidak gelisah dan tidak khawatir?!

Tubuh Candra Gail sedikit mati rasa mendengar suara tangisan wanita itu.

Ia berjalan menghampiri Yuni Lim, dengan gerakan yang lembut memeluknya dan berkata dengan suara rendah: “Jangan menangis lagi, ini tidak seserius yang kamu bayangkan. Aika mencariku juga karena ia percaya pada kemampuanku. Bahkan ia saja bisa mempercayaiku. Yang benar seharusnya kamu malah lebih mempercayaiku. Kamu juga tidak usah memberatkan hatimu, tunggu sampai semua masalah ini selesai… Lahirkan anak untukku saja, bagaimana?”

Beberapa kata terakhir itu dikatakan Candra dengan suara yang sangat kecil seperti berkata kepada dirinya sendiri.

Tapi Yuni Lim masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Ia menengadah, matanya langsung mengarah ke dalam mata Candra Gail yang berwarna hitam. Di dalamnya ada harapan yang bisa ia lihat dengan jelas.

Candra Gail mengulurkan tangannya dan menghapus jejak air mata dari wajah Yuni Lim: “Kamu juga bilang, aku sudah hampir berumur 30 tahun. Kalau tidak segera menjadi ayah, aku akan terlalu tua…”

Yuni Lim mencibirkan bibirnya: “Aku tidak bilang hal seperti ini…”

“Kalau begitu kamu setuju?” Candra Gail bertanya dengan cermat.

Setelah selama ini, ia tidak berani mengungkit lagi keinginannya memiliki anak dengan Yuni Lim.

Tapi baru saja, ia tidak bisa menahannya untuk sesaat jadi ia keceplosan.

Wajah Candra Gail tetap sama, tidak terukir ekspresi apapun di wajahnya. Tapi dalam rautnya yang tersembunyi, samar-samar masih dapat terlihat kegelisahan.

Yuni Lim tidak dapat menahan diri setelah melihatnya, ia pun mendekati Candra Gail dan mengecupnya: “Tergantung bagaimana kamu melakukannya.”

Candra Gail terpaku sejenak, dan dengan agresif langsung memeluk Yuni Lim dan memutar-mutarnya beberapa kali.

“Aah—Tanganku… Sakit! Sakit! Sakit!”

Mendengar jeritan Yuni Lim, Candra Gail pun langsung menurunkan Yuni Lim. Sambil melihat lengan wanita itu, ia lalu berkata: “Aku akan berusaha.”

Tampangnya yang sangat tulus itu membuat hati Yuni Lim tersentuh.

Saat Yuni Lim ingin mengatakan sesuatu, dari luar terdengarlah suara deru mobil yang datang.

Ia dan Candra Gail bertatap-tatapan sejenak kemudian berjalan ke depan pintu.

Saat kedua orang itu ada di daun pintu, mereka melihat Marco Gail yang datang membawa sekelompok orang.

Bertemu empat mata, mata mereka terlihat kaget.

Yuni Lim mengatup lekat bibirnya, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Marco Gail.

Marco Gail adalah kakeknya Candra Gail, tapi Yuni Lim tidak dapat tidak berprasangka terhadap Marco Gail.

Masalah dua tahun yang lalu, semua ledakan itu, itu adalah karena Marco Gail.

Kalau saja ia tidak mengijinkan Hanna Gu tinggal di dalam vila, Hanna Gu tidak mungkin bisa mencegat hasil laporan Vita Gail. Ia juga tidak mungkin tahu bahwa Yuni Lim hamil dan merancang serangkaian hal setelahnya.

Dibandingkan dengan Hanna Gu, level Ferry Goh dan Yessica Lim terlalu rendah. Mereka berdua telah dimanfaatkan oleh Hanna Gu.

“Kenapa ia ada disini? Begitu kamu kembali ke Kerajaan J, kamu bukannya datang ke istana Morgen Wen untuk bertemu denganku dan malah tinggal bersamanya disini! Apa kamu masih memandangku sebagai kakekmu?!”

Sebelumnya Marco Gail sudah menerima kabar tentang kepulangan Candra Gail ke Kerajaan J. Tapi setelah ditunggu-tunggu, ia tidak juga kembali ke istana Morgen Wen.

Sejak dua tahun yang lalu setelah hilangnya Yuni Lim, Candra Gail yang pada dasarnya tidak terlalu dekat dengan Marco Gail berubah menjadi sangat dingin. Hal ini membuat Yuni Lim mendapat kesan yang semakin tidak baik di mata Marco Gail.

Tanpa raut apapun Yuni Lim memanggilnya “Tuan Gail”, anggap saja sebagai salam.

Setelahnya, Yuni Lim berbalik badan untuk membuat teh dan memberikannya kepada Marco Gail. Setelah ia meletakkan cangkir teh di hadapan Marco Gail, barulah ia menoleh dan menatap Candra Gail: “Aku naik dulu ke atas.”

Setelah bicara, Yuni Lim langsung berbalik badan dan naik ke atas di tengah raut kesal Marco Gail yang menatapnya lurus.

Sepeninggalan Yuni Lim, Candra Gail akhirnya tidak sabar membuka mulutnya: “Masalah apa yang bisa membuat kakek datang sendiri ke rumahku untuk mencariku?”

“Kamu tidak datang ke istana Morgen Wen untuk bertemu denganku, jadi aku juga tidak bisa datang mencarimu?” Marco Gail tidak lupa menambah kuat suaranya, nada suaranya selalu mengandung bau mesiu.

“Kalau kakek mau melihatku, suruh saja orang untuk memberitahuku.” Candra Gail tahu, Yuni Lim tidak ingin bertemu dengan Marco Gail.

Begitu Marco Gail mendengar perkataan ini, dengan marah ia menjatuhkan gelas teh di dalam tangannya: “APA?! Kamu membawa wanita itu kembali lagi dan juga tidak mengijinkanku datang ke rumahmu?”

“Yuni Lim adalah istriku.”

Candra Gail dengan kesal meraba sepuntung rokok, dengan raut yang tetap sama menatap ke arah Marco Gail: “Karena ibu tidak mendengar kata-katamu, hatimu sangat membenci ibu. Bahkan sampai ibu meninggal. Kamu juga tidak peduli bagaimana ibu meninggal. Dua tahun yang lalu, kamu tahu Yuni Lim adalah perempuan yang disukai dari orang yang lahir sebelum kematian ibu, dan kamu semakin tidak puas terhadapnya... Walaupun aku sendiri juga bersalah dengan hal yang terjadi setelahnya, tapi kamu adalah salah satu pelopornya. Aku dan ia sudah berpisah selama dua tahun, anakku yang seharusnya lahir ke dunia juga meninggal. Aku tidak ingin membencimu, aku hanya berharap kamu tidak mencampuri urusanku dengannya.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu