After Met You - Bab 113 Mengerjaiku Lagi?

Setelah selesai makan, Yuni Lim memasukkan teleponnya ke dalam tas, bahkan ia tidak melihatnya, langsung pergi bersama Tasya ke kantor.

Tasya masih membicarakan masalah Hanna Gu, Yuni Lim tidak mendengarnya sama sekali.

Sampai, keduanya berjalan ke lantai dasar kantor.

Tasya memegang lengan Yuni Lim: “Yuni Lim, apakah orang yang ada di mobil itu adalah bos Candra? ”

Saat Yuni Lim mendengar kata “bos Candra”, ia terdiam sejenak, ia melihat ke arah tatapan Tasya, lalu melihat sebuah mobil Bentley hitam yang terparkir di depannya.

Tempat duduk pengendara searah dengan mereka, kaca Jendelanya terbuka, menampilkan wajah orang yang ada di dalamnya, orang yang ada di dalamnya membawa sebuah rokok, lengannya disandarkan di pinggir mobil, tetapi karena jaraknya, ia tidak bisa melihat jelas raut wajahnya.

Tasya maju dua langkah ke depan, lalu dengan tersenyum berkata: “itu benar – benar adalah bos Candra!”

Yuni Lim dengan muka datarnya memegang bibirnya, ia membalikkan badannya dan berjalan menuju kantor.

Tasya berdiri di tempat semula dan kebingungan, apa yang terjadi?

Sepertinya bos Candra datang mencari Yuni Lim, tetapi dia melihat sikap sahabatnya itu, seperti ada yang salah.

Bertengkar?

Tasya melihat Yuni Lim berjalan ke arah kantor, juga tidak hanya berdiam diri, lalu segera berlari mengikutinya, walaupun dia masih tidak dapat menahan diri untuk melihat ke belakang.

Siapa tahu ia dapat berpapasan dengan tatapan mata Candra Gail.

Meskipun dia tidak dapat melihat jelas raut wajahnya, tetapi Tasya yakin bahwa Candra Gail sedang melihat dia.

Lebih tepatnya Yuni Lim, Tasya tersenyum kepada lelaki itu, lalu mengejar ke arah Yuni Lim.

……

Di mobil, pandangan Candra Gail melihat bayangan yang ramping itu, ia membuka pintu mobil dan turun.

Saat melihat Yuni Lim bersiap masuk ke pintu kantor, dia baru melangkahkan kakinya bersiap untuk mengejar.

Saat seperti ini, teleponnya berdering, itu adalah telepon dari asistennya, Candra Gail mengangkatnya, saat mendengar orang itu berbicara, ia mengerutkan dahinya, ia memutar badannya dan naik ke mobil.

Sedangkan Yuni Lim yang sudah sampai di depan pintu kantor, ia membalikkan kepalanya, hanya melihat mobil Bentley yang siap untuk pergi.

Perempuan itu menggigit bibirnya, dengan benci menatapnya sekilas, lalu berjalan ke arah lift.

Sangat bagus.

Dia tidak pulang semalaman, masih di foto bersama dengan Hanna Gu, hingga sampai siang baru meneleponnya.

Jadi untuk apa sekarang dia datang dan buru – buru pergi?

Yuni Lin menahan emosinya dan kembali ke ruangannya, sepanjang jalan Tasya melihat raut wajahnya yang tidak baik, juga tidak banyak bertanya.

Dia kembali ke tempatnya, tiba – tiba otak Tasya, terpikirkan sesuatu.

Dia mengambil teleponnya dan melihat berita Hanna Gu, lalu kembali mengingat mobil Bentley milik Candra Gail.

Lalu dengan teliti melihat bayangan laki – laki yang ada di foto itu, semakin di lihat semakin mirip.

Dia dengan tidak percaya membuka mulutnya, lalu dengan suara kecil mengatakan: “tidak mungkin kan, bos Candra selingkuh? Dan selingkuhannya adalah idolaku Hanna?”

Pantas saja saat di restoran tadi Yuni Lim melihat berita ini, raut wajahnya berubah, ternyata begini.

…….

Setelah kembali ke kantor, Yuni Lim mengambil teleponnya, melihat ada tiga panggilan tidak terjawab.

Yuni Lim menaruh teleponnya, sudut mulutnya terangkat, tidak diragukan kalau dia adalah lelaki yang stabil, sudah semalaman tidak pulang, lalu di masuk berita dengan seorang perempuan, juga hanya meneleponnya tiga kali.

Sudah sepanjang sore, hati Yuni Lim masih tidak menerima.

Hingga pulang kantor, dengan kebiasaan mengemudinya ia menuju ke arah villa Maya Bay, di pertengahan jalan, dia tiba – tiba berhenti.

Lalu parkir di pinggir jalan dan terdiam sejenak, ia tiba – tiba memutar setirnya, ia kembali ke apartemen dulu yang kecil.

Untung saja barang di apartemennya masih ada beberapa yang belum dipindahkan, jika sekarang dia pergi, lalu membersihkan sebentar, seharusnya masih layak untuk ditinggali.

Untuk sementara ini dia tidak ingin melihat Candra Gail, dia takut kalau dia tidak dapat menahan diri untuk bertengkar dengannya.

Orang seperti Candra Gail, tidak menyukai cara seperti ini, dan dia sendiri juga tidak menyukai dirinya yang sedang bertengkar.

Hasilnya, dia tidak menyangka, saat membuka pintu apartemen, dia melihat Candra Gail.

Saat dia membuka pintu dan masuk, dia tidak merasakan ada yang aneh, lalu mengganti sepatunya, dan berjalan ke arah ruang tamu, saat dia memutar kepalanya, dia melihat Candra Gail yang sedang duduk di atas sofa.

Lelaki itu memakai jas yang rapi, matanya terlihat tenang, juga tidak tahu sudah berapa lama dia duduk di situ, ia dapat mendengar hembusan napasnya, terdengar seperti orang yang sudah tidak berbicara sekian lama.

“kamu sudah pulang.”

Dengan nada santainya, tidak dengan nada emosi.

“kenapa kamu ada di sini?” Yuni Lim bertanya Secara spontan.

Candra Gail melihatnya sekilas, dengan singkat menjawab: “menunggu kamu.”

“oh, kalau begitu sekarang kamu sudah menungguku, apakah kamu bisa pergi?” Yuni Lim mundur selangkah, dan memiringkan tubuhnya, seakan mempersilahkannya untuk keluar.

Raut wajah perempuan itu dan Candra Gail sama persis, sangat tenang.

Candra Gail menatapnya mendalam, setelah beberapa saat, baru ia membuka mulutnya, dengan nada yang pasrah: “apakah kamu akan mengerjaiku lagi?”

Mengerjai dia?

Setelah Yuni Lim mendengar perkataannya dia terdiam sejenak, dia mana berani untuk mengerjai lelaki ini, dia tidak dapat menahan senyum dinginnya: “kamu berlebihan, aku mana berani, kamu tidak mau pergi? Kalau begitu aku yang pergi.”

Kemungkinan terburuknya adalah dia menginap di hotel, apa susahnya!

“Yuni Lim!”

Candra Gail berteriak memanggil namanya, ia maju mendekatinya, dengan langkah besar mendekatinya, ia mengulurkan tangannya dan menarik bahunya, wajahnya penuh kemarahan.

Yuni Lim berhubungan dengannya beberapa bulan ini, ia dapat mengetahui saat Candra Gail berteriak memanggil namanya, adalah sedang marah.

Tetapi, mengapa dia yang marah, juga bukannya dia yang tidak pulang semalaman, juga tidak menelepon memberitahunya, di hari kedua masih digosipkan dengan seorang wanita.

“lepaskan.” Yuni Lim tidak bisa melepaskan tangannya, ia mengangkat kepalanya dan menatap laki – laki itu.

Mentang – mentang bertubuh tinggi, meskipun dia memakai hak tinggi, juga tetap dia yang lebih pendek.

Mata hitam Candra Gail tertuju pada perempuan itu, bibirnya datar, raut wajahnya terasa kaku.

Setelah beberapa waktu, dia merenggangkan wajahnya yang kaku, dengan nada marahnya berkata: “kamu tidak membiarkan aku menjelaskan apa pun, juga tidak mengangkat teleponku, tidak mempedulikanku, bukankah kamu sedang mengerjaiku?”

Yuni Lim: “…..”

Meskipun dia merasa perkataan lelaki ini adalah pertanyaan, tetapi anehnya dia tidak dapat menjawabnya.

“baik.” Yuni Lim menganggukkan kepalanya: “bukankah kamu mau menjelaskan? Lepaskan dulu, kita duduk sambil berbicara.”

Candra Gail mendengar perkataannya, terdiam sejenak, seakan tidak mempercayai perkataannya.

Yuni Lim dengan tidak sabar menatapnya: “lepaskan, mengapa masih menahanku!”

Candra Gail melihat tatapannya yang serius, baru melepaskan tangannya.

Yuni Lim melepaskan tangannya, berjalan ke arah sofa dan duduk, melemparkan tasnya, lalu menyilangkan kakinya yang jenjang, dan melipat tangannya : “bicaralah.”

Dia melihat Candra Gail, matanya terlihat lembap, ia memasang telinganya siap mendengar, sama sekali tidak terlihat seperti mau marah.

Candra Gail seakan tidak percaya ketenangannya saat ini, matanya sedikit curiga.

Apakah dia tidak marah?

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu