After Met You - Bab 230 Jelas-Jelas adalah Putrinya

Ferry Goh menoleh dan menatapnya dengan muram.

Dengan suara yang dingin berkata, "Sudah datang."

"Apa ada yang tidak nyaman? Apa Candra Gail dan Yuni Lim menindasmu ..." Yessica Lim berkata sambil meraba-raba tubuhnya, takut kalau-kalau ada bagian tubuh yang terluka lagi.

Mendengarnya mengucapkan nama Yuni Lim dan Candra Gail, Ferry Goh bertambah suram, "Aku baik-baik saja."

Dengan tangannya dia mendorong Yessica pergi, duduk tegak, dengan desahan dalam suaranya, "Aku tidak akan menyerah begitu saja menghadapi masalah ini."

"Candra telah menyebabkanmu terluka begitu parah, kamu tidak boleh begitu saja mengampuni mereka!"

Dalam hati Yessica, dia sangat membenci Candra Gail dan Yuni.

Ferry Goh tidak memperhatikannya, sedikit menyipitkan mata dan tatapannya kosong.

........

Yuni dan Candra kembali ke mobil, teringat bahwa mereka belum pamit kepada Lukman.

"Aku belum ..."

"Tidak usah, dia sangat sibuk, tidak usah mengganggunya."

Candra tahu apa yang akan dia katakan dan memotong kata-katanya.

Yuni memikirkannya dan merasa bahwa yang dikatakan pria itu benar. Awalnya dia hendak meneleponnya, tetapi setelah mendengarkan kata-kata Candra, dia memutuskan untuk mengiriminya pesan teks saja.

Di sisi lain ketika Lukman menerima pesan teks itu, dia sedang melihat catatan medis pasien.

Itu hanya operasi kolesistitis yang sederhana, hanya saja pasien bersikeras memintanya untuk melihatnya.

Karena posisi orang itu lebih tinggi, dia terpaksa melakukannya.

Sambil melihat catatan medis, tangan di sisi lainnya terus menggedor meja, menunjukkan ketidaksabarannya.

Ketika ponsel berbunyi menandakan adanya pesan baru, dia menghentikan gerakannya dan melihat bahwa itu adalah pesan teks dari Yuni, akhirnya mengambilnya.

Melihat pesan teks yang tidak terduga diterimanya, dia hanya tersenyum, menghela nafas dan mengetik balasan, "Ya, lain kali kalau ada masalah boleh mencariku lagi."

Setelah selesai mengetik kalimat balasannya, ia masih menambahkan kalimat "tidak peduli masalah apapun".

Hati memiliki perasaan kehilangan yang kuat, gadis kecil itu telah tumbuh dewasa, dan sudah memiliki orang yang disukainya, dirinya merasa kesepian sekarang.

Yuni menerima pesan teks dari Lukman, dia tertawa dan ingin membalaskan pesan yang diterimanya, tetapi dihalangi oleh suatu tangan yang besar yang membawa ponselnya pergi.

Candra Gail membaca pesan teks di atas, dan tanpa sadar mengerutkan alisnya.

Ada masalah apa yang tidak bisa dia tangani, sampai harus pergi mencari Lukman?

Dia mendengus dalam hatinya dan meletakkan ponselnya ke samping kemudian melihat ke depan, "Tidak usah dibalas lagi, dia sibuk."

Untuk pertama kalinya Yuni menyadari ada sisi untuk memahami orang lain dari Candra.

Baru saja tiba di rumah, Candra menerima panggilan telepon dari Alex Paige.

Dia tahu Alex Paige akan menanyakan apa padanya.

Melihat sekilas pada Yuni dan sapi, "Aku kembali ke ruang kerja."

"Pergilah."

Yuni bahkan tidak mengangkat kepalanya.

Candra melihat ini, mengerutkan alisnya dan menatap dengan dingin kearah sapi, dia melihat sapi masih menggesekkan tubuhnya ke Yuni, dia mendengus dan berjalan ke loteng.

Melihatnya adalah seekor anjing, jadi tidak mau perhitungan dengannya.

Candra Gail kembali ke ruang kerjanya dan menelepon kembali kepada Alex.

"Aku traktir kamu makan, masalah itu, kita ketemu dulu baru bicara."

Tidak tahu Alex yang diujung sana berbicara apa, Candra mengiyakan dan kemudian memutuskan telepon.

Pada waktunya makan malam, Candra turun dari lantai atas untuk mencari Yuni. Menemukan gadis itu sudah tertidur di atas sofa dengan Sapi dilengannya.

Candra menatap sesaat muka kekanak-kanakan yang sedang tidur, kemudian mengangkat Sapi dengan tidak senang.

Pendengaran anjing sangat sensitif, meskipun Sapi sudah mendengar langkah kaki tuan laki-lakinya mendekat, dia panik ketika dia diangkat.

Candra, yang sudah melakukan persiapan dari awal, dia meletakkan tangannya dalam mulut Sapi, menatapnya dengan tatapan dingin.

Sapi merasakan kebencian dari tuan laki-lakinya. Matanya terkulai dan dia tidak berani bersuara.

"Pergi."

Candra meletakkannya di tanah, menepuk punggungnya dan menggerakkannya untuk pergi.

Tidak tahu apakah karena dia tahu bahwa tuan laki-lakinya masih menyukainya, Sapi tidak perhitungan dan memilih pergi.

Candra naik ke lantai atas dan membawakan mantel untuk Yuni. Melihat jam, mengirim pesan singkat kepada Alex, dan duduk disamping Yuni untuk menunggunya bangun.

Untungnya, Yuni tidak tidur nyenyak dan segera bangun.

"Kenapa kamu ada di sini?"

Yuni begitu membuka matanya dan melihat Candra, langsung menjadi terkejut.

Candra berdiri dan menariknya berdiri. Dia mengambil mantel yang ditutupinya sebelumnya dan memakaikannya ke Yuni sambil berkata, "Ayo kita pergi ke Istana Yurich untuk makan."

“Kenapa?” ​​Tanya Yuni dengan malas sambil memasukkan tangannya ke lengan bajunya dan menguap.

Dia tiba-tiba mematung.

Candra membantunya memakaikan mantel, dan mengalungkan syal padanya, kemudian berkata, "Oke, ayo pergi."

Selesai bicara, dia menggandeng tangannya dan berjalan keluar.

Yuni mengikutinya seperti boneka, hatinya penuh teka teki, dia tiba-tiba merasa dirinya bukan seperti istri Candra, melainkan putrinya!

Dia memakaikan pakaiannya, memasakkan makanannya, kalau ada masalah dia yang mengatasinya ...

Kecuali ... ehm! Dia pikirkan sampai kemana lagi!

Untungnya, Candra berkonsentrasi pada mengemudi, tidak melihat kekusutan pada wajah Yuni.

"Hei, biarkan aku menunggu dua puluh menit lagi."

Begitu memasuki ruangan, langsung terdengar suara malasnya Alex.

Yuni mendengar suaranya, melihat Alex, ternyata makan bersama Alex.

Candra biasanya sangat tepat waktu. Hari ini terlambat, jangan bilang sebelumnya Yuni tidur lalu Candra menunggunya?

Yuni memikirkan sampai di sini, dan merasa malu di dalam hatinya, hanya tersenyum, pura-pura tidak tahu apa-apa.

Alex mengerutkan alisnya dan menyusut ke belakang dengan sengaja, berkata, "Jangan tersenyum padaku, mengerikan."

Sambil berkata, tetapi juga dengan sengaja membelalakkan matanya, membuat tampilannya menjadi sangat menakutkan.

Dalam hal berpura-pura, Alex sangat pintar melakukannya.

"Jangan takut, kita semua adalah teman." Yuni menepuk pundaknya dan terlihat ramah.

Candra dengan tenang datang menghampiri dan menarik lengan Yuni ke belakang, membiarkannya duduk di sebelahnya. Dia duduk di tengah dan memisahkan keduanya.

Alex menjulingkan matanya dan membenci kepelitan Candra.

Dalam proses menunggu untuk dilayani, Alex dan Candra telah mengobrol banyak tentang perusahaan, Yuni mendengarkan sebentar, dan kemudian selanjutnya tidak bisa mengerti.

Malas mendengarkan, dia mengeluarkan ponsel untuk dimainkan.

Segera setelah membuka aplikasi, ia langsung menerima pesan masuk dari Tasya.

Tasya sedikit lucu, 'Yuni, sekarang kamu berada dimana?'

Yuni setelah membaca segera menjawab, 'Makan di Istana Yurich, kenapa?'

Tasya membalas dengan cepat, 'Apa sedang bersama dengan bos Candra?'

Yuni menjawab, 'Iya.'

Tasya sedikit lucu, 'Aku di dalam ruangan lantai tiga, kamu datang dengan Bos Candra, cepat.'

Yuni membaca pesan dan merasa ada yang tidak beres, segera menelpon nomor Tasya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu