After Met You - Bab 362 Surga Keluarga Feng

Tasya hampir saja memuncratkan seteguk anggur yang baru diminumnya.

Dia meraih lengan Yuni Lim dan berbisik, "Yuni."

Amarah Yuni Lim kini memanas. Dia terus mengetuk meja dan bertanya : "Katakan, ke mana kamu pergi untuk bisnis?"

Di sisi lain, di ruang tunggu VIP bandara.

Candra Gail duduk di sofa dengan kaki terlipat. Komputer ada di pangkuannya. Tangan yang daritadi sibuk mengetik kini terhenti.

Sekretaris berdiri, memegang telepon untuknya, dan menggunakan mode speaker.

Jadi, semua kata-kata Yuni Lim, terdengar jelas di seluruh sudut ruangan.

Sekretaris dan beberapa karyawan perusahaan, diam-diam menoleh ke satu sisi.

Mereka berpura-pura tidak mendengar kata-kata istri presiden. Apakah presiden masih bisa kembali hidup-hidup?

Candra Gail meletakkan komputer, mengambil ponsel di tangan Sekretaris, mengambil jasnya, mematikan speaker ponsel dan berjalan keluar.

"Kamu dimana?"

Yuni Lim mendengus: "Tidak usah peduli di mana aku berada! Jika kamu tidak memberitahuku di mana kamu akan melakukan bisnis, aku tidak memberitahumu!"

Dengan itu, dia menutup telepon.

Tasya bertanya padanya, "apa yang dikatakan bos Gail?"

"Dia bertanya di mana aku berada." Yuni Lim melempar ponselnya dengan kasar ke dalam tas dan menambahkan, "Tentu saja aku tidak memberitahunya, siapa suruh dia tidak menjawab pertanyaanku."

Tasya menyilangkan tangannya "Kukira dia hanya menutup telepon ..."

"Mengapa?"

"Karena kamu memakinya..."

"Kapan aku memakinya?" Yuni Lim mengerutkan kening dan mengingat apa yang baru saja dikatakannya.

Dia sebenarnya tidak mabuk, hanya saja alkohol membuatnya menjadi lebih berani.

Ngomong-ngomong, dia ingat apa yang baru saja dia katakan.

"Cukup. Aku akan kembali dulu." Yuni Lim meraih ponselnya, membawa tasnya dan keluar.

Tasya menatap punggungnya dan menggelengkan kepalanya.

...

Yuni Lim melaju kembali ke Villa Maya Bay.

Begitu dia keluar dari mobil, dia melihat seorang pria dan seekor anjing berdiri di pintu.

Candra Gail memasukkan tangannya ke dalam saku celana jas dengan raut wajah serius.

"Kenapa kamu kembali?" Bukannya dia sedang melakukan perjalanan bisnis?

Mata Candra Gail menatapnya sejenak, lalu dia menolehkan pandangannya kembali. Tidak ada emosi dalam suaranya: "Aku pergi ke Kota J untuk urusan bisnis."

Yuni Lim menunduk, menghindari tatapannya dan berkata, "Oh."

"Um." Candra Gail selesai, dan langsung berjalan pergi.

Yuni Lim mendongak. Dia pergi begitu saja?

Tiba-tiba dia kembali hanya untuk memberi tahu ke mana ia akan pergi?

Langkah Candra Gail terhenti sesaat. "Sedangkan mengenai Sapi, kamu bisa melakukannya."

"..."

Dia hanya mengatakannya, dan tidak benar-benar ingin membuang daging sapi.

Melihat Candra Gail pergi, Yuni Lim menjambak rambutnya dengan frustrasi.

Apa-apaan ini?

Apakah dia menyalahkannya atas kematian Iwan Goh, jadi dia lebih senang melakukan perjalanan bisnis daripada berbagi kamar dengannya?

...

Kasus Yakob dan Iwan Goh tiba-tiba surut.

Dalam beberapa hari berikutnya, tidak ada berita relevan yang keluar.

Candra Gail tidak pernah menghubungi Yuni Lim.

Setiap kali Yuni Lim memanggilnya, ia selalu sibuk atau sedang rapat. Tidak ingin menelponnya lagi, Yuni Lim hanya mengirimkannya pesan singkat beberapa kali sehari.

Setelah Yakob meninggal di penjara, mayatnya dibuang. Yuni Lim menemukan beberapa barang peninggalan Yakob dan menguburkannya di kuburan yang sama dengan ibunya.

Yuni Lim meletakkan bunga di depan kuburan Yakob dan mulai berbicara.

"Ayah, kamu tidak bisa menebak siapa yang aku nikahi."

"Aku menikah dengan putra Bibi Sandi Gail. Kudengar kamu saat itu sendang menjalin cinta dengannya.."

"Candra Gail memiliki temperamen buruk, tapi dia cukup baik padaku."

Meskipun apa yang terjadi terhadap Iwan Goh tampaknya telah menyebabkan kesalahpahaman diantara mereka, namun Yuni Lim tahu Candra Gail tidak benar-benar marah. Kalau tidak, dia tidak mungkin kembali hanya untuk memberitahunya kemana dia akan pergi.

Mungkin, di "perjalanan bisnis" kali ini, ia hanya ingin dipisahkan darinya untuk sementara waktu untuk mencari ketenangan.

Yuni Lim berbicara sejenak dan pergi.

Di pintu masuk pemakaman, dia bertemu dengan Andrea.

"Nyonya."

Kepala Andrea sedikit tertunduk, menyapa Yuni Lim dengan sopan.

Dia diikuti oleh dua pria, mengenakan jas hitam, dengan suasana kekhidmatan yang luar biasa.

"Andrea? Kalian..."

Ketika kata-kata itu muncul di bibirnya, Yuni Lim dengan cepat mengubah kata-katanya: "Kebetulan sekali kita bertemu."

Iwan Goh dikuburkan di taman kuburan yang sama. Pemakaman diadakan dengan cara yang sederhana. Kehadiran andrea kemungkinan besar adalah perintah dari Candra Gail.

"Apakah nyonya kembali sekarang? Aku akan mengantarmu."

Kata Andrea, melirik kedua pria di belakangnya, dan mereka pergi.

"Tidak, aku menyetir sendiri." Yuni Lim menggelengkan kepalanya. "Jika kamu punya sesuatu, katakan saja di sini."

Ada sedikit rasa malu di wajah Andrea. Memang benar ada yang harus dikatakan.

"Aku telah mengikuti bos saya selama bertahun-tahun. Bos dulunya adalah yatim piatu. Meskipun bos biasanya pemarah dan dingin, dia sebenarnya orang yang sangat emosional. Dalam menghadapi kematian tuan Goh, menurutku ia membutuhkan sedikit bantuan dari istrinya."

Yuni Lim tidak menyangka Andrea mengatakan kata-kata ini padanya.

Setelah terdiam beberapa saat, Yuni Lim mengangguk, "Yah, aku tahu, terima kasih."

...

Kata-kata Andrea memberi Yuni Lim pandangan baru.

Pasti ada pertarungan besar di batin Candra Gail.

Iwan Goh membunuh Sandi Gail dan Yakob. Dengan cara apa pun, ia bersalah atas banyak kejahatan.

Namun pria itu adalah ayahnya.

Karena ini, dia tidak bisa menghadapi Yuni Lim ataupun Sandi Gail yang sudah mati.

Ditambah dengan kematian Iwan Goh yang mendadak.

Tidak peduli seberapa hebat seseorang, mereka juga dipengaruhi oleh emosi.

Yuni Lim meluruskan pemikirannya dan pergi ke Kota J.

...

Begitu dia tiba di Kota J, dia langsung pergi ke hotel tempat Candra Gail berada.

Sebelum dia pergi, dia meminta alamatnya kepada Andrea.

Kota J adalah surga keluarga Feng. Pusat perbelanjaan, hotel hingga restoran dikuasai oleh mereka.

Sebagai orang terkaya di daerah utara, industri keluarga Feng ada di mana-mana.

Namun, hotel tempat Candra Gail menginap bukan milik perusahaan Marigold.

Yuni Lim pergi ke meja depan dan bertanya, "Halo, bisakah saya memiliki kartu kamar untuk kamar 7023? Saya adalah istri dari tamu kamar itu."

Kamar 7023?

Bukankah itu kamar presiden L. K. grup?

Resepsionis hotel menatap Yuni Lim dengan tatapan berbeda. Setelah melihat wajah cantik Yuni Lim, dia tersenyum dengan sedikit ironi: "Maaf, nona, aku tidak bisa memberimu kartu kamar 7023."

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu