After Met You - Bab 30 Berbohong!

Kepala Yuni Lim semakin lama semakin pusing, meraba-raba darah yang berada di wajahnya, membangkitkan tubuhnya dengan pelan, berjalan beberapa langkah ke depan.

Dia mau memesan mobil untuk pergi ke rumah sakit, dia masih belum ingin mati, ayah masih belum keluar dari penjara, saham belum diambil kembali, Yessica Lim masih belum membayarnya.

Namun, dia benar-benar sangat membenci mereka.

Dia tidak melakukan kesalahan apapun, namun sebagai Nona kedua di Keluarga Lim, semua orang ingin membully dirinya, menginjak dia.

Benar-benar tidak ada cara untuk memaafkannya.

Ada cairan dingin yang menetes di tubuhnya, sepertinya telah hujan.

Ada orang yang berjalan dan berhenti di sampingnya.

“Nona, nona, kamu kenapa?”

“Dia sudah berdarah, antarkan ke rumah sakit……”

“Saya akan menelepon……”

Yuni Lim ingin mengatakan bahwa dia tidak apa-apa, masih bisa pergi ke rumah sakit sendiri, namun tidak bisa membuka mulutnya, di depan matanya seketika hitam, sebelum kesadarannya pelan-pelan menghilang, ada suara yang terdengar familiar yang terdengar di telinganya: “Nona Yuni Lim!”

……

“Diiiii……”

Yuni Lim membuka matanya dengan lebar, yang dilihatnya adalah sebuah warna putih.

Pandangannya sedikit kabur, dia mengedip-kedipkan matanya, lalu saat ia kembali membuka matanya, baru dapat melihat jelas adalah langit-langit, aroma air disinfektan memenuhi rongga hidungnya.

Ini rumah sakit.

“Sudah bangun?”

Telinga terdengar suara yang familiar, yaitu suara yang sama saat sebelum dia pingsan.

Yuni Lim memutarkan kepalanya, langsung tampak wajah Andrea.

“Andrea……” mulutnya, menyadari bahwa tenggorokannya sangat enak, kering seperti dipenuhi oleh gurun pasir.

Andrea mengerutkan alis, matanya yang berwarna biru itu memancarkan kekhawatiran, memutar badannya untuk menuangkan air untuknya, dan memasukkan sedotan, dengan berhati-hati membawa hingga di hadapannya: “Minum sedikit air terlebih dahulu.”

Yuni Lim minum dua teguk air, merasa tenggorokannya cukup enak, suaranya masih tetap serak: “Terima kasih.”

“Jangan terlalu sungkan, tidak perduli siapa, tentu jika bertemu hal seperti ini, pasti akan membantu.” Andrea meletakkan gelas di samping, saat memutar kepala melihat Yuni Lim, alisnya tetap berkerut.

Yuni Lim tersenyum-senyum, dia tidak menyangka Andrea akan menolongnya.

Hanya saja, Andrea tidak tahu, tidak semua orang akan membantu, kalau lah Yessica Lim yang menemukannya dalam kondisi seperti itu, mungkin masih bisa menambah tusukan pisau, sangat menginginkannya untuk segera mati.

Untungnya adalah Andrea.

Andrea melihat dia yang telah tersenyum, matanya memancarkan kebingungan: “Apakah kamu mau memberi tahu keluargamu?”

“Tidak usah, terima kasih, sudah merepotkanmu untuk mengantarkanku ke rumah sakit.” Yuni Lim menggelengkan kepala, bukan seorang teman, Andrea bisa mengantarnya ke rumah sakit, dia sudah sangat berterima kasih.

Andrea masih tetap mengerutkan alisnya, bertanya lagi: “Suamimu, juga tidak mau menghubunginya?”

Candra……

Seketika Yuni Lim terbengong, lalu menggelengkan kepala: “Nanti saya bisa menghubunginya, kamu pulang saja terlebih dahulu.”

“Baik, saya pulang terlebih dahulu, teleponmu ada di sini.” Andrea mengirimkan teleponnya kepadanya.

Yuni Lim menerimanya, wajahnya kembali menampakkan ekspresi berterima kasih.

Ekspresi wajah Andrea yang rumit melihatnya sekilas, lalu memutar badan dan pergi.

Dalam kamar rumah sakit sama sekali tidak ada orang, Yuni Lim baru duduk.

Meraba-raba keningnya, semuanya adalah perban, baru saja dia duduk dengan stabil, dokter telah masuk.

Dokter bertanya kepadanya: “Bagaimana perasaan Anda sekarang?”

“Sedikit pusing, sedikit sakit.”

Dokter adalah seorang pria paruh baya, melihat wajahnya yang pucat, menggeleng-geleng kepala dan berkata: “Kalau lebih parah lagi, sampai terkena tulang, mungkin takkan semudah ini untuk sadar lagi, hanya saja kehilangan darah terlalu banyak, perlu rawat inap selama dua hari.”

Saat Yuni Lim menurunkan tangannya, sama sekali tidak melemas, dia sendiri juga telah menebak bahwa lukanya mungkin sedikit parah: “Terima kasih dok.”

Sambil mencatat dokter sambil menanyainya: “Keluarga Anda kenapa masih belum ada yang datang?”

Yuni Lim terbengong akan pandangan mata dokter yang serius, berkata dengan sedikit merasa bersalah: “Sebentar lagi juga datang.”

Lagipula hanya sebuah luka di kepala, bukannya tidak bisa berjalan atau tidak bisa bergerak, dia tidak ingin menghubungi Candra, apalagi keluarganya sendiri.

Saat berada di rumah sakit, ingin ada sanak keluarga di sisi, itu karena ingin mendapat perhatian dan kepedulian.

Mungkin Candra bersedia untuk menjaganya, namun dia sebenarnya tidak ingin menampakkan keadaannya yang seperti ini di hadapannya, dia akhirnya ingat bahwa dia sama sekali bukanlah suami istri yang sah dengan Candra.

Setelah dokter keluar, Yuni Lim melihat jam sebentar, sudah hampir jam 12.

Temperature di dalam kamar adalah pas, namun dia masih merasa sedikit dingin.

Saat dia bersiap untuk meletakkan ponselnya, ponsel mendadak berdering dengan hebohnya.

Yuni Lim terkejut, saat ini, orang yang meneleponnya, siapa.

Tengah menebak, melihat nama yang berada di layar itu “Candra”.

Yuni Lim ragu sesaat, namun tetap mengangkat teleponnya, saat seperti ini, karena tidak ada orang yang menemaninya di rumah sakit, anggaplah hanya suara yang khawatir, dia juga ingin mendengarnya.

“Ada masalah?” karena Yuni Lim telah terbaring beberapa jam, suaranya masih sedikit serak.

Suara Candra sama seperti biasanya, enak didengar: “Kamu dimana?”

Yuni Lim bersandar ke belakang, setengah tubuhnya bersandar, suaranya sedikit lemah: “Saya berada di rumah Tasya, hari ini tidak pulang.”

“Rumah Tasya?” Candra seperti tidak percaya.

“Ya, saya sudah mau tidur, kamu juga cepat tidur ya.”

Selesai berkata, Yuni Limlangsung menutup teleponnya, lalu meletakkan ponsel begitu saja dan menutup matanya, mengangkat kedua tangannya dan menahannya, menahan kepahitan yang akan segera keluar dari tenggorokan.

Ini bukanlah begitu menyedihkan, kenapa harus menangis.

Namun saat mendengar suara Candra dia merasa sangat sedih, telepon tidak kembali berdering lagi, samar-samar dia merasa sedikit kecewa.

Entah telah berapa lama, Yuni Lim merasa sudah sedikit membaik, lalu melepaskan tangannya, membuka mata, membuka matanya, malah melihat pria sedang duduk di samping, melototinya.

“Kenapa kamu berada di sini!” Yuni Lim terkejut hingga menaikkan suaranya, wajahnya tidak percaya.

Pria yang sebelumnya menelepon dia, saat ini duduk di depan kasurnya, pandangannya yang mendalam terpaku pada dirinya, menatap lurus dirinya.

Diam cukup lama, Candra baru pelan-pelan berkata: “bohong!”

Suaranya tetap masih enak didengar, namun malah terdengar asing.

Yuni Lim menundukkan kepalanya, sekarang kepalanya yang dibalut perban menunduk ke bawah, kelihatannya menyedihkan, Candra mengerutkan bibirnya dan berkata: “Sudah makan malam?”

“Belum.” Yuni Lim tidak berani berbohong lagi, juga tidak ingin dia pergi.

Candra mendengarnya dan bangkit beranjak keluar.

Yuni Lim mendadak memanggilnya dengan terburu-buru: “Candra!”

Pria yang telah berjalan hingga pintu depan terhenti sejenak, lalu menjawab: “Di depan rumah sakit ada toko bubur yang buka 24 jam, saya akan membelikanmu sedikit makanan, namun, jika kamu ingin pergi juga tidak masalah.”

Suaranya masih tenang, namun Yuni Lim ada firasat, jika dia pergi, kedepannya Candra tidak akan memperdulikannya lagi.

Selesai berkata dia langsung beranjak pergi, dan menutup pintu dengan berhati-hati.

Yuni Lim menatap arah pintu dengan bengong, bagaimana mungkin dia pergi, tak ada orang yang tidak menyukai perhatian orang lain.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu