After Met You - Bab 318 Aku Mengenal Dia Hampir 17 Tahun

Hanna Gu hampir putus asa.

Saat ini kepura-puraan dan topeng yang tadinya dia perlihatkan seolah lebih serius itu pun semuanya lenyap.

“Aku mohon padamu, Candra, jangan seperti ini padaku, aku tahu aku salah, lihatlah status kita yang sudah beberapa tahun saling mengenal, jangan serahkan aku kepada kakek, dia bisa membunuhku…….”

Hanna Gu sudah tidak menghiraukan kondisinya sendiri seperti apa, dia langsung berlutut di hadapan Candra Gail, suaranya merintih pelan sambil memohon.

“Kamu sendiri juga mengerti dengan jelas akibat dari masalah ini, tetapi kamu masih bisa melakukannya, kamu sendiri merasa sepenuh hati seperti ingin mati, tidak ada orang yang mampu menolong kamu?”

Selesai berbicara, tenaganya yang kuat menarik tangan Hanna Gu, lalu dia berdiri.

Tidak ada orang yang mampu menolong dia?

Maksud dari perkataan Candra Gail ini adalah biarpun Kakek Marco Gail melepaskan dia, Candra Gail sendiri juga tidak akan mungkin melepaskan dia begitu saja.

“Tidak, aku mohon padamu lihatlah status kita yang sudah beberapa tahun saling mengenal…….” Hanna Gu saat ini baru benar-benar tahu ketakutan yang sebenarnya.

Bukan karena dia tidak memikirkan akibat yang dia dapat setelah semuanya dibongkar oleh orang lain.

Tetapi, tulang rusuk setiap manusia tersimpan kepercayaan bahwa dia akan beruntung.

Dia juga menganggap hal yang dilakukannya itu akan berjalan dengan lancar, sehingga dia pun tidak memikirkan sama sekali kondisi nantinya jika hal yang dia lakukan terbongkar.

Raut wajah Candra Gail tersirat ejekan: “Kita sudah beberapa tahun saling mengenal? aku pikir aku harus memberitahu kamu, aku mengenal Yuni lebih dulu daripada mengenal kamu, aku mengenal dia hampir 17 tahun.”

Setelah selesai bicara, dia tanpa ragu langsung membalikkan badan keluar.

Hanna Gu menjerit memanggil dia, suaranya histeris: “Candra!”

Hanna Gu tidak mendengar Candra bicara apa, dia tahu, selanjutnya penjara sudah menunggunya.

Melihat Candra berjalan keluar, harapan terakhir dari lubuk hati Hanna Gu pun pada akhirnya sirna.

Tidak selang beberapa lama, Asisten Andrea membawa orang berjalan masuk ke ruangan.

Asisten Andrea berjalan sampai di hadapan Hanna Gu, dia menunduk melihat Hanna Gu, matanya tidak menyiratkan rasa belas kasihan, intonasi bicaranya masih seperti biasanya tanpa perbedaan apapun: “Nona Hanna, sudah saatnya harus berangkat.”

Hanna Gu duduk di lantai, wajahnya penuh dengan bekas air mata, karena ingin bertemu dengan Candra Gail, sehingga make-up pada wajahnya yang dia buat dengan kesungguhan hati itu berubah menjadi berantakan, dan rambut yang dia tata dengan berhati-hati itu pun sudah berantakan.

Dia seperti orang yang sudah dicabut arwahnya, dia duduk di lantai dengan kondisi tidak sadarkan diri, tidak bergerak sedikit pun.

Asisten Andrea pun tidak memperlihatkan raut wajah yang tidak sabar, dia hanya berbicara dengan nada datar: “Nona Hanna, jika kamu sekarang berdiri, kamu masih bisa menjaga kehormatan terakhirmu.”

Hanna Gu kali ini baru tersadar, dia melihat Asisten Andrea, lalu berdiri: “Bisa beri aku waktu 1 menit tidak?”

Asisten Andrea menjawab: “Maaf.”

………………….

Dia keluar dari Istana Yurich, Candra Gail tidak pergi ke kantor.

Dia langsung pergi ke Yanyue Media.

Saat melewati toko bunga, dia spontan menghentikan mobilnya ke tepi jalan, lalu berjalan masuk ke toko bunga itu.

“Selamat datang!”

Saat pelayan toko melihat Candra Gail dengan jelas, dia spontan terkejut sambil membuka mulutnya.

Pelayan toko menyambutnya, meskipun hatinya berulang-ulang mengatakan untuk dirinya sendiri harus tenang, tetapi dia tidak bisa menahan kegagapannya saat berbicara: “Apa Can, Tuan Candra mau……..membeli bunga?”

“Iya.” jawab Candra Gail dengan nada biasa, tatapannya masih tertuju pada jajaran bunga yang berbaris itu.

Dia teringat saat dirinya pertama kali membelikan Yuni bunga, saat itu dia membeli bunga mawar.

Tetapi, kenangannya saat itu tidak begitu indah.

Dia langsung memilih bunga mawar, dia melihat hingga memutari jajaran bunga itu, barulah terpikirkan bahwa dirinya merasa seperti tidak tahu Yuni menyukai bunga apa.

Dia berbalik badan melihat ke arah pelayan toko yang berhati-hati mengikutinya itu, dia bertanya pada pelayan itu: “Kalian para wanita menyukai bunga apa?”

Pelayan itu heran, buru-buru menunjuk bunga mawar yang di sebelahnya sambil berkata: “Ma….mawar.”

Candra Gail mengerutkan alis, lalu terdiam.

Pelayan toko buru-buru menjelaskan: “Meskipun memberikan bunga mawar adalah hal yang sudah biasa, tetapi bunga ini menandakan sebuah cinta, semua orang juga biasanya membeli bunga ini untuk memberikannya kepada orang yang tersayang, para wanita juga biasanya akan merasa sangat senang saat menerima mawar.”

Candra Gail saat itu masih tetap terdiam seperti sedang mempertimbangkan perkatan pelayan ini benar atau tidak, lalu dia berkata: “Kalau begitu ambil yang ini.”

Menunggu hingga bunganya dibungkus rapi, pelayan toko bertanya dengan pelan: “Mau memberikannya untuk istri anda ya?”

“Iya, terimakasih.”

Candra Gail memeluk kotak bunga itu berjalan keluar.

Berjalan setengah jalan, dia menengok ke arah pelayan toko, tatapan matanya menyiratkan sedikit rasa ragu.

“Apakah menurutmu istriku menyukai bunga ini?”

Beberapa pelayan toko sedang bersama-sama bersiap untuk diam-diam memoto Candra Gail, tidak disangka kalau Candra Gail tiba-tiba berbalik badan, mereka buru-buru menganggukkan kepala: “Istri Tuan Candra pasti akan menyukainya!”

Candra Gail terdiam, dia tidak banyak bicara lagi, langsung membalikkan badan keluar.

Menunggu hingga Candra Gail keluar, barulah mereka berkumpul lagi sambil berbicara pelan: “Dia aslinya lebih tampan dibandingkan dia yang di TV!”

“Sungguh menawan!”

“Tidak perlu dikatakan lagi, tetapi, dia sepertinya sangat menyukai istrinya, sepertinya dia khawatir kalau istrinya tidak menyukai bunga yang dia beri……..”

“Kalau itu aku, biarpun dia memberiku kulit kuaci, aku juga akan tetap suka!”

………………….

Yuni keluar selesai rapat, dia menyadari kalau tatapan mata karyawan yang berpapasan dengannya terlihat aneh.

Dia berjalan sampai depan pintu kantor, kebetulan dia berpapasan dengan Angel Li, baru saja selesai rapat, dia menyuruh Angel Li pergi mencari beberapa dokumen.

Yuni bertanya padanya: “Terjadi masalah apa?”

Angel Li terdiam, raut wajahnya menyiratkan senyuman: “Kamu masuk saja dulu, nanti juga akan tahu sendiri.”

Yuni mendengar perkataannya tersirat mengejek, dia pun tidak berkata apa-apa, langsung membuka pintu berjalan masuk ke ruangan.

Akhirnya, sekalinya dia masuk ruangan, dia langsung melihat Candra Gail yang sedang duduk di belakang meja kantornya.

“Candra?”

Yuni terkejut sambil memanggil namanya, dia langsung mendekatinya: “Kamu kenapa disini?”

“Datang untuk melihatmu.”

Saat Candra Gail berbicara, Yuni sudah berada di hadapannya, Candra Gail mengulurkan tangan menarik Yuni ke pelukannya, menyuruh dia duduk di pangkuannya.

Yuni sedikit canggung.

Dia mengulurkan tangan menolak Candra Gail: “Apa kamu tidak perlu pergi ke kantor? kamu sudah begitu lama tidak kembali ke Malaysia, kamu pasti memiliki banyak urusan yang harus kamu selesaikan.”

Candra Gail melepas pegangannya sedikit, dia berkata dengan nada datar: “Urusan kantor tidak begitu berarti.”

Yuni membelalakkan mata, apa maksud dia ini?

Ekspresi wajah Candra Gail membuat dia mengerti, itu semacam anak SD yang tidak ingin pergi ke sekolah.

Karena merasa tidak begitu berarti, bahkan kantor pun tidak dia kunjungi?

Biarlah, perusahaan adalah miliknya, dia ingin segimana keras kepala pun juga tidak masalah, tetapi Yuni masih punya banyak urusan yang harus diselesaikan.

“Iya.”

Jawab Candra Gail, dia langsung memapah Yuni berdiri, sebelum dia berdiri, dia menggerakkan Yuni untuk duduk.

Yuni baru saja duduk, dia merasa di balik kursinya itu ada sesuatu yang keras.

Dia menengok ke belakang, dilihatnya kotak bunga persegi panjang yang sangat indah.

Kotak itu dibungkus dengan plastik yang transparan, sehingga bisa melihat bunga mawar merah yang ada didalamnya.

Wajah Yuni terpancar rasa terkejut, dia menengadah melihat Candra Gail: “Kamu yang beli?”

“Suka tidak?”

Candra Gail menerima kotak itu untuk membuka tutup kotak bunga itu, lalu dia berlutut di hadapannya, tatapan matanya menyiratkan semangat yang membara.

Yuni heran, lalu berkata: “Suka, terimakasih.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu