After Met You - Bab 650 Pasti Ada, Kita Tunggu Disini

Candra Gail tertawa, dan dia memanggil pelayan untuk menuangkan anggur untuknya, dan minum anggur dengan orang bersulang dengannya. Tes Iklan Watermark Tes Iklan Watermark

Kemudian, dia tidak duduk.

Sisanya, dia maju untuk bersulang.

Candra Gail tidak menolak, tetapi dia tidak minum banyak, dan hanya minum sedikit.

Namun, bawahannya sudah sangat puas.

Karena sesudah mereka berada di perusahaan selama bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya mereka melihat Candra Gail sangat ramah. Bukan hanya bersulang dnegan mereka, dia juga memiliki wajah lembut sepanjang acara dan sangat mudah didekati.

Mereka belum pernah melihat Candra Gail seperti itu,dan membuat mereka merasa tegang yang tak bisa dijelaskan di hati mereka.

Ada terlalu banyak orang, walaupun Candra Gail hanya bersulang ke setiap orang dan hanya minum sedikit, Sesudah satu putaran, dia sudah minum hampir setengah botol anggur.

Yuni Lim ingin menghentikannya, tetapi melihat dia dan bawahannya sangat senang, dan dia ingin menghentikannya namun tidak jadi melakukannya.

Lupakan saja, penyakit mag Candra Gail tidak kambuh untuk sementara waktu. Jarang mereka semua sebahagia hari ini. Apalagi Candra Gail sudah terkendali.

Pada akhir acara, Yuni Lim adalah satu-satunya yang benar-benar sadar.

Bahkan Asisten Andrea dan Lina setengah mabuk dan sedikit melantur.

Yuni Lim melihat sekeliling, dan beberapa orang mabuk dan tidak bisa bergerak di atas meja, dan beberapa pergi ke kamar mandi. Dia sedikit sakit kepala.

Memalingkan kepalanya untuk melihat Candra Gail, yang sedang duduk di kursi di sampingnya, dia memiringkan kepalanya dan menyipitkan matanya, wajahnya yang biasanya dinginnya yang berubah menjadi merah.

Yuni Lim mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya, yang agak panas.

Merasakan sentuhan di wajahnya, Candra Gail segera membuka matanya, tatapan matanya agak tajam.

Orang di depannya adalah Yuni Lim, matanya melembut lagi.

Yuni Lim melihat bahwa dia membuka matanya dan berkata, "Kamu duduk di sini dan jangan bergerak. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengantar bawahanmu pulang. Tunggu aku di sini."

Karena alkohol, reaksi Candra Gail agak lambat. Sesudah Yuni Lim berbicara, butuh beberapa detik untuknya menjawab.

Dia mengambil tangan Yuni Lim dan suaranya lembut: "Suruh Asisten Andrea."

Yuni Lim menoleh untuk menatap Asisten Andrea.

Asisten Andrea duduk dengan seorang manajer departemen, menunjuk ke sebuah piring di atas meja dan berkata, "Mengapa ada ayam di sini? Hubungi manajer untuk datang ... Disini ada seekor ayam ..."

Manajer departemen berkata dengan pelat: "Bukan, ini kue !!"

"ayam!"

"kue!"

Mereka berbicara dengan nada yang pasti , dan saling berdebat dengan muka merahnya.

Oke, mungkin itu karena minum dan membuat mukanya memerah.

Yuni Lim: "..."

Dia diam-diam menarik pandangannya dan menyadari ekspresi Candra Gail tertegun.

“Aku akan memanggil pelayan untuk meminta bantuan,” Yuni Lim menepuk tangan Candra Gail, menarik tangannya, dan berkata dia akan keluar.

Candra Gail menggosok kepalanya dan berkata, "Ngomong-ngomong, aku tidak harus pergi bekerja besok, buka saja kamar untuk mereka dan biarkan mereka tinggal di sini."

“Apakah tidak apa-apa?” Yuni Lim ragu-ragu.

"Tidak apa-apa," Candra Gail berkata dan mau berdiri.

Yuni Lim mendorongnya dan berkata: "Diam, aku saja yang pergi."

Nadanya agak keras.

Candra Gail mungkin benar-benar mabuk. Dia menatap Yuni Lim dengan kosong selama beberapa detik dan duduk diam.

Karena sudah malam, beberapa anggota keluarga dari bawahan perusahaan sudah datang ke hotel untuk menjemput mereka, sementara yang lain yang tidak dijemput. Yuni Lim menyuruh orang-orang hotel unntuk mengatur mereka menginap di sana.

Keteka selesai mengatur semua ini, waktu sudah subuh.

Yuni Lim selalu bekerja secara teratur, saat ini sangat mengantuk.

Dia hampir menyipitkan matanya kembali ke dalam ruangan dan duduk di kursi di sebelah Candra Gail: "Ayo pulang."

Siapa tahu, Candra Gail, yang masih setengah mabuk sebelumnya, tiba-tiba mulai menjadi menggila.

Dia melirik Yuni Lim, bersandar keebelakang dengan lengannya, dan berkata dengan kasar, "Tidak mau kembali."

“Apa yang ingin kamu lakukan jika kamu tidak kembali?” Yuni Lim sudah sangat mengantuk. Sesudah mendengarkan kata-kata Candra Gail, rasa kantuknya sebagian besar menghilang dan dia menoleh untuk menatapnya.

“Pokoknya, aku tidak mau kembali.” Candra Gail mengangkat alisnya, matanya masih terlihat sadar.

Yuni Lim bertanya dengan sabar, "Ada apa? Tidak cukup minum?"

Dia belum pernah melihat Candra Gail yang seperti ini...terlihat marah, tapi tidak marah, dan dia bahkan merasa sedikit terkejut.

Dia mengulurkan tangan dan menggosok kepala Candra Gail.

Candra Gail meraih tangannya: "Ayo kita pergi untuk melihat bintang-bintang."

"..."Hari ini mendung. Ketika dia baru saja mengantar seseorang keluar, dia tidak melihat bintang-bintang.

"Lain kali, jangan hari ini."

"Tidak."

"..."

Yuni Lim menjelaskan dengan sabar kepada Candra Gail, tetapi dia tidak mendengarkannya sama sekali, dia ingin melihat bintang-bintang.

Tidak hanya itu, dia juga ingin pergi untuk melihat gunung tertinggi di kota.

Yuni Lim tidak bisa memahaminya. Dia sebelumnya baik-baik saja, tapi sekarang dia seperti anak kecil, dan dia ingin melihat bintang-bintang.

Namun, dia tidak mendengarkan bujukannya. Begitu dia berkata "Tidak", dia mengambil kunci dan menyetir sendiri ke gunung.

Dia yang seperti ini, bagaimana mungkin dia naik gunung.

Yuni Lim tidak punya cara lain, dan membawanya naik gunung.

Karen khawatir dia akan mengantuk saat mengemudi di tengah jalan, dia sengaja minum dua cangkir kopi sebelum naik mobil.

Namun, ketika dia berada di jalan, dia merasa sudah melakukan sesuatu yanng tidak penting.

Karena, sepanjang jalan, Candra Gail selalu berbicara sepanjang waktu, dan tidak ada berhenti sama sekali.

Pada awalnya, Yuni Lim menanggapinya dengan beberapa kata. Tetapi selanjutnya, dia berkata sembarangan dan tidak bisa dimengerti Yuni Lim , jadi dia membiarkannya berbicara.

Dia tampak bosan dan mulai melantunkan puisi ...

Bahasa Cina, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis ...

Dia berbicara setiap bahasa yang dia bisa.

Perasaan Yuni Lim campur aduk.

Tapi dia menghitungnya dengan serius, sepertinya ada tujuh atau delapan bahasa, dia benar-benar tidak tahu bahwa Candra Gail memiliki bakat berbahasa.

Yuni Lim berpikir sejenak dan berkata: "Sesudah kembali ke negara Z, kamu akan bertanggung jawab untuk mengajarGilbert Gail bahasa asing."

Tidak tahu apakah Candra Gail mendengarnya atau tidak, dia terus berpuisi.

Begtulah, satu orang mengetir mobil, dan satunya berpuisi, menghabiskan dua atau tiga jam untuk mereka sampai ke puncak gunung.

Di puncak gunung, Candra Gail membuka pintu mobil dulu dan berjalan keluar.

Dia menatap langit yang gelap dan menoleh untuk melihat Yuni Lim, yang keluar dari mobil di belakangnya: "Dimana bintang-bintang?"

Yuni Lim melihatnya keluar dari mobil, takut dia akan jatuh karena mabuk, dan dengan cepat berjalan untuk memapahnya: "Sudah kubilang hari ini tidak ada bintang, kamu malah mau datang."

Dengan lampu mobil, Yuni Lim bisa melihat wajah Candra Gail dengan jelas.

Dia terdiam sesaat dan tiba-tiba tertawa: "Tentu, kita akan menunggu di sini."

"..." Yuni Lim tidak tahu harus berkata apa.

Dia berbalik dan mengambil dua langkah ke belakang. Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya dan meraih pinggang Yuni Lim, dan mengangkatnya untuk duduk di atas mobil.

Yuni Lim yang tidak siap, begitu dipeluk olehnya dan berseru: "Apa yang akan kamu lakukan!"

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu