After Met You - Bab 588 Berpura-pura Tuli

Kini Yuni Lim dipenuhi rasa sakit, namun Candra Gail tidak berencana untuk melepaskannya sama sekali.

Apa yang dikatakan Candra Gail, dia telah mendengarnya. Dan ia tidak berniat untuk membantah.

Tidak peduli apa yang dia katakan, dia tidak akan percaya.

Wajah Candra Gail menyeramkan, dan mata gelapnya menatap Yuni Lim. Dia seperti orang kesurupan, sama sekali tidak menyadari bahwa tindakannya itu menyakitinya.

Yuni Lim kesakitan setengah mati.

Dia sebenarnya sedikit beruntung karen Candra Gail tidak langsung mencekiknya sekuat tenaga. Kalau tidak, hidupnya tidak bisa dijamin.

Dia mulai melawan dan melempar tinjunya ke arah Candra Gail.

Candra Gail mengerutkan kening seolah dia akhirnya merespons. Ia dengan cepat menarik tangannya.

Tapi Yuni Lim sedang menggunakan seluruh tenaganya saat ini. Candra Gail baru saja mengumpulkan kembali pikirannya dan tidak memperhatikan untuk sementara waktu. Tubuh Yuni Lim kehilangan keseimbangnnya dan terjatuh.

Semua itu terjadi dalam satu kedipan. Candra Gail hanya bisa mengulurkan satu tangan dan melihat Yuni Lim jatuh. Kepalanya terhantam di sudut meja, dan darah keluar dalam sekejap.

Yuni Lim merasakan sakit di bagian kepalanya, belum sempat menyentuh, ia sudah merasakan cairan hangat mengalir di wajahnya.

Dia meraihnya titik sakit itu, dan melihat darah di telapak tangannya.

Ternyata kepalanya cedera.

Dia melihat darah di tangannya dan menatap Candra Gail. Hatinya dingin ketika dia melihat dia berdiri diam.

Dia berdiri seolah-olah tidak ada yang terjadi dan berjalan keluar.

Ketika dia melewati Candra Gail, tangannya ditarik : "Kemana kamu pergi?"

"Memanggil dokter, aku tidak mau mati kehilangan darah." Yuni Lim bahkan tidak memandangnya. Melihat pria itu hanya akan membuatnya semakin kecewa.

Candra Gail mengambil kekuatannya dan berkata, "Kamu tidak boleh pergi ke mana pun tanpa izinku!"

"Oh, tapi kamu tidak bisa memanggil dokter, kan?" Yuni Lim akhirnya berbalik untuk menatapnya. Matanya dingin.

Candra Gail memandang darah di kepalanya. Pupilnya agak menyusut, bibirnya terangkat sedikit, tetapi dia tidak berbicara.

Dia tiba-tiba melepaskan tangan Yuni Lim, berbalik dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon: "Datang ke sini sekarang, kami berada di istana Morgen Wen."

Lalu dia menutup telepon.

Yuni Lim curiga dia memanggil Daniel mo.

Dia pikir dia benar-benar akan membiarkannya nati.

Yuni Lim menatapnya dengan dingin, melepaskan tangannya dan pergi ke kamar mandi.

Ia tidak tahu kapan Daniel Mo akan datang. Dia harus mandi dulu, atau dia akan pilek dengan luka di kepalanya.

Dia langsung pergi ke kamar mandi.

Ketika ia berdiri di depan cermin, dia menatap wanita dengan darah di wajahnya dan mencibir.

Ia terlihat cukup menyedihkan.

Dengan hati-hati menghindari lukanya dan mulai mandi.

Setelah mandi, ia berbalik dan mendapati Candra Gail berdiri di dekat pintu. Entah sejak kapan pria itu berdiri di sana.

Rasa malunya hanya berlangsung sesaat.

Dia berjalan melewatinya dengan handuk dan ditarik oleh Candra Gail.

"Apa lagi?"

Suaranya dipenuhi rasa ketidaksabaran

Candra Gail merapatkan bibirnya dengan erat, dan ada kemarahan di matanya.

Mungkin karena kepalanya terbentur, kemarahan di hatinya keluar dan kesabarannya hilang. Dia benar-benar tak ingin berurusan dengan Candra Gail.

Candra Gail mengeluarkan kain dan membungkus keningnya untuk menghentikan darah yang masih mengalir.

Yuni Lim terpatung sesaat sebelum kembali berjalan dan mengganti pakaian.

……

Ketika Daniel Mo datang, waktu sudah berlalu satu jam.

Ada juga dokter di istana Morgen Wen. Hanya perlu sepuluh hingga dua puluh menit bagi mereka untuk datang ke sini. Tetapi Candra Gail memilih Daniel Mo dan membiarkannya menunggu selama satu jam.

Yuni Lim duduk di sana tanpa ekspresi, membiarkan Daniel Mo membalut lukanya. Hatinya kini tidak merasakan apa-apa, dan dia tenang.

Candra Gail berdiri di dekat dan memperhatikan Daniel Mo membersihkan lukanya. Setelah beberapa detik, dia tiba-tiba berbalik dan keluar.

Setelah dia pergi, Daniel Mo tiba-tiba bertanya padanya, "Nyonya terluka ..."

"Candra Gail tidak sengaja. Dia sekarang belum sampai menyakitiku dengan sengaja."

Yuni Lim menjawab tanpa emosi. Daniel Mo samar-samar merasa bahwa pasti ada perselisihan antara kedua orang itu, kalau bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi.

Setelah membalut luka untuknya, Daniel Mo berkata, "Nyonya tidak boleh membangkitkan kemarahannya, kalau tidak, itu akan sangat serius."

Mendengar ini, Yuni Lim mencibir dan berkata, "Apakah kamu pikir dia masih membutuhkan provokasiku? Dia sudah menganggapku sebagai seorang wanita murahan dan tidak tahu diri. Tidak perlu menunggu perbuatanku, imajinasinya saja sudah cukup! "

Daniel Mo tidak menyangka Yuni Lim menjadi sangat agresif. Dia tertegun dan tak bisa berkata-kata.

Tapi Yuni Lim melanjutkan, "Apa? Apakah kamu akan menyuruhku terus menerima ini? Terus membuatnya bahagia? Kalian semua hanya berpikir untuknya. Siapa yang berpikir untukku? Dia salah paham dan begitu keras kepala, dia tidak mendengarkan penjelasan orang lain. Dia mengambil ponselku, memenjarakanku, membatasi kebebasanku. Semuanya harus dikontrol. Jika aku kehilangan kebebasanku, jangan heran jika aku juga kehilangan kewarasanku!"

Dia telah lama bertahan begitu lama.

Entah itu Daniel Mo ataupun Andrea bersaudara, pertimbangan pertama mereka adalah Candra Gail.

Meskipun Daniel Mo terlihat dingin dan terlihat sekedar mengabdikan diri untuk karir medisnya, tetapi di dalam hatinya ia setia pada Candra Gail.

Setelah efek samping mengenai Candra Gail, dia hanya membiarkan Yuni Lim memaklumi Candra Gail, tetapi dia tidak memikirkan perasaannya sama sekali.

Lina dan Andrea juga tahu sesuatu tentang Candra Gail, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa dan berpura-pura tuli.

Orang-orang di sekitarnya hanya memikirkan Candra Gail.

Meskipun mereka memanggilnya "Nyonya", itu hanya gelar. Orang yang membuat mereka mengabdikan diri untuk pekerjaan mereka selalu Candra Gail.

Mereka adalah bawahan dan mitra Candra Gail. Mereka ada di titik ini karena Candra Gail. Itu benar, tetapi bagaimana dengan dirinya?

Jika dia ingin Candra Gail membunuh Lukman, dia harus menahan emosinya yang aneh dan melakukan apa saja untuknya.

Dia tidak menyalahkan mereka.

Hanya saja ketika ia meminta Lina untuk memeriksa urusan Lukman. Dia takut Candra Gail akan mendapati Lina, sehingga ia tidak memintanya memeriksa lebih dalam demi Lina.

Tapi tidak ada yang pernah memikirkannya.

Dia hanya merasa sedikit tidak berdaya.

Daniel Mo duduk di depannya, tampak agak terpaku.

Dia juga tahu apa yang dilakukan Candra Gail.

Dia hanya tahu bahwa cara terbaik bagi Yuni Lim untuk bertahan adalah dengan mengikuti Candra Gail, tetapi tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa Candra Gail akan menjadi semakin berlebihan.

Sewenang-wenang, keras kepala, sombong. Kekejaman dalam tubuh Candra Gail semakin terbuka.

Daniel Mo menarik napas dan berkata, "Maaf, tapi aku tidak menyangkah situasinya akan begitu serius."

Yuni Lim tertegun dan menatap Daniel mo. dia tidak berharap dia mengatakan maaf padanya

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu