After Met You - Bab 394 Itu Benar

Yuni Lim tidak dapat menahan diri, dan tertawa keluar suara.

Tasya mengerutkan hidungnya dengan tidak puas, "Dia tidak mau minum, siapa yang bisa memaksanya, dia ingin minum sendiri, dan mabuk, dan aku tidak mampu menggendongnya, dia mau pergi ke taman untuk melihat bintang-bintang dan bulan, dan kemudian melafalkan puisi-puisi kuno, apa aku masih harus peduli padanya? Aku juga bukannya bodoh! "

Yuni Lim bertanya kepadanya dengan tidak yakin, "Kamu benar-benar membiarkan Alex Paige tidur di taman sepanjang malam?"

“Ya,” jawab Tasya sesuai dengan hati nuraninya.

Kemudian dia menambahkan, "sekarang musim panas. Tidak apa-apa tidur di taman. Selain itu, dia juga makan begitu banyak setiap hari. Bukankah cuma hanya menghabiskan makanan saja. Dengan tubuhnya yang tinggi besar, bisa kenapa memangnya tidur semalaman ditaman.........."

Tasya masih bergumam.

Yuni Lim memikirkan Candra Gail.

Jika dia membiarkan Candra Gail yang mabuk tidur di taman sepanjang malam, apakah Candra Gail akan meninggalkannya?

"Kamu katakan dia seorang lelaki dewasa benar-benar bisa begitu emosi. Dia sendiri minum sampai mabuk dan masih pergi ke taman. Aku juga tidak bisa menggendongnya dan membiarkannya tidur di taman selama satu malam. Bukankah dia sendiri yang harusnya lebih bertanggung jawab? Tahukah kamu, dia seharian ini menyuruh aku melacakmu? "Tasya nyengir.

Yuni Lim berkata dengan linglung, "Yah, lelaki dewasa itu suka emosi."

Candra Gail bahkan lebih suka emosi.

Tasya mendorong kursi ke Yuni Lim, memberi isyarat padanya untuk duduk, dan membuatkannya secangkir teh.

Kemudian dia mengambil kursi dan duduk di sebelah Yuni Lim. Dia mencondongkan badan ke telinga dan berbisik, "Ini adalah teh yang digunakan Alex Paige si tukang emosi untuk menjamu para tamu terhormat, Katanya itu adalah teh terbaik. Ada uang pun tidak bisa membelinya, Begitu berharganya, sampai biasanya dia juga tidak rela meminumnya."

Yuni Lim bertanya, "Kalau begitu kamu masih akan menyeduhnya untuk aku minum?"

Dia membuka tutupnya dan meliriknya, warna tehnya oranye terang dan kuning, dan aroma wangi tercium keluar.

Candra Gail mungkin suka kopi karena sudah lama tinggal di luar negeri, walaupun dia tidak terlalu suka teh, dia punya banyak teh enak di rumah.

Sebaliknya jika dbandingkan , teh Alex Paige seharusnya lebih baik dari Candra Gail, dahongpao ini benar-benar luar biasa.

Hanya saja, Tasya menyeduhnya dengan cara begitu, rasanya memang sedikit sia-sia jadinya.

Tasya tersenyum sedikit licik, "Siapa yang peduli padanya, biarkan saja dia emosi."

Yuni Lim tertawa..

Alex Paige benar-benar sabar dengan Tasya. Meskipun keduanya tidak mengatakan apa-apa, mereka terus saja berdebat, tetapi dia juga bisa melihat bahwa Alex Paige sebenarnya sangat perhatian dan memanjakan Tasya.

Jika begitu menghargai daun teh ini, Alex Paige tidak akan menempatkannya di sisi Tasya..

Alex Paige sengaja meletakkannya di sini untuk membiarkan Tasya "meminumnya".

Memikirkan hal ini, dia pun mengucapkan sepatah kata untuk membela Alex Paige, "Sebenarnya Alex Paige lumayan baik."

Setelah berbicara, dia menatap Tasya dengan penuh arti.

Wajah Tasya tampak kusut, dan kemudian segera dia terbelalak, "apa, dia mana baik? Dia suka berubah-ubah, pelit, suka memerintah, dan malas. Aku sama sekali tidak bisa menemukan kelebihan dalam dirinya."

Yuni Lim hanya tertawa dan diam saja.

Tasya kemudian menjadi tenang, memegangi kepalanya dan melihat Yuni Lim minum teh, dan sepertinya dia tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan tangannya dia mengeluarkan foto dari album dan menyerahkannya kepada Yuni Lim, " Dari mana anak itu berasal? "

Apa yang dia perlihatkan kepada Yuni Lim adalah foto Yuni Lim berada diantara teman-teman hari itu, dan juga bersama dengan Gilbert Lin dan Sapi.

Mata Yuni Lim menjadi gelap, dan dia meredupkan matanya dan berkata, "Keluarga mereka dulunya pindah ke Vila Mayabay, bisa dibilang mereka adalah tetangga."

“Bisa pindah ke Vila Mayabay, dan keluarganya pasti sangat kaya.” Tasya memperbesar foto itu sedikit dan berkata, “Tapi aku berkata jujur, benar-benar terlihat mirip dengan Bos Gail, semakin dilihat, semakin mirip."

Yuni Lim mendengar kata-kata itu, mengangkat matanya dan melihatnya lagi. Mereka memang sangat mirip.

Pupil mata gelap dan cerah, wajah putih, bibir tipis

Benar-benar sangat mirip. Persis seperti cetakan..

Awalnya, dia tidak banyak berpikir, hanya secara insting menyukai anak-anak, apalagi anak-anak kecil yang introvert, sedikit lebih kasihan.

Kemudian, dia mengirim foto ke lingkungan teman-teman. Setelah Tasya dan Alex Paige mengatakan bahwa mereka terlihat mirip satu dengan yang lain, dia baru menyadari bahwa mereka memang benar-benar terlihat sama.

Satu hal, ketika tidak ada yang mengingatkannya, tidak ada yang mengatakannya, kita juga tidak berpikir begitu.

Ketika seseorang menyebutkannya, itu seperti isyarat psikologis di alam bawah,sadar dan akan semakin merasa semakin mirip.

Tasya sambil bercanda berkata, "Aku akan berpikir ini adalah anak haram bos Qin."

Yuni Lim berkata pelan, "Bagaimana kalau itu benar?"

“Bagaimana mungkin!” Tasya meliriknya, dan “memotong”, Jelas tidak setuju dengan kata-kata Yuni Lim.

Yuni Lim membuka mulutnya dan berbisik, "Itu benar."

Suaranya terlalu kecil, Tasya tidak mendengarnya dan bertanya, "Apa katamu?"

“Bukan apa-apa.” Yuni Lim dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menyangkal: “Kamu sibuk, aku tidak akan mengganggumu.”

"Pergi apa, kita sudah lama tidak bertemu. Aku akan segera pulang kerja. Ayo kita makan bersama."

Setelah Tasya selesai berbicara, dia menggeser kursinya ke meja kerja dan mulai bekerja. Jari-jarinya bergerak pada keyboard saat mengetik dokumen, dan dia berbicara dengan Yuni , "Sebentar saja, tunggu aku."

Yuni Lim juga tahu bahwa sudah lama dia tidak makan bersama dengan Tasya, ​​jadi dia menunggu disampingnya.

-----------

Dua wanita bersama,jika bukan membeli pasti makan.

Ketika Tasya sudah selesai bekerja, dia membawa Yuni Lim ke mal dan mengatakan dia ingin membeli pakaian.

Setelah mencoba banyak helai berturut-turut, ia berulang kali bertanya kepada Yuni Lim, "Apakah itu terlihat bagus?"

Yuni Lim menunggunya dengan tenang untuk mencoba pakaian, dan kemudian memberikan penilaian yang jujur.

Wanita selalu senang memperhatikan penampilan.

Tasya sedang jatuh cinta, meskipun dia tidak berpikir demikian.

Memudahkan bagi Alex Paige siplayboy itu.

Setelah membeli pakaian, Tasya berkata sambil meminta maaf, "Aku yang mau membeli semuanya, kamu juga menjadi ikutan."

"Aku tidak suka itu. Ayo pergi makan saja." Yuni Lim tidak punya semangat untuk membeli pakaian. Melihat Tasya membeli dengan gembira, dia juga sangat gembira.

Tasya memikirkannya dan mengangguk, "Baiklah."

Keduanya pergi ke festival kuliner.

Saat waktunya makan malam, ada banyak orang di jalan berjualan makanan ringan.

Pasangan muda dan perempuan muda penuh dengan semangat hidup.

Yuni Lim juga terpengaruh oleh keramaian dan memesan banyak makanan.

Keduanya berbicara sambil makan, tetapi kebanyakan besar, Tasya yang berbicara.

Mungkin terlalu lama tidak makan bersama. Tasya memiliki begitu banyak kata, bahkan hal-hal kecil seperti bertemu dengan kucing liar dalam perjalanan ke tempat kerja, juga diberitahukan kepada Yuni Lim.

Yuni Lim mendengarkan dengan penuh perhatian dan sesekali merespons.

Bahkan, dia tidak merasa bosan. Perasaan ini lebih nyata daripada tinggal bersama Candra Gail.

"Bos, aku ingin satu daging sapi kering! Satu lagi ..."

Suara gadis itu jelas dan merdu, yang sangat mendadak di bawah latar belakang yang sibuk. Yuni Lim mengangkat matanya tanpa sadar, dan terpana di tempat....

Tampilan gadis itu, dia tidak bisa melihat dengan jelas.

Namun, dia bisa melihat dengan jelas punggung yang berdiri di sebelah gadis itu, dan itu tidak mungkin salah.

Gadis itu bertanya kepada pria tinggi besar di sebelahnya, "Kamu ingin makan apa?"

Tangannya memegang lengan pria itu erat-erat dan mengguncangnya dua kali, seolah dia sedang bermanja dengannya.

Pria itu sedikit tidak sabar, tetapi setelah gadis itu pergi kearah sana tidak tahu apa yang dikatakannya, dan juga apa yang dikatakan pria itu, dan merekapun duduk.

Gadis itu tersenyum dan berkata dengan suara nyaring, "Bos, selanjutnya sup bakso, tidak pedas."

Pria itu mengenakan setelan khusus bermutu tinggi, dan dia tampaknya terpisah dari kerumunan, dengan wajah samping yang tampan, yang sangat akrab baginya - Candra Gail.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu