After Met You - Bab 373 Takdir Yang Bertaut

Yuni Lim menatap Candra Gail perlahan.

Ia sebenarnya tidak pernah terpikir untuk mundur dari pekerjaannya.

Karena ia sebenarnya masih menyukai pekerjaannya itu.

“Hm? Bicaralah.”

Melihat Yuni Lim yang tidak berkata apapun untuk waktu yang lama, Candra Gail pun menjulurkan tangannya dan mencubit pipinya.

Yuni Lim menyingkirkan tangan Candra Gail dan berkata jujur: “Aku tidak ingin mengundurkan diri, tidak dalam waktu dekat.”

“Ya.”

Candra Gail hanya menjawab singkat dan mencium Yuni Lim, lalu kembali mengatur barang-barangnya.

Yuni Lim hanya menatap punggung Candra Gail dari belakang, entah mengapa ia bisa merasakan aura kehilangan yang menguar dari tubuh pria itu.

Sebenarnya, mengundurkan diri juga tidak masalah.

Yuni Lim pun turun dari ranjang dan berjalan menuju belakang Candra Gail. Ia mengangkat kakinya dan menendang-nendang tumit Candra Gail dengan pelan: “Kalau kamu benar-benar ingin bermain di luar selama setahun, aku bisa mengundurkan diri.”

Candra Gail membalikkan kepalanya dan menatap Yuni Lim lalu berkata: “Kenapa kamu begitu ingin bersenang-senang?”

Bukankah ia yang pertama kali menyarankan Yuni Lim untuk mengundurkan diri?

Yuni Lim tidak ingin mempedulikan pria yang pikirannya selalu berubah-ubah seperti wanita ini, ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke kamar mandi.

……

Bahkan ketika mereka berdua sampai di stasiun kereta, wajah Yuni Lim masih menunjukkan raut tak acuh.

Kenapa harus naik kereta?

Melihat tatapan mata Yuni Lim yang terkejut, Candra Gail pun bertanya: “Tidak mau naik kereta?”

Saat ini mereka berdua masih ada di dalam mobil. Yuni lim menggelengkan kepalanya, sambil membuka sabuk pengamannya ia pun tersenyum dan berkata: “Bukan begitu. Aku takut tulang-tulang tuamu tidak bisa tahan ketika duduk di kereta. Kamu sebentar lagi sudah mau berusia 30 tahun.”

Candra Gail menaikkan alisnya. Tangannya pun terjulur dan tanpa suara menjalar turun dari pundak Yuni Lim.

Ketika Candra Gail menarik tangannya kembali, Yuni Lim hanya mendengar suara ‘Tap!’ dan dadanya terasa lebih longgar......

Setelah tiga detik dalam hening, Yuni Lim pun berseru dengan suara yang sedikit kesal: “Candra Gail!!”

Candra Gail pun memanfaatkan kesempatan, tangannya yang besar menyusup masuk dari keliman baju Yuni Lim. Tangannya mencubit dada Yuni Lim dengan kencang, matanya meredup, dan ia pun berkata sambil mengeratkan giginya: “Tulang-tulang tuaku ini bisa menghukummu sebaik mungkin kapan saja.”

“Hm...”

Yuni Lim mengerang pelan saat merasakan gerakan tiba-tiba Candra Gail, dadanya terasa agak sakit dan mati rasa, wajahnya juga bersemu merah.

Dasar pria brengsek! Mereka ini sedang berada di bawah langit terang dan di depan pintu masuk stasiun dimana orang keluar-masuk!

Yuni Lim secara tidak sadar menjulurkan tangannya yang tidak terluka dan menghalau gerakan tangan Candra Lim dari luar bajunya, suaranya terdengar marah: “Kau! Tarik tanganmu keluar!”

“Tidak mau.”

Candra Gail mulai menjadi sedikit kasar, nada suaranya terdengar sedikit tertahan, sepasang matanya yang hitam semakin bertambah gelap. Seolah-olah ia ingin membawa Yuni Lim masuk ke dalam pusaran gelap yang tidak berujung.

Wajah Yuni Lim semakin memerah: “Kau berani?!”

“Memangnya kenapa aku tidak berani?”

Begitu berbicara demikian, Candra Gail juga memberikan sebuah cubitan yang merangsang.

Yuni Lim merasa seperti sedang bertarung. Kepalanya terasa mati rasa dan ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, sedikitpun tidak bergerak.

Suaranya sedikit bergetar: “Di luar ada banyak orang... Kalau kamu seperti ini, aku akan marah.”

Begitu Candra Gail mendengarnya, ia pun menatap ke arah luar dan menyadari bahwa saat ini tidaklah aman. Sebelum Yuni Lim dapat berkata apapun, Candra Gail memberikannya satu cubitan lagi lalu menarik tangannya.

Setelah Candra Gail menarik tangannya, Yuni Lim dengan cepat mendekap sepasang tangan itu sambil menatap pria itu dengan penuh peringatan, seolah-olah ia takut tangan pria itu akan bergerak kembali.

Tapi sepasang tangan yang Yuni Lim dekap itu malah meremas lekuk dadanya.

Garis leher dari gaun musim semi tipis yang Yuni Lim kenakan memperlihatkan lekuk dadanya dengan jelas saat Candra Gail melirik. Rasa dari sesuatu yang kenyal yang ia rasakan sebelumnya itu masih berada di telapak tangannya. Ia dan Yuni Lim memiliki hubungan yang canggung sebelumnya, selanjutnya karena Yuni Lim terluka ia juga tidak menyentuh wanita itu sama sekali. Sekarang, hatinya terasa seperti kobaran api.

Candra Gail menelan ludahnya dan menarik dasinya. Tiba-tiba, ia menjulurkan tangannya dan menarik Yuni Lim mendekat.

“Ah—”

Yuni Lim berseru dengan suara kecil. Apalagi yang mau dilakukan pria ini!

Kalau ingin melakukan sesuatu yang intim, lebih baik di rumah saja!

Sekarang kedua orang itu berada di dalam mobil yang terletak di pintu masuk stasiun kereta api. Banyak orang berlalu-lalang di depan mobil, membuat nyali Yuni Lim ciut.

Candra Gail mendengus dingin dan berujar dengan kasar: “Aku tidak pernah mendengarmu berteriak begitu kencang di atas ranjang!”

Sebelum Yuni Lim dapat menyangkal, ia merasakan tangan Candra Gail yang sudah kembali menyusup ke dalam bajunya.

Tanpa menunggu sangkalan dari Yuni Lim, Candra Gail langsung berujar dengan dingin: “Jangan bergerak!”

Hanya pada saat itulah Yuni Lim menyadari bahwa Candra Gail tidak sedang melakukan apa-apa melainkan membantunya... Mengancingkan pakaian dalamnya!

Yuni Lim merasa agak malu dan diam-diam menatap Candra Gail. Setelah ditatap, Candra Gail pun dengan cepat menarik kembali tangannya.

Candra Gail berpikir bahwa pakaian dalam dan baju Yuni Lim itu benar-benar tidak didesain secara saintifik. Sangat mudah dilepas dan tidak bisa dalam keadaan terkancing untuk waktu yang lama!

Untung saja Candra Gail berhasil mengancingkannya.

Yuni Lim tiba-tiba tertawa.

Candra Gail melirik Yuni Lim dengan dingin: “Kalau kamu masih tertawa, aku akan melakukannya padamu di mobil!”

Yuni Lim langsung mendengus.

Yuni Lim lalu mendekat pada Candra Gail dan menghadiahi bibirnya sebuah kecupan. Ia lalu mengelus wajah pria itu: “Baiklah, jangan marah.”

Lalu ia melihat telinga Candra Gail yang memerah...

Kedua mata Yuni Lim membelalak.

Jangan-jangan... Pria itu merasa malu?

Jumlah saat ia berinisiatif untuk mencium Candra Gail sangat sedikit, jadi Yuni Lim tidak pernah memperhatikannya sebelumnya.

Candra Gail menolehkan kepalanya dan menatap Yuni Lim. Raut wajahnya berubah dan ia membuka pintu mobil lalu turun.

Yuni Lim dengan cepat mengikutinya.

Tentu saja Yuni Lim ingat bahwa Candra Gail-lah yang menggodanya pertama kali?

Lalu ia hanya menghadiahi pria itu dengan sebuah kecupan. Benar-benar hanya sebuah kecupan...

Candra Gail meletakkan koper itu di depan Yuni Lim: “Tunggu aku disini.”

Ia kemudian menyetir mobilnya dengan cepat ke area parkir mobil.

Yuni Lim hanya berdiri disitu dengan raut wajah tercenung. Ia lalu dengan tidak sabar mengirimkan pesan kepada Tasya: Menurutmu, apakah si direktur dingin itu bisa merasa malu hanya dengan sebuah ciuman?

Balasan Tasya pun datang dengan cepat: Jangan bercanda. Memangnya ia perempuan yang bisa merasa malu karena sebuah ciuman? Jangan katakan padaku Bos Gail merasa malu karena kamu menciumnya? Menurutmu aku akan percaya? Hari ini adalah April Mop! Lagipula kalian kan pasangan suami-istri tua!

Pasangan suami-istri tua?

Yuni Lim berpikir, sepertinya memang begitu.

Tapi, ternyata hari ini adalah April Mop?

Ia melihat kalender dan menyadari bahwa hari ini memang tanggal 1 April.

“Yuni!”

Tiba-tiba dari hadapannya terdengar suara yang terkejut senang.

Yuni Lim menolehkan kepalanya dan melihat Aika yang seharusnya pergi hari ini.

“Aika?”

Yuni Lim merasa sedikit terkejut. Kenapa Aika ada disini? Apalagi tidak ada seorang pengawal ataupun pelayan disampingnya.

“Aku dan Yuni ternyata memiliki ikatan yang dalam. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini.” Aika tersenyum lebar.

Yuni Lim juga menyadari kebetulan ini.

Tapi belum sempat ia mengatakan apapun, dari belakang Yuni Lim pun terdengar suara Candra Gail yang memanggilnya: “Yuni!”

Yuni Lim membalikkan kepalanya dan melihat Candra Gail yang sedang berlari menghampirinya.

Yang terlintas di benak Yuni Lim adalah kabur.

Tapi, lawannya adalah Aika yang sedari kecil sudah berlatih bela diri dan tinggal di kemiliteran untuk waktu yang lama.

Hanya dalam beberapa langkah, Aika sudah menangkapnya.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu