After Met You - Bab 455 Virus ‘K1LU73’

Yuni Lim tidak mengucapkan apapun, namun ekspresinya dengan jelas menunjukkan bahwa ia tidak mempercayai ucapan Candra Gail.

Candra Gail tidak tahan untuk tidak mencubit hidung Yuni Lim: “Sudah berubah menjadi hidung badut.”

Yuni Lim menyentakkan tangan Candra Gail dan menyedot hidungnya, lalu memalingkan kepalanya ke samping.

Candra Gail dengan sigap menjulurkan tangannya dan memeluk Yuni Lim: “Maaf, aku salah. Hari ini aku pergi ke kota L karena ada urusan penting. Pagi ini setelah aku mengambil data dari ruang kerja, aku lupa membawa ponselku.”

“Memangnya kamu tidak bisa meminjam ponsel orang lain dan meneleponku!” Yuni Lim masih sedikit tidak percaya bahwa seseorang yang begitu berhati-hati seperti Candra Gail bisa lupa membawa ponselnya.

Melihat Yuni Lim akhirnya sudah berhenti menangis, ekspresi lega pun muncul di wajah Candra Gail: “Baiklah, kalau begitu lain kali aku akan menggunakan ponsel orang lain untuk meneleponmu.”

“Kamu...”

“Sudah, sudah, jangan bergerak. Aku harus mengompres matamu atau besok pagi akan terasa tidak nyaman.” ujar Candra Gail dan mengambil kantung esnya kembali.

Yuni Lim dengan cepat mengecup Candra Gail lalu menutup matanya, menunggu pria itu mengompres matanya.

Candra Gail memang dasarnya lebih tinggi darinya, meskipun mereka sama-sama duduk, pria itu tetap lebih tinggi sedikit darinya.

Yuni Lim sedikit mengangkat kepalanya, matanya tetap terpejam. Bulu matanya yang panjang membentuk bayangan di bawah matanya. Ujung hidungnya masih sedikit merah, bibirnya terkatup, terlihat segar dan lezat...

Candra Gail merenggangkan dasinya dan berujar dengan suara serak: “Buka matamu.”

“Bukankah akan lebih baik kalau aku menutupnya?” Meskipun bertanya demikian, tapi Yuni Lim tetap membuka matanya.

Candra Gail menundukkan kepalanya dan begitu melihat mata sembab Yuni Lim yang sedang berkedip sambil menatapnya, tenggorokan pria itu pun terasa mengetat dan ia berujar dengan suara dingin: “Jangan lihat aku.”

Suasana hati Yuni Lim sudah jauh lebih membaik dan ia menggumam: “Kamu tidak membiarkanku untuk menutup mata namun juga tidak membiarkanku melihatmu. Sebenarnya kamu mau apa?”

Begitu kata terakhirnya dilontarkan, tubuh Yuni Lim sudah ditindih diatas kasur.

Yuni Lim menatap Candra Gail yang berada diatasnya dan sedang menatapnya dengan kagum: “Kamu...”

“Bukankah kamu bertanya aku mau apa?” Suara Candra Gail terdengar rendah dan serak, dan ia menatap wanita dibawahnya seolah-olah Yuni Lim adalah obor.

Yuni Lim menolehkan kepalanya....

...

Ketika Yuni Lim bangun, ia menyadari bahwa ia sudah kembali ke kamarnya sendiri. Tubuhnya terasa segar dan ia sudah mengenakan pakaian tidur. Dibelakangnya adalah dada Candra Gail yang panas dan tegap.

Tangan pria itu melingkar di pinggangnya dan menguncinya dengan sedikit ketat.

Didepannya adalah kepala kecil Gilbert Gail.

Saat ini, Yuni Lim hanya merasakan kepuasan yang tidak terukur.

Ia mengelus-elus kepala Gilbert Gail dengan lembut, lalu dengan hati-hati membalikkan tubuhnya untuk melihat Candra Gail.

Candra Gail belum bangun. Matanya masih terpejam, bibirnya masih terkatup, dan ia terlihat sangat serius dalam tidurnya!

Hanya saja... Prianya benar-benar tampan.

Yuni Lim tidak tahan untuk tidak mencium Candra Gail.

Ia pasti terlalu sensitif. Kemarin Candra Gail hanya lupa membawa ponselnya dan seharian bekerja terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk meneleponnya, tapi kenapa ia bisa berpikiran bahwa pria itu mau meninggalkannya?

Apalagi ia masih menangis begitu hebatnya...

Yuni Lim merasa sangat malu saat teringat kejadian kemarin. Lebih baik ia bangun lebih dulu, yang jelas ia harus pergi ke Yanyue Media hari ini. Apalagi Yudi Lin sudah memindahtangankan Perusahaan Marigold kepadanya. Sekarang Yuni Lim adalah kepala eksekutif Perusahaan Marigold dan ia bertanggung jawab dalam menjalankan perusahaan itu.

Ia dengan hati-hati mengangkat tangan Candra Gail dari pinggangnya dan melompat perlahan turun dari kasur, lalu pergi ke kamar mandi.

Begitu pintu kamar mandi tertutup, mata Candra Gail yang semula terpejam pun terbuka.

Sorot matanya terlihat sangat jernih, tidak seperti sorot mata seseorang yang baru saja bangun.

……

Ketika Yuni Lim keluar dari kamar mandi, Candra Gail sudah selesai berganti pakaian.

Kalau bukan karena Yuni Lim tahu bahwa Candra Gail memiliki ruang pakaian tempat ia menyimpan belasan setel jas dan kemeja berwarna hitam dengan rapi, ia benar-benar berpikir bahwa pria itu hanya mengenakan satu setel jas selama bertahun-tahun.

Tidak peduli musim apapun, pria ini hanya mengenakan satu setel jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna hitam pula. Apabila cuaca di musim dingin terasa terlalu dingin, pria itu baru mengenakan tambahan mantel besar.

Yuni Lim berjalan menghampiri Candra Gail dan berujar terbata: “Ke—kemarin pengacara Yudi sudah datang dan aku sudah menandatangani surat pemindahan tangan. Hari ini, aku bekerja di Yanyue.”

Candra Gail hanya menatap Yuni Lim selama beberapa detik lalu berujar: “Kemarilah.”

Yuni Lim berjalan mendekat dengan patuh, dan Candra Gail menyerahkan dasi di tangannya pada wanita itu. Maksudnya sangat jelas, ia ingin Yuni Lim mengikatkan dasinya.

Yuni Lim dengan ahlinya mengikat dasi Candra Gail lalu berujar: “Kamu tinggal saja di rumah. Meskipun kelihatannya kamu sudah baik-baik saja, tapi tidak ada salahnya untuk beristirahat di rumah.”

Candra Gail menunduk dan menatapnya lalu berujar pelan: “Aku tahu kapan harus berhenti.”

Tahu kapan harus berhenti...

Tapi, obat itu juga mematikan. Meskipun sekarang ada obat yang dikembangkan oleh Daniel Mo yang bisa memperpanjang umur, tapi bagaimana kalau obat itu tidak bisa lagi mengatasi penyakit Candra Gail? Apa yang harus dilakukan?

Tepat pada saat itu, ada gerakan diatas kasur yang menarik perhatian.

Kedua orang itu menoleh ke belakang bersamaan dan melihat Gilbert Gail yang sedang membalikkan tubuhnya dan perlahan duduk diatas kasur. Ia mengusap-usap matanya dan mellihat mereka dengan tatapan kaget.

“Aku akan mengganti pakaian Gilbert, kamu turun duluan saja.” Candra Gail mengecup pipi Yuni Lim lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan ke sisi kasur.

Mata Yuni Lim membesar, Candra Gail mau mengganti pakaian Gilbert Gail?

Baiklah, ini juga bukan merupakan sesuatu yang aneh. Candra Gail juga membantunya mengganti pakaiannya.

Teringat akan hal itu, wajah Yuni Lim spontan memerah. Ia membalikkan tubuhnya dan cepat-cepat keluar.

……

Yuni Lim sudah lama tidak pergi ke Yanyue Media, segala urusan sudah menumpuk setinggi gunung.

Para pegawai tidak tahu bahwa perusahaan sudah berpindah tangan, dan Yuni Lim juga tidak bisa mengumumkannya sebelum ia berbicara dengan jajaran direktur terlebih dahulu.

Yuni Lim begitu sibuk selama seharian. Ketika jam pulang kerja sudah tiba, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang meneleponnya, karena ia pikir itu adalah Candra Gail.

“Aku sudah selesai bekerja, sebentar lagi pulang.”

Selesai berujar, Yuni Lim menunggu orang diujung sana untuk membuka mulutnya. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendengar suara dari ujung sana: “Yuni.”

Yuni Lim terpekur, sejak kapan Candra Gail memanggilnya begitu? Pria itu biasanya memanggil nama lengkapnya, tidak peduli saat marah ataupun senang, ia hanya membedakannya saat diatas kasur dan tidak diatas kasur.

Lagipula suara ini...

Yuni Lim berujar menebak: “Yudi?”

“Ya.” ujar Yudi Lin. “Apa kamu sudah menerima surat pindah tangannya?”

Yuni Lim tidak menyangka Yudi Lin akan meneleponnya. Ia meletakkan dokumen di tangannya dan berkata: “Sudah.”

“Baiklah kalau begitu.”

“Ya.”

“Oh, ya. Sebelumnya Candra Gail memintaku untuk mencari tahu tentang ketua dari kelompok riset ‘k7’. Aku tidak bisa menemukan apapun, aku hanya tahu bahwa virus terbaru yang sedang mereka kembangkan adalah ‘k1lu73’, sebuah virus yang mematikan. Virus ini bisa menghancurkan fungsi tubuh seseorang dan membuat orang yang terinfeksi cepat menua hingga mati.”

Yuni Lim terkejut, bukankah itu sama dengan kondisi Candra Gail sekarang?

Ternyata memang orang-orang Grisi yang ingin menghabisi Candra Gail.

Yuni Lim berpura-pura bertanya biasa: “Benar-benar mematikan. Apakah ada penawarnya?”

Yudi Lin berpikir sejenak sebelum menjawab: “Kalau soal itu, aku tidak tahu.”

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu