After Met You - Bab 410 Menguping

Candra Gail hanya melirik Yuni Lim sekilas lalu mengalihkan pandangannya.

Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Tidak terlihat raut berlebih di wajahnya yang putih, sorot matanya tajam. Secara keseluruhan, Candra Gail terlihat luar biasa dingin.

“Tuan Niko memang suka bercanda.” Candra Gail memicingkan matanya dan menatap Niko Feng, samar-samar tersenyum angkuh.

Yuni Lim mendengarkan dan melihat Candra Gail, alisnya sedikit bertaut.

Ia tentu saja bisa menangkap aura dari perkataan kedua orang ini yang seolah-olah sedang memegang senjata untuk bertarung memperebutkan sesuatu.

Sedangkan sekarang ia adalah orang luar, tidak tahu sebaiknya berkata apa.

Tapi, bukan berarti salah satu dari mereka melepaskannya hanya karena ia tidak berbicara apa-apa.

Niko Feng tertawa datar, ia melirik Yuni Lim sekilas lalu lanjut bicara: “Aku kira Tuan Candra datang menjemput Yuni. Tidak disangka ternyata datang mencariku, benar-benar membuatku tersanjung.”

Raut wajah Yuni Lim terpaku sejenak, ia dapat merasa bahwa Niko Feng dengan sengaja berujar seperti itu.

Candra Gail akhirnya benar-benar menatap Yuni Lim, sorot matanya terlihat sangat tenang dan tidak ada sedikit pun gejolak: “Nona Yuni, ada hal yang ingin aku bicarakan dengan Tuan Niko.”

Dengan kata lain, Candra Gail menyuruh Yuni Lim pergi.

Sedangkan Yuni Lim lebih menaruh perhatian kepada bagaimana pria itu memanggilnya.

—Nona Yuni.

Yuni Lim menyunggingkan seulas senyum namun tidak tersirat sedikitpun rasa senang di sudut matanya.

“Paman, aku pergi dulu.”

Selesai bicara, Yuni Lim tidak mempedulikan jawaban dari orang lain dan bergegas pergi.

Niko Feng melihat semua kejadian ini dan sesuatu terlintas di benaknya. Tersirat sebuah keraguan yang samar di dalam matanya.

Candra Gail juga tidak bersuara. Ia hanya membalikkan tubuhnya dan berjalan di depan.

Para pengawal mengikuti di belakangnya dan dengan hormat mempersilahkan: “Tuan Niko, silakan.”

Sikap Candra Gail ini jelas-jelas menunjukkan ia sedang memaksa Niko Feng.

Niko Feng melirik sekilas segerombol pengawal itu dan ia tahu bahwa hari ini ia tidak mungkin tidak hadir.

Belum terlalu jauh Yuni Lim pergi, ia lalu menghentikan langkahnya.

Ia tahu Candra Gail terus menerus menolak Niko Feng dan juga pernah menyelidikinya. Tapi melihat sikap Candra Gail malam ini, sepertinya tidak sesederhana kelihatannya. Sepertinya bukan hanya sekedar ada hal yang ingin dibicarakan dengan Niko Feng.

Yuni Lim sangat ingin tahu sebenarnya apa yang ingin dibicarakan Candra Gail sampai pria itu mencari Niko Feng.

Jika saat ini Candra Gail datang ke perjamuan makan malam, bisa dikatakan ia sengaja datang untuk mencari Niko Feng.

Berbincang di Istana Yurich, pasti Candra Gail akan pergi ke ruang private khusus miliknya.

Lagipula Andrea masih tidak tahu bahwa ia dan Candra Gail sudah bercerai.

Bukankah sekarang ia bisa pergi bersembunyi di dalam ruang private itu, menunggu Candra Gail dan Niko Feng datang dan berbincang?

Walaupun perbuatannya ini tidak terhormat, tapi Yuni Lim benar-benar sangat penasaran dan tidak memiliki cara lain.

Dengan pikirannya yang seperti ini, secepat kilat ia pergi ke lantai tempat ruang private Candra Gail berada. Ia harus berada disana lebih dulu dibandingkan Candra Gail.

Ruang private khusus Candra Gail biasanya dikunci, dan kuncinya dipegang oleh Andrea dan sang manajer.

Karena berita perceraian dirinya dan Candra Gail belum tersebar, pasti manajer itu akan membukakan pintu untuk Yuni Lim jika sekarang ia mencarinya.

Andrea masih ada di lantai perjamuan makan, jadi seharusnya ia tidak menyadarinya.

Kebetulan sekali, begitu Yuni Lim sampai di lantai ruang privat, ia langsung bertemu dengan sang manajer.

Begitu manajer itu melihat Yuni Lim, wajahnya langsung tersenyum: “Nyonya.”

Yuni Lim mengulurkan tangannya dan memapah kepalanya, dengan suara lemah ia berujar: “Aku menghadiri perjamuan makan di lantai atas, tapi tiba-tiba merasa kepalaku sakit. Aku ingin beristirahat sebentar di ruang privat.”

Begitu manajer itu mendengarnya, ia pun langsung berkata: “Maksudnya, nyonya mau kunci ruang private?”

Sambil berujar, manajer itu sambil mengeluarkan kuncinya.

Yuni Lim menjadi sangat panik, apalagi ia juga tidak ada waktu untuk mengembalikan kunci itu setelah membuka ruangannya. Kalau kuncinya ia bawa dan ketahuan, maka bisa gawat.

Yuni Lim menggelengkan kepalanya: “Kamu bantu aku bukakan pintu. Kepalaku sakit sekali, ayo cepat sedikit.”

Manajer itu berkata dengan hormat: “Baik.”

Kedua orang itu lalu berjalan beriringan menuju ruang privat.

Yuni Lim mengikuti dari belakang dan dengan hati-hati melihat sekelilingnya. Ia lalu mengikuti manajer itu dari belakang dengan langkah cepat.

Manajer itu langsung pergi setelah membukakan pintu untuk Yuni Lim.

Yuni Lim mengunci pintu dan menghembuskan napas lega setelahnya. Ia langsung bersembunyi di belakang sofa, kebetulan itu posisi yang tidak membelakangi cahaya.

Ruang privat itu cukup besar. Asalkan ia bertahan disitu dan tidak bergerak, lalu pergi setelah Candra Gail dan Niko Feng selesai berbincang, ia pasti tidak akan ketahuan oleh siapapun.

Yuni Lim tidak perlu menunggu terlalu lama, karena tak lama kemudian ia mendengar suara ‘CKLAK!’, yang menandakan pintu dibuka.

Lalu setelahnya, terdengar suara langkah yang dalam. Itu pasti suara langkah pengawal.

“Tuan Niko, silakan.”

Yuni Lim menebak, pasti Candra Gail berjalan di depan sedangkan Niko Feng mengikutinya di belakang.

Segera, pintu pun ditutup.

Yuni Lim mendengar suara langkah itu semakin lama semakin dekat.

Sampai akhirnya sofa di sampingnya bergetar sedikit barulah ia menyadari bahwa ada orang yang duduk.

Yuni Lim dengan gugup menengadah dan melihat kepala yang berambut tebal dari pinggir sofa. Candra Gail.

Yuni Lim mengigit erat bibirnya, ia tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun.

Selanjutnya, terdengar suara Niko Feng: “Tehnya? Bukankah Tuan Candra berkata ingin menjamuku minum teh?”

“Tuan Niko sendiri yang sebelumnya berkata bahwa ini sudah terlalu larut. Kalau sekarang minum teh, itu bisa mengganggu jam tidur. Lebih baik kita bicara perkaranya dulu saja.” Candra Gail menyilangkan kedua kakinya dan duduk di hadapan Niko Feng, ekspresinya terlihat kelam.

Niko Feng mendengarkan, wajahnya tetap terlihat mempertahankan raut tenang. Dengan suara lembut ia pun berujar: “Langsung katakan saja.”

Candra Gail memperhatikan Niko Feng dengan teliti dan berujar perlahan: “Apa hubunganmu dengan Chyntia Lin?”

Yuni Lim yang bersembunyi di belakang sofa terpaku. Candra Gail mencurigai Niko Feng memiliki hubungan dengan Chyntia Lin?

Tidak sesuai ekspektasi Candra Gail, justru tidak ada perubahan apapun pada ekspresi Niko Feng. Pria itu hanya sedikit menautkan alisnya: “Siapa?”

Seolah-olah ia sangat tidak mengerti.

Candra Gail tertawa dingin, tentu saja ia tahu Niko Feng dapat bersikap licik.

“Sepertinya, Tuan Niko tidak mengenal siapa Chyntia Lin ini. Jadi, transaksi ini pasti sebuah kesalahan.” Candra Lim tersenyum datar, tidak tahu darimana ia bisa mendapatkan selembar kertas yang menunjukkan tempat transaksi dan pemilik rekeningnya.

Rekening yang menerima transaksi transfer uang itu adalah akun pribadi Niko Feng. Dengan kata lain, orang ini pasti melakukan transaksi pribadi dengannya.

Yuni Lim yang mendengarnya pun terhenyak kaget. Ternyata Candra Gail tidak berhenti mencurigai Niko Feng. Ia bahkan baru mencari pria itu setelah mendapatkan bukti konkrit.

Hanya saja, tidak terpikirkan hubungan apa yang ada diantara Niko Feng dan Chyntia Lin dalam benak Yuni Lim.

Kalaupun memang benar transaksi pribadi yang dilakukan Niko Feng dan Chyntia Lin hanya sebatas teman biasa, hal ini juga tidak tepat karena kondisi Chyntia Lin ini terlalu spesial.

Seseorang yang dari kecil tidak bisa pergi kemanapun karena punya penyakit jantung, bagaimana bisa bertransaksi dengan seorang pebisnis nun jauh disana? Chyntia Lin bahkan bisa dikatakan tidak mempunyai teman barang seorang pun.

Yuni Lim tidak bisa melihat ekspresi kedua orang itu, tapi ia bisa merasakan adanya perubahan raut di wajah Niko Feng dari keheningan yang tidak biasa dari pria itu.

Niko Feng sedikit menurunkan kelopak matanya dan sorot matanya terpaku pada selembar kertas transaksi itu: “Transaksi ini terjadi tiga tahun yang lalu. Waktu itu aku ada di luar negeri berobat dan secara kebetulan bertemu dengan Nona Chyntia. Setelah mendapat bantuan darinya, aku ingin berterima kasih padanya dengan mentransfer sejumlah uang. Apakah ada yang salah dari hal ini?”

Candra Gail ternyata tidak meneruskan berbincang mengenai Chyntia Lin, ia malah memutar topik: “Sepertinya, keberuntungan dan nyawa Tuan Niko sangat besar. Kanker stadium akhir masih bisa disembuhkan dengan baik.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu