After Met You - Bab 706 Dia

Yuni Lim dibolak-balikkan oleh Candra Gail tiga sampai empat kali, saat ia telah berhenti, waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi.

Candra Gail memeluknya lalu ia pergi untuk mandi, setelah itu ia kembali ke tempat tidur, Yuni Lim sudah sangat mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya lagi, saat ia hendak tidur, ia merasakan dingin di kamar itu.

Perlahan Yuni Lim membuka mata, pandangannya terlalu kabur, ia tidak merasakan hangat tubuh Candra Gail disana, tangannya mencari-cari dimana tubuh Candra Gail.

Tatapannya tertuju ke arah datangnya hawa dingin itu, ia melihat jendela kamar telah terbuka, ada sosok bayangan seseorang di dekat jendela, aura malam yang gelap dan sunyi menyeruak masuk ke ruangan, Yuni Lim juga melihat setitik cahaya api.

Entah sejak kapan, di luar telah turun hujan.

Otaknya sangat lelah dan mengantuk, lalu ia berusaha untuk bangun.

Saat ia hendak bersuara, orang yang berada di dekat jendela sepertinya menyadari bahwa ia telah terbangun, Yuni Lim mengetahuinya karena setitik api di sana telah menghilang.

Dalam kegelapan, ia menutup jendela, lalu berjalan mendekati Yuni Lim.

Setelah ia mendekat, ia menyalakan lampu meja di sebelah tempat tidur, cahaya yang hangat dan terang memenuhi ruangan, pandangannya menjadi jelas, alisnya yang indah sangat dekat dari pandangannya, ia mengulurkan tangan dan menyibakkan rambut di dahi Yuni Lim, lalu bertanya dengan suara yang hangat: “Mengapa kamu terbangun?”

Baru saja ia menyakinkan diri bahwa Yuni Lim terlalu lelah dan mengantuk, maka ia tidak mungkin terbangun dengan mudah, maka ia memutuskan untuk merokok di dekat jendela.

Yuni Lim duduk dan membenarkan posisinya, ia mendongak dan menatapnya: “Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?”

Ia tidak memiliki kebiasaan merokok saat setelah selesai melakukannya, setelah Yuni Lim melarangnya merokok, sepertinya ia tidak pernah merokok lagi.

Di malam yang sunyi dan tenang sepert ini, di kamar mereka, mengapa ia ingin merokok?

Candra Gail mengulurkan tangan dan menyelimutinya dan berkata: “Karena aku sangat ingin merokok, maka aku tidak bisa menahannya.”

Ia berbohong.

Tidak ada orang lain selain Yuni Lim yang mengetahui seberapa besar kemampuannya untuk menahan keinginannya.

“Sudahlah, tidur saja.” Untuk sesaat ia tetap berdiri di sebelah jendela, tangannya dingin, kemudian perlahan menghangat, kemudian ia naik ke tempat tidur dan memeluk tubuh Yuni Lim dan bersiap untuk tidur.

Yuni Lim juga tidak mengatakan apapun, ia berada dalam pelukan Candra Gail, ia teringat oleh ucapan Bate Charlene.

Ia berkata, pria yang telah membawa Candra Gail padanya memiliki marga Lu.

Ia ingin bertanya padanya namun dengan berbasa-basi, namun pada akhirnya ia bertanya padanya secara blak-blakan: “Siapa yang menyelamatkanmu?”

Suara Yuni Lim sangat ringan, namun dalam ruangan yang sunyi itu, suaranya terdengar sangat jelas dan tegas.

Suasana menjadi lengang untuk waktu yang cukup lama, Candra Gail tidak menjawabnya.

Tentu saja Yuni Lim tidak mungkin mengira Candra Gail dapat tidur dalam waktu sesingkat itu.

Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, ia merasa pelukannya menjadi lebih erat, kemudian, ia mendengar suara Candra Gail yang aneh seperti baru saja terbangun dari tidurnya.

“Dia.”

Ia tidak mengatakan dengan jelas siapa orang itu, namun keduanya tahu, siapa “dia”.

Bate Charlene pernah menemui Yuni Lim, Candra Gail mengetahui hal itu.

Masalah tentang Dr. Lukman yang menyelamatkannya, ia juga tidak berniat untuk menyembunyikannya, lagi pula Yuni Lim telah mengetahuinya, tentu saja ia langsung mengakuinya.

Ia merasa pelukan di tubuhnya sangat erat, raut wajah Candra Lim menjadi lesu, hanya saja, Yuni Lim tidak bisa melihatnya.

Ia telah membahas tentang Dr. Lukman, Yuni Lim meneruskan bicara: “Sebelumnya, setelah kamu naik ke pesawat, ia meneleponku, saat itu, ia jelas tidak berada dalam pesawat, bagaimana ia bisa menyelamatkanmu?”

Namun pikiran Candra Gail terfokus pada hal lain: “Apakah kamu sering menghubunginya?”

“Tidak…” Yuni Lim menyadari ada perubahan dalam nada bicaranya, ia menggerakkan tubuhnya, ia ingin menatap wajahnya.

Namun hasilnya, ia merasakan tangan Candra Gail yang berada di pinggangnya mulai bergerak menuju bagian dalam gaun tidurnya, ia segera menahan tangan Candra Gail dan berkata: “Apa yang kamu lakukan?”

“Sepertinya kamu masih bersemangat, sedikitpun tidak mengantuk, kebetulan sekali ‘dia’ juga sedang bersemangat.” Candra Gail menekankan kalimat yang terakhir ia ucapkan, agar Yuni Lim bisa mengetahui dan merasakan bahwa “dia” sedang bersemangat.

Yuni Lim segera mengulurkan tangan dan mendorong tubuhnya: “Aku mengantuk, jangan mengacau.”

“Jika mengantuk, tidur saja.” Candra Gail mempererat pelukannya, tidak bergerak lagi.

Yuni Lim juga telah dibuat ketakutan oleh Candra Gail, ia juga tidak berani bergerak lagi, ia menutup mata lalu tak lama kemudian ia sudah terlelap.

……

Keesokan harinya.

Walaupun Yuni Lim tidur terlalu larut kemarin malam, namun karena nalurinya, ia bangun pagi.

Saat ia bangun, Candra Gail masih terlelap.

Wajahnya terlihat lebih putih dari pada sebelumnya, terlihat sekali seperti orang sakit, terlihat ada jenggot yang baru saja tumbuh di dagunya, ia terlihat sangat tidak rapi.

Setelah tidur semalam, rambut Candra Gail terlihat berantakan, penampilannya yang belum terkondisikan membuat hati orang melunak saat melihatnya.

Yuni Lim memberikan kecupan di bibirnya yang lembut, lalu ia berbalik dan mengendap-endap menuju kamar mandi.

Walaupun ia juga sangat ingin menemani Candra Gail untuk tidur lebih lama, namun hari ini Gilbert Gail harus pergi ke sekolah.

Hari ini adalah hari terakhir, setelah ini, Taman kanak-kanak tempat Gilbert Lin bersekolah akan libur.

Yuni Lim berdiri di depan cermin, ia membuka gaun tidurnya, bekas kemerahan di leher dan tubuhnya terlihat sangat jelas.

Ia tidak bisa menahan wajahnya yang berubah menjadi merah, semalam, Candra Gail memang benar-benar liar.

Untung saja sekarang sedang musim dingin, ia bisa mengenakan turtle neck.

Setelah ia membersihkan diri dan berganti pakaian, Candra Gail belum juga bangun, sepertinya ia lelap sekali.

Yuni Lim kembali ke ruang penyimpanan baju, kemudian ia mengambilkan pakaian untuk Candra Gail, pakaian dalam dan luarnya, bahkan kaus kakinya juga ia ambilkan, ia menaruhnya dengan hati-hati di sebelah tempat tidur, setelah itu ia berbalik dan berjalan keluar.

……

Yuni Lim pergi menuju kamar di seberang kamar tidurnya untuk melihat Gilbert Lin, Gilbert Lin duduk di tempat tidurnya dengan wajah kosong, rambutnya yang lembut tampak berantakan, jelas sekali ia baru saja bangun tidur.

Mendengar suara pintu dibuka, ia menoleh dan melihat Yuni Lim masuk ke kamarnya, ia mengulurkan kedua tangannya dan berkata: “Ibu.”

Yuni Lim tersenyum dan berjalan mendekatinya, ia mencium dan memeluknya, kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan membiarkan Gilbert Lin memilih pakaiannya sendiri.

Gilbert Lin mengulurkan tangan dan mengambil baju yang paling dekat dengannya, Yuni Lim membantunya mengambilkan celana yang pas untuk dipasangkan dengan baju itu.

Kemudian, ia kembali duduk di tempat tidur, hendak membantu Gilbert Lin berganti baju.

Gilbert Lin melihat sekeliling: “Ayah dimana?”

Yuni Lim mengusap kepalanya: “Ayah baru saja kembali dari tempat yang sangat jauh, jadi sekarang ia butuh banyak istirahat, kita jangan mengganggunya, biarkan dia tidur cukup, oke?”

Gilbert Lin tidak tahu seberapa jauh ayahnya pergi, namun ibunya mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, maka ia mengangguk: “Baiklah.”

Yuni Lim membuatkan sarapan, kemudian menyisakan satu porsi untuk Candra Gail, setelah ia selesai makan, ia membawa Gilbert Lin keluar.

Sebelum ia pergi, ia berpesan kepada pembantu untuk memberikan makanan itu saat Candra Gail sudah bangun.

Setelah Yuni Lim mengantarkan Gilbert Lin ke sekolah, ia langsung berangkat ke kantor.

Setelah ia selesai menghadiri pertemuan pagi, ia melihat jam, ia mengira-ngira bahwa saat ini Candra Gail pasti sudah bangun, ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Candra Gail.

Telepon berdering cukup lama, dan pada akhirnya ada yang mengangkatnya.

Belum sampai ia bicara, di ujung telepon, terdengar suara Candra Gail yang lemah: “Direktur Lim akhirnya kamu mengingatku?”

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu