After Met You - Bab 141 Takut Aku Merebutnya?

Candra Gail melihatnya seperti ini, memijat alisnya, mengambil alat pengukur suhu yang ada di tangannya, dan menaruh di bawah ketiaknya.

Sesaat kemudian, dia mengeluarkannya dan memberikannya kepada Yuni Lim.

Yuni Lim memegang bibirnya, dan memberikannya kepada Lukman.

Lukman mengambilnya dan melihat sekilas, mengerutkan dahinya: “39,6 derajat, demam tinggi.”

Tetapi, Candra Gail masih terlihat bersemangat.

“mohon berikan obat.” Suara Candra Gail sedikit serak.

Yuni Lim dengan segera memberikan minuman yang di samping kepadanya.

Lukman melirik Candra Gail, memberikan dia obat, lalu memberi tahu hal yang harus diperhatikan kepada Yuni Lim, lalu pergi.

Karena dia masih harus praktik di rumah sakit.

Setelah mengantar Lukman keluar, Yuni Lim menyuapkan obat kepada Candra Gail.

Candra Gail bahkan tidak mengedipkan matanya, segera menelan obatnya, lalu bersandar, Yuni Lim mengambil gelas dengan maksud agar dia minum lebih banyak.

“Candra Gail?” Yuni Lim menepuk wajahnya: “minum sedikit lagi.”

Candra Gail bahkan tidak membuka matanya, hanya mengucapkan satu kata: “tidak.”

Melihat dia yang seperti ini, Yuni Lim tiba – tiba mengerti, dia tadi memaksakan diri untuk duduk, Yuni Lim merasa kesal tetapi juga lucu.

Dia merasa Candra Gail memaksakan dirinya dengan aneh.

Meskipun tidak tahu mengapa Candra Gail sangat menghindari Lukman, dia tetap memutuskan saat lelaki ini sakit lagi, juga tidak akan mengundang Lukman.

Di satu lain karena, Lukman sebagai wakil kepala rumah sakit sangat sibuk.

Candra Gail tidur sejenak, mulai berkeringat, Yuni Lim mengambil handuk dan menyekanya, lalu mengambil handuk basah dan di taruh di jidatnya.

Candra Gail baru saja meminum obat, tidurnya sejenak seharusnya akan semakin baik, setelah bangun seharusnya perlu makan sesuatu bukan?

Yuni Lim berpikir sejenak, menuangkan segelas penuh air dan ditaruh di sampingnya, lalu turun ke bawah dengan laptopnya.

Biasanya selalu lelaki itu yang menjaganya, memasak untuknya, untuk hari ini biarkan dia yang melakukannya, meskipun dia tidak bisa, tetapi dia bisa belajar.

Contohnya ikan tumis daun bawang itu.

Teringat ikan tumis daun bawang itu, membuat Yuni Lim mengerutkan dahinya, masuk ke dalam dapur.

Orang yang sakit harus makan makanan yang tawar, saat Lukman pergi dia berpesan kalau boleh memasak sop ayam.

Yuni Lim menelepon ke kantor untuk meminta ijin, lalu masuk ke dapur.

……..

Menunggu setelah dia selesai memasak sop ayam, sudah tiga jam berlalu.

Dia mengikuti resepnya, cara termudah untuk membuat sop ayam, rasa yang dibuatnya masih bisa dimakan.

Dia tidak menaruh garam, setelah mencoba sesuap, hambar sekali, tetapi Lukman berpesan kalau membiarkan Candra Gail memakan makanan yang sedikit hambar.

Dia mengangkat sop ayam ke dalam mangkuk, menaruhnya di atas meja makan, menunggu untuk sedikit dingin baru membawanya ke atas, lalu mendengar seseorang mengetuk pintu.

Kirana merasa sedikit aneh, sudah sampai waktu makan malam, siapakah itu?

Dia segera membuka pintu, lalu melihat Asisten Andrea yang penuh senyuman.

“Nona Yuni.” Candra melihatnya sambil menganggukkan kepala.

Tahu mengapa dia datang kemari, pasti mencari Candra Gail untuk membicarakan masalah pekerjaan.

“Candra demam, jika ada masalah pekerjaan, tunggu setelah dia sembuh baru bicarakan saja.” Yuni Lim belum selesai berbicara, lalu bertanya kepadanya: “dia ada di atas, apakah kamu mau melihatnya?”

“demam?” Asisten Andrea berbicara kepada dirinya sendiri, sambil berjalan naik ke atas.

Yuni Lim menutup pintu, dan melihat ada orang lain lagi yang datang, dia terpaksa membuka pintu lagi.

Tetapi, orang yang datang kali ini, tidak akan membuat Kirana bertanya ” dia sedang tidur di kamar, apakah kamu mau melihatnya?” pertanyaan seperti ini.

“nona Hanna apakah ada urusan?” Yuni Lim menahan di depan pintu, bertanya kepadanya.

Dia yang memutuskan karena ini rumahnya, dia tidak ingin membiarkan Hanna Gu masuk.

Hanna Gu melihatnya dari atas ke bawah, tatapan matanya sedikit merasa aneh: “tentu saja aku datang untuk mencari Candra Gail.”

Yuni Lim menunduk melihat dirinya sendiri, sudah tahu apa maksud dari tatapan mata Hanna Gu.

Sejak pagi dia bahkan tidak sempat sarapan, baru mandi sebentar, mengundang Lukman untuk memeriksa Candra Gail, dia masih memakai pakaian rumahan yang lusuh, memakai sandal jepit, karena dia sedang memasak sop ayam di dapur, dahinya berkeringat, poninya juga menjadi lepek, membuatnya terlihat sangat kasihan.

“oh, dia sedang sakit, tidak praktis untuk menemui tamu.” Yuni Lim berencana untuk menutup pintu.

Siapa yang menduga Hanna Gu sudah melihat gerakannya terlebih dahulu, ia memasukkan kakinya, menghentikan gerakannya: “dia sedang sakit, sudah seharusnya aku datang melihatnya, meskipun sekarang kamu adalah istrinya, tetapi kamu tidak bisa mengurusnya, sebagai temannya, apakah aku tidak mempunyai hak untuk menjenguknya?”

Yuni Lim melihatnya sekilas, tidak menunggu dia berbicara, Hanna Gu kembali membuka mulutnya, sedikit mendekat ke arahnya, dengan suara yang hanya bisa di dengar dua orang: “atau, kamu bukan takut aku menemuinya, melainkan takut aku merebutnya?”

Me.. rebutnya? Haha, benar – benar bermuka tebal.

“nyonya, nona Hanna…” suara asisten Andrea dari belakang, Yuni Lim teringat masih ada orang lain di tempat itu.

Asisten Andrea selalu berada di samping Candra Gail, jadi dia juga sudah mengenal Hanna Gu.

Panggilan “nyonya” ini sangat memuaskan Yuni Lim.

Dia melihat ke arah asisten Andrea: “kamu masuk dulu saja, aku dan nona Hanna masih ada hal yang ingin di bicarakan.”

“tuan Andrea.” Hanna Gu menyapa asisten Andrea, asisten Andrea hanya mengangguk, lalu berbalik badan dan berjalan masuk.

“nona Hanna takutnya ada perbedaan, Candra Gail memang pernah mengakui kalau kamu adalah pacarnya, atau kamu pernah menikah dengannya?”

Yuni Lim melihat ke arah Hanna Gu, tatapannya yang percaya diri: “jika itu milik mu, tidak akan lari ke mana, tetapi jika itu bukan miliku, meskipun kamu sudah mendapatkannya tetapi dia tetap akan hilang, tentu saja, kita semua tahu sifat Candra Gail, jika itu memang maunya, dia juga akan menunggu sepuluh tahun, bukan?”

Hanna Gu tentu tahu Yuni Lim sedang menyindirnya, setelah raut wajahnya berubah, dia segera kembali ke raut wajahnya yang normal, memberikan sebuah senyuman, “benarkah?”

“bukankah kamu ingin melihatnya? Sini masuklah.” Yuni Lim mundur selangkah, membalikkan badannya dan berjalan kea rah dapur.

Dengan nada bicaranya seakan mengalah.

Hanna Gu mencengkeram tasnya erat – erat, suatu hari nanti, dia pasti akan merebut Candra Gail kembali.

Candra Gail adalah miliknya, baik dulu, maupun ke depannya.

Yuni Lim tidak peduli terhadap Hanna Gu, dia mengambil sop ayam, dan naik ke atas, asisten Andrea mengikutinya dari belakang.

Saat tiba ke depan pintu, dia memutar kepalanya, dia melihat Hanna Gu juga ikut berjalan masuk, mukanya yang begitu tebal, benar – benar telah menyulitkannya.

Yuni Lim mendorong pintu, kebetulan melihat Candra Gail yang baru selesai mandi.

Dia hanya memakai celana panjang, tidak memakai baju, melihat Yuni Lim masuk dan biasa saja, tetapi saat melihat di belakangnya ada Hanna Gu, matanya mulai berubah.

Yuni Lim segera memutar kepala melihat ke belakang, menyadari bahwa Hanna Gu menatap Candra Gail tidak mengedipkan matanya sedikit pun.

“pia!” Yuni Lim segera menutup pintu, dan memelototi Hanna Gu.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu