After Met You - Bab 633 Apakah Ia Bisa Menolak?

Sepanjang perjalanan di dalam mobil menuju kantor selanjutnya hanya dihabiskan Yuni Lim dan Candra Gail dalam diam sambil berpelukan. Mereka tidak lagi membahas tentang Grisi maupun Hanna Gu.

Ruang di mobil terasa sunyi dan damai.

Sesampainya di kantor, mereka berdua juga tidak mengobrol melainkan langsung melakukan tugas masing-masing.

Saat Yuni Lim selesai mengatur jadwal Candra Gail, barulah ia menyadari bahwa pria itu ternyata harus meninggalkan kantor lebih awal pada sore hari.

Ia melihat sekilas ke arah Candra Gail lalu membaca sekali lagi jadwal yang ada di tangannya. Yuni Lim pun berjalan menghampiri: “Hari ini kamu mau pulang lebih awal?”

“Ada perlu.” Selesai bicara, sepertinya Candra Gail merasa kurang pantas jika ia hanya berkata seperti itu sehingga ia pun menjelaskan: “Ada undangan dari Putri Aika.”

“Putri Aika?”

Mendengar nada terkejut dalam suara Yuni Lim, Candra Gail pun memalingkan kepalanya untuk menatap wanita itu. Ia baru menyadari bahwa Yuni Lim sedang menatapnya dengan mata berbinar.

Candra Gail tidak tahan untuk tidak mengulas senyum: “Mau ikut?”

“Ya!” Yuni Lim mengangguk-angguk.

Tapi Candra Gail seperti menyiramnya dengan air dingin: “Sore nanti kamu sudah janji dengan Bate untuk membicarakan rencana kerjasama.”

Reaksi Yuni Lim sedikit berlebihan, mulutnya menganga dan dengan tertegun berujar: “...Bagaimana kamu bisa tahu?”

Ia tahu betapa sibuknya Candra Gail, jadi bagaimana mungkin pria itu masih memiliki waktu untuk memedulikan urusannya?

Candra Gail dengan tenang dan santai menatap Yuni Lim: “Aku tahu segalanya.”

Yuni Lim memutar bola matanya.

Memang benar, Yuni Lim sudah membuat janji dengan Bate Charlene untuk membahas perihal kerjasama sore ini. Jadi ia tidak bisa pergi bersama Candra Gail untuk menemui Putri Aika.

Yuni Lim tidak memiliki teman disini. Walaupun Aika adalah orang kerajaan, tapi perangainya sangat baik. Tenang, dan juga tidak terlalu melakkukan hal-hal kecil yang tidak penting. Yuni Lim udah hampir setengah tahun mengenalnya, jadi ia juga merasa akrab dengan Aika.

Melihat rupa Yuni Lim yang tidak terlalu senang, akhirnya Candra Gail juga berujar: “Kalau kamu memang ingin pergi, kamu boleh menelepon Bate untuk mengundur janji kalian sore nanti. Jadi kamu bisa pergi menemui Putri Aika bersamaku.”

“Tidak usah, kamu saja yang pergi. Aku ingin menyelesaikan pekerjaanku dengan Bate lebih cepat.” Tentu saja Yuni Lim tidak ingin terus-menerus bekerja sama dengan wanita yang terlihat serakah terhadap suaminya.

Candra Gail sepertinya mengerti maksud Yuni Lim, sehingga ia juga tidak mendesaknya lebih lanjut setelah mendengar ucapan wanita itu.

...

Sore harinya, Candra Gail baru saja melangkah keluar saat Bate Charlene datang.

Sesampainya ia disana, ia langsung bertanya pada Yuni Lim: “Tuan Gail tidak ada di kantor?”

Yuni Lim memicingkan matanya dan menatap Bate Charlene sekilas, sorot matanya terlihat sangat acuh tak acuh: “Ya.”

Kalaupun pria itu ada di kantor, lalu kenapa? Tetap saja Candra Gail juga tidak akan senang bertemu dengan Bate Charlene.

Wanita ini benar-benar sesuatu. Semakin seorang pria tidak menganggap dirinya, ia semakin tidak melepaskannya.

Untungnya, hari ini adalah kali terakhir Yuni Lim melakukan konfirmasi akhir dengan Bate Charlene. Untuk hal-hal selanjutnya, mereka tidak perlu bertemu muka.

“Kalau begitu, ia pergi kemana?” Bate Charlene sepertinya tidak merasakan aura dingin Yuni Lim sehingga ia pun kembali bertanya: “Aku dengan beberapa hari yang lalu ia pergi menemui ratu?”

“Darimana kamu mendengarnya?” Saat Yuni Lim mendengar ucapan Bate Charlene, ia langsung menoleh dan menatap wanita itu: “Cepat sekali kabarmu.”

Raut sombong pun tiba-tiba tersirat pada wajah Bate Charlene: “Aku kenal dengan orang di dalam kerajaan.”

Yuni Lim melepas tawanya, terlihat sangat tulus: “Benar-benar tidak mudah.”

Yuni Lim sendiri bahkan perlu diundang Putri Aika dulu baru bisa pergi melihat pacuan kuda keluarga kerajaan!

Oh, walaupun waktu itu ia hanya digunakan oleh Putri Aika sebagai ancaman untuk Candra Gail.

“Kalau begitu, Tuan Gail...”

“Maaf, mengenai keberadaan atasanku, aku sebagai sekretaris tidak bisa membocorkannya padamu. Lagipula hal seperti ini melanggar moral kerja.”

Tepat pada saat itu, kedua orang itu sudah berjalan sampai ke depan pintu ruang rapat. Yuni Lim langsung membawa Bate Charlene kesini karena ruangan ini hening, sehingga nyaman untuk berbincang mengenai pekerjaan.

Yuni Lim membuka pintu, lengannya terulur dan membentuk gestur mempersilakan: “Silakan masuk!”

“Terima kasih.”

Setelah Bate Charlene masuk dan duduk, ia berujar dengan raut wajah yang sedikit canggung: “Barusan... Aku hanya asal bertanya saja...”

“Aku tahu.” Yuni Lim mengangkat kepalanya untuk menatap Bate Charlene. Ia lagi-lagi tersenyum, bola matanya yang indah terlihat lembab seperti embun air.

Jelas-jelas mereka berdua adalah wanita, Bate Charlene malah tertegun ditatap seperti itu oleh Yuni Lim.

Sialan!

Yuni Lim tidak setinggi dirinya, tidak sesempurna dirinya, juga tidak secantik dirinya. Tapi barusan dalam waktu sesingkat itu, Bate Charlene benar-benar merasa wanita ini terlalu memikat orang. Kalau ia adalah seorang pria, mungkin ia juga bisa jatuh cinta dengan wanita Yuni Lim.

Ini adalah pemikiran yang benar-benar aneh.

Jari tangan Bate Charlene yang sedang menggenggam map dokumen yang diletakkannya diatas meja pun terkepal lebih erat. Sorot matanya terjatuh pada wajah Yuni Lim yang terlihat sangat santai. Ia pun berujar dengan enggan: “Kenapa kamu bisa setenang ini? Apakah kamu sama sekali tidak gelisah meskipun ada rival sehebat aku ini?”

Anak yang berasal dari keluarga kaya raya, kira-kira semuanya akan memiliki penyakit seperti ini. Sombong, congkak, dan arogan.

Sebelum genap berusia sembilan tahun, Yuni Lim juga memiliki penyakit yang sama.

Ini adalah kondisi normal dan natural dalam hal seperti ini, bukan merupakan sebuah titik lemah yang besar.

Yuni Lim membalikkan dokumen yang ada di tangannya dan meletakkannya di hadapan Bate Charlene: “Nona Bate, sekarang aku dengan status sebagai Nyonya Gail akan mengkoreksimu. Menurutku, kondisimu yang sekarang ini tidak terhitung sebagai rival. Paling-paling hanya terhitung sebagai pihak ketiga yang mengganggu kehidupan pernikahanku.”

“Kamu...” Bate Charlene tidak menyangka Yuni Lim akan bersikap seperti itu setelah ia berujar terus-terang.

“Sudahlah, ini waktu kerja. Lebih baik kita jangan membahas masalah pribadi dulu, setuju?”

Yuni Lim tidak ingin membuang waktu untuk berdebat dalam perkara seperti ini.

Ia sudah berhasil meraba karakter Bate Charlene. Wanita itu tidak memiliki niat jahat, tapi juga bukan merupakan orang baik. Bate Charlene juga tidak terlalu jujur dan memiliki pemikiran yang luas.

Jadi walaupun Yuni Lim juga mengagumi Bate Charlene, ia tetap tidak akan menurunkan batas pengawasannya.

Beberapa waktu selanjutnya dipenuhi oleh pembicaraan kesepakatan antara kedua orang itu. Saat salah satu pihak menyerang, pihak lain pergi. Ada beberapa hal yang tidak dapat disetujui, namun semua masih dalam tahap ternegosiasi.

Setelah selesai, Yuni Lim bangkit berdiri lebih dulu: “Semoga lain kali kita bisa bekerja sama lagi.”

“Pasti masih ada kesempatannya lagi.” Bate Charlene menatap Yuni Lim dengan kepala yang diangkat tinggi, wajahnya tidak terlihat murung.

Yuni Lim ingin tertawa, namun ia masih dapat menahannya.

Kedua orang itu berjalan keluar secara berdampingan. Bate Charlene tiba-tiba bertanya pada Yuni Lim: “Oh ya, Nyonya Gail, apakah kamu juga penggemar Hanna?”

Mendengar Bate Charlene mengungkit tentang Hanna Gu, tanpa sadar Yuni Lim memperlambat langkahnya. Raut wajahnya sedikit berubah, namun nada suaranya tetap seperti biasa: “Bukan.”

“Kalau begitu, saat aku mengirimkan pesan singkat padamu dan memberimu petunjuk, bagaimana kamu bisa secepat itu menebak bahwa ialah orangnya? Apalagi ia sudah pensiun. Kalau bukan merupakan orang yang memperhatikannya, bagaimana mungkin bisa menebak kalau itu ia?”

Nada bicara Yuni Lim sangat datar: “Namanya dulu sangat terkenal.”

Dulu, semua hal yang dilakukan Hanna Gu dilakukan di dalam negeri. Nona keluarga kaya seperti Bate Charlene ini pasti tidak akan sukarela mengikuti berita tentang artis. Kalau memang ada niat untuk menyelidiki, pasti bisa menemukan jejak-jejak kasus.

Setelah mendapatkan jawaban dari Yuni Lim, Bate Charlene hanya mengedikkan bahunya dan tidak bicara apa-apa lagi.

Yuni Lim mengantarnya hingga ke depan lift, lalu tiba-tiba terpikir sesuatu dan bertanya: “Sekarang sudah jam pulang kerja, kamu mau kemana?”

Bate Charlene sedikit terkejut: “Aku mau bersiap pergi ke tempat acara. Hari ini Hanna ada sesi syuting iklan.”

“Apakah aku juga boleh ikut pergi untuk melihat-lihat?” Saat Yuni Lim bicara, ia sudah masuk ke dalam lift.

Bate Charlene mencibirkan mulutnya. Apakah ia bisa menolak?

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu