After Met You - Bab 377 Hatiku Ada Padamu, Aku Tidak Bisa Pergi

Yuni Lim mengigit bibirnya.

Pria brengsek. Ia masih harus menerka apakah terjadi masalah pada pria itu…

Sebaliknya setelah melihat dirinya, pria itu malah melihatnya secara pasif seolah tidak peduli dan tidak mencarinya.

Candra Gail yang melihat raut tertindas wanita itu mengepalkan tangannya yang kosong dan meletakkannya di samping bibirnya untuk membersihkan kerongkongan, ia menahan tawanya.

“Kalian berdua akhirnya bertemu.”

Aika yang tidak tahu muncul darimana, tertawa ramah melihat kedua orang itu.

Raut wajah Candra Gail berubah serius. Ia menggandeng tangan Yuni Lim dan mengeratkannya untuk beberapa saat, dengan sorot mata muram ia menatap Aika.

Pupil mata Aika mengencang, ia terlihat seperti sedikit takut kepada Candra Gail.

Tapi Aika tetap masih mempertahankan senyum di wajahnya: “Kamu tidak perlu menatapku dengan tatapan seperti ini. Beberapa hari ini aku menjaga Yuni dengan sangat baik, ia tidak terluka sedikit pun. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa mencari tempat untuk memeriksanya dengan lebih teliti. Atau kamu juga bisa tanya sendiri padanya.”

Candra Gail bisa melihat apakah Yuni Lim terluka atau tidak. Sebelumnya saat Yuni Lim sedang makan, ia sudah melihat wanita itu.

Setelah datang di Kerajaan J, ia tidak mencari Aika untuk mencari Yuni Lim juga karena ia tahu Aika tidak mungkin begitu mudahnya melepaskan seseorang.

Tapi, tujuan Aika justru adalah untuk memancing pria ini datang ke Kerajaan J.

Dengan kedatangannya ke Kerajaan J, tujuan Aika sudah sukses setengahnya.

Aika adalah perempuan yang langka dan sangat pintar. Karena ia memang berniat untuk menarik Candra Gail naik kapal, ia tidak akan melakukan hal bodoh seperti mengatakan telah melukai Yuni Lim.

“Benar bukan, Yuni?” Selesai Aika bicara, matanya langsung menatap ke arah Yuni Lim.

Yuni Lim menarik ujung bibirnya, namun tidak berkata apapun.

Baik Aika maupun Candra Gail tidak bisa ditebaknya dengan jelas.

Sampai saat ini, ia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya Aika inginkan dari Candra Gail.

Sedangkan dirinya dengan tidak jelas dibawa oleh Aika ke Kerajaan J. Putri Aika tidak menyakitinya dan juga tidak menyuruhnya melakukan apapun, namun hal ini semakin membuatnya tidak mengerti.

Seseorang yang berada tidak jauh pun berjalan menghampiri, sambil berjalan ia memanggil: “Putri Aika!”

Aika menoleh dan melihat sekilas, lalu barulah ia tertawa sambil berkata: “Sebentar lagi giliranku untuk tampil, aku akan bersiap lebih dulu. Kalian adalah tamu terhormatku, jadi kalian harus melihat pertandinganku.”

Tamu?

“Ayo.” Melihat Aika yang sudah beranjak pergi, Candra Gail juga menarik Yuni Lim berjalan ke arah panggung.

Yuni Lim bertanya padanya: “Kamu masih akan pergi melihat pertandingan?”

“Sudah terlanjur datang, kenapa tidak melihatnya? Apa mungkin kamu tidak ingin menonton?”

Selagi bicara, Candra Gail sudah menariknya. Di bawah tuntunan rombongan, Candra Gail menemukan tempat duduk untuk tamu undangan VIP dan duduk disitu.

Begitu mereka duduk, orang-orang di sekeliling pun menatap mereka dengan pandangan bingung.

Yuni Lim menyadar bahwa masyarakat di daerah ini berpakaian dengan lebih elegan. Aura mereka juga terasa lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya.

“Kenapa orang-orang disini berbeda dengan orang-orang di daerah lain?” Yuni Lim memiringkan kepalanya dan dengan suara kecil bertanya pada Candra Gail.

Candra Gail sedikit menyipitkan matanya, sorotnya terlihat sedikit malas: “Semua orang disini adalah anggota Kerajaan J, dan juga beberapa anggota yang diundang oleh kerajaan.”

Yuni Lin merasa sedikit kagum di lubuk hatinya.

Ia tahu, pasti ada perbedaan masyarakat di Kerajaan J dengan masyarakat biasa.

Candra Gail menepuk-nepuk tangan Yuni Lim dan berkata: “Lihatlah dulu sebentar, nanti aku akan membawamu untuk menemui seseorang.”

...

Tidak lama berselang, terdengar suara riuh dari kerumunan orang-orang.

Candra Gail bangkit berdiri: “Ayo pergi.”

Ia merapikan sedikit pakaiannya, terlihat sangat serius.

Yuni Lim pun tidak tahan untuk tidak lebih memperhatikannya.

Hari ini Candra Gail mengenakan jas hitam yang biasanya ia kenakan. Terlihat sangat formal, sangat serius. Hanya saja—pria yang mengenakan dasi dan juga topi formal menunjukkan pria di Kerajaan J yang berwibawa dan bermartabat.

Yuni Lim menggandeng lengan pria itu dan bertanya dengan suara kecil: ”Kamu mau membawaku menemui siapa?”

Langkah Candra Gail tidak berhenti: “Seseorang.”

“……” Yuni Lim terdiam.

Sampai akhirnya ia bertemu dengan orang yang Candra Gail maksud, barulah kaki Yuni Lim hampir kehilangan daya.

Candra Gail tidak membawanya bertemu dengan sembarang orang, melainkan ratu Kerajaan J.

Candra Gail dengan tenang mencubit tangan Yuni Lim sembari membungkukkan sedikit tubuhnya: “Yang Mulia Ratu.”

Yuni Lim dengan cepat merespon dan segera mengikuti Candra Gail bersama-sama membungkukkan tubuhnya.

Suara ratu pun terdengar: “Tuan Candra, benar-benar sudah lama tidak berjumpa.”

Candra Gail menarik Yuni Lim untuk berdiri tegak: “Ini adalah istriku.”

“Benar-benar gadis yang muda dan cantik.” Ratu tersenyum dengan hangat.

Bisa terlihat bahwa Ratu dan Candra Gail saling mengenal.

Yuni Lim pernah melihat ratu Kerajaan J di berita. Ia benar-benar seorang wanita berumur yang sudah dari bawaannya terlihat elegan, sepasang matanya terlihat dalam dan cerdas.

Ratu Kerajaan J adalah impian hati setiap wanita.

Terlahir di keluarga kerajaan, sampai tua selalu terlihat elegan dan berkelas.

“Selamat datang di Kerajaan J. Selamat mengikuti pacuan kuda kerajaan dengan hati yang senang. Sebelumnya dengar-dengar Aika akan mengundang teman, tidak disangka ternyata adalah kalian.” Nada suara Ratu terdengar hangat.

Hal ini membuat Yuni Lim tiba-tiba berpandangan baik terhadapnya.

...

Keluar dari tempat pertemuan, Yuni Lim masih merasa tidak nyata seperti diatas awan.

Yuni Lim tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menghela napas: “Ratu Kerajaan J benar-benar sama seperti di berita, beliau terlihat elegan dan berkelas.”

Nada suara Candra Gail tidak terdengar ada emosi: “Benarkah?”

“Iya benar, aku rasa…”

Candra Gail mengerutkan dahi dengan kesal. Apakah wanita ini tidak merindukannya setelah beberapa hari tidak bertemu? Sebaliknya malah membicarakan wanita tua yang licik dan berbahaya itu dengannya.

Candra Gail dengan tidak sabar menopang kepala Yuni Lim dan menciumnya.

“Hmph...” Apa-apaan ini, ia bahkan belum selesai bicara.

Candra Gail menciumnya dengan sangat dalam. Di dalam ciuman ini, kerinduan dan rasa sedikit tidak tenang bertaut. Dengan tenaga yang kuat, Candra Gail menghisap bibir Yuni Lim seperti ingin menelan wanita itu.

Seluruh wajah Yuni Lim memerah karena ciuman pria itu, sekujur tubuhnya mulai memanas.

Candra Gail mencium dan terus menciumnya, tangannya pun mulai terangkat dengan gelisah.

Tangannya yang besar meluncur ke resleting belakang rok Yuni Lim dan merabanya untuk menarik resleting itu turun.

Begitu Yuni Lim mendengar suara resletingnya, seketika itu juga kesadarannya kembali. Dengan terburu-buru ia mengigit Candra Gail, pria itu pun menjauhi bibir Yuni Lim karena sakit yang menyerang.

Topi formal Yuni Lim sudah jatuh tergeletak. Beberapa helai rambut sudah terlihat berantakan di depan dahinya. Wajahnya sudah memerah, lipstik yang mewarnai bibirnya juga terlihat sedikit tidak rata karena ciuman pria itu. Kabut mulai menutupi mata indah yang penuh kasih itu.

Dilihat secara keseluruhan, Yuni Lim terlihat sangat menggiurkan.

Candra Gail menegakkan tubuhnya dan melihat pemandangan ini. Untungnya rasa sakit di bibirnya masih bisa membuatnya berpikir jernih dan mengingatkannya bahwa disini bukanlah tempat yang tepat.

Mata Candra Gail berubah kelam dan ia menarik lagi resleting rok Yuni Lim ke atas. Lalu ia meletakkan ubun-ubunnya ke atas bahu Yuni Lim, napasnya terengah-engah.

Napas Candra Gail terdengar kasar, berat, dan menderu saat mendengar debaran hati Yuni Lim yang wajahnya sudah memerah.

Yuni Lim mengepalkan tangannya dan memukul ringan Candra Gail: “Apakah kamu punya asma? Kamu kesulitan bernapas?”

“Aku tidak tahu apakah aku punya asma atau tidak, hanya saja…”

Nada suara Candra Gail menjadi sedikit serak. Ia baru berbicara setengah kalimat saat tiba-tiba ia mengulurkan tangannya dan menutupi dada Yuni Lim: “Sepertinya kamu punya sakit jantung, kenapa debarannya cepat sekali?”

“PAK!”

Yuni Lim dengan tanpa perasaan menepiskan tangan pria itu: “Pergi!”

Candra Gail meraih tangan Yuni Lim dan mengecupnya: “Hatiku ada padamu, aku tidak bisa pergi. Sejauh apapun aku pergi, pasti akan kembali lagi.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu