After Met You - Bab 25 Candra Takut Gelap

“hmmm.” Mulut Candra penuh mie, menjawabnya dengan tak jelas.

Yuni duduk di hadapannya, wajahnya yang putih sedikit memerah.

Itu adalah mie yang ia makan, tiba-tiba Candra juga memakannya, dan tidak berpikir bahwa itu jorok.

Candra mendongak dan melihat Yuni tampak jijik: “kenapa dengan ekspresimu itu, aku tidak suka air liurmu, kamu sendiri juga tidak suka?”

“bukan.” Selesai bicara, Yuni segera berdiri, dengan tunggang langgang pergi ke kamar mandi: “aku mandi dulu.”

Berdiri dalam Griya Tawang, Yuni masih berandai-andai

Candra sama sekali……

Jangan-jangan Candra benar-benar menyukainya?

Tiba-tiba terdengar bunyi “klik” lampu di kamar mandi mati, Air panas di griya tawang perlahan panasnya berkurang, beubah menjadi air dingin.

Walaupun musim panas, Yuni menggigil kena air dingin, seluruh badannya penuh busa, tak da pilihan lain, dia hanya bisa menggunakan air dingin membilas busa di tubuhnya sampai bersih.

“Yuni!”

Candra berteriak dari luar kamar mandi.

Yuni mempercepat geraknya, membilas semua busa dari tubuhnya, seperti biasa, mengambil handuk.

“Mati listrik ya? Yuni bertanya sambil mencari gagang pintu dalam kegelapan.

tanpa menunggu jawaban dari Candra, ia membuka pintu kamar mandi, dan dikejutkan oleh bayangan hitam dan besar di luar, dia dengan ragu berkata: “Candra?”

Bayangan itu bergerak, tiba-tiba mengulurkan tangan lalu memeluknya.

Tubuh Yuni hanya tetutup selembar handuk, di dalam pelukan erat Candra, handuk itu serasa akan lepas dari tubuhnya.

“kamu lepaskan aku dulu.” Yuni berbisik di bahunya, tidak memaksa.

Entah sentuhan lembut Yuni bagaimana menyentuhnya, Candra membenamkan kepalanya, meraba-raba, bersiap untuk menyentuh bibir Yuni, mereka berciuman dengan panas.

dua orang itu di depan pintu kamar mandi, dalam lingkungan sekitar yang gelap, napas mereka selaras.

Yuni merasa ada yang salah dengan Candra, dia menatapnya sebentar, lalu baru membalasnya.

Tapi, kekuatan candra terlihat menakutkan, Yuni sama sekali tak bisa bergerak.

“Candra, kamu ini kenapa!” Yuni menolehkan paksa kepalanya, berteriak memanggilnya.

Candra kaget sesaat. Lalu seketika melepaskannya.

Satu hela napaspun belum dilepaskan sepenuhnya oleh Yuni, tubuhnya dipeluk oleh Candra, ada sedikit cahaya putih dari luar jendela, tempat tidur samar-samar terlihat.

Tubuh Yuni dibanting ke atas tempat tidur oleh Candra, tidak sakit, tapi dalam hatinya sedikit takut, cepat-cepat ia duduk: “Candra, kamu sebenarnya kenapa? Bicaralah!”

Akhirnya Candra bersuara, suaranya terdengar dingin, dan sedikit serak: “melakukan hal suami istri.”

Kamu pernah bilang bahwa kamu tidak akan memaksaku. yuni terpojokkan di sudut kamar.

napas candra sangat dekat "sebentar lagi, kamu akan dengan sendirinya bersedia"

yuni tiba2 memikirkan sesuatu, dia menggigit bibir dan berkata: "apakah kamu takut gelap?"

seketika suasananya menjadi hening

beberapa saat, candra membuka mulut: "tidak."

bohong, sebelumnya masih baik2 saja.

"kalau begitu kemari, aku akan memelukmu saat tidur, kamu tak perlu takut." Yuni menghela napas, dia bimbang dalam waktu yg lama, jelas sekali karena dia takut gelap.

"tak usah, tidurlah" napas candra menjadi tenang, suaranya stabil, seperti baru saja Yuni salah prasangka

Yuni tidak mungkin bodoh sampai bisa berprasangka seperti itu.

Dia mengulurkan tangan dan mengambil ponselnya di tempat tidur.

menyadari bahwa lampu senter di tempat tidur sudah dimatikan, Candra sudah jatuh tertidur.

Yuni Lim tambah percaya bahwa Candra benar-benar takut gelap.

tapi Candra tidak menunggu nya kembali, langsung mematikan senter, hanya untuk membuktikan bahwa ia tidak takut gelap, tapi biasanya bersikap bijaksana dan gentle. menurut kebiasaannya, dia harusnya menyalakan senter dan menunggu Yuni sampai kembali baru benar

apakah demi harga diri? jadi dia tidak mengakuinya?

Dengan hati-hati dan tanpa suara Yuni menuju atas tempat tidur, perlahan mendekati Candra, meluruskan tangan dan melingkarkannya ke pinggang Candra.

Candra belum tidur, sepertinya candra tak berharap Yuni dengan sendirinya memeluknya, badannya kaku sejenak, lalu bergeser ke samping, menjauh dari Yuni.

Yuni tak.dapat menahan dengus tawanya, candra yang terlihat kuat, selalu tenang dan berprinsip, tak disangka takut gelap.

pasti karena takut Yuni tahu, lalu ia kehilangan muka, jadi hidup atau mati tidak akan mengaku.

Semakin memikirkannya, Yuni semakin merasa itu lucu, sulit untuk melupakan apa yang ia katakan barusan------ memeluknya saat tidur.

akhirnya, Candra dengan gugup berkata: “Yuni, bukankah kamu mengira aku benar-benar tidak bisa melakukannya?”

“tidak, kamu takut gelap, aku memelukmu saat tidur, kamu tidak akan terlalu takut,” nada bicara Yuni telihat jelas seperti terdengar geli akan sesuatu.

Candra menggigit bibirnya lalu memeluk Yuni,: “di waktu sekarang ini, tidak peduli terjadi hal apa, kita adalah pasangan yang sah, kamu kira aku sedang memikirkan apa?”

Yuni terdiam, tidak berani berkata lagi.

Selang beberapa detik, terdengar lagi ucapan tak mengenakkan dari Candra: “atau kamu mau bilang, kamu ingin mengulangi lagi kejadian kemarin malam?”

“teringat kejadian kemarin malam, Yuni menjawab dengan paniK: “aku tidak begitu!”

“benarkah?”

maniak sex!

……

Pagi hari, Yuni terbangun oleh suara alarm.

Tempat di sebelahnya terasa dingin, kamar itu tidak ada candra, dia pasti pagi sekali pergi.

selesai Yuni mencuci muka, ia pergi ke dapur, tidak ada sarapan.

Tinggal bersama Candra baru beberapa hari, tapi Yuni Lim sudah terbiasa dengan sarapan buatan Candra

Kebiasaan memang sangat menakutkan

Selintas pikiran timbul, dia langsung tahu mengapa Candra tidak membuatkannya sarapan.

Karena tadi malam dia menetawakan Candra yang takut gelap, jadi sekarang Candra marah.

Yuni Lim mengingat kembali tingkahnya kemarin malam, baiklah, tidak seharusnya ia menertawakannya karena takut gelap.

Tapi, sangat tidak masuk akal, seorang pria dewasa, tak disangka takut gelap.

Malam ini traktir dia makan, lalu minta maaf padanya, selesai.

Yuni memutuskan, lalu berangkat kerja.

sampai di kantor, dia baru saja duduk, manajer langsung berjalan menghampirinya: “data-data yang kemarin sudah diperiksa?”

Yuni mengambil berkas di meja di sampingnya: “masih ada satu ini yang belum diperiksa, yang lain sudah saya periksa.”

“dua hari ini, kamu biasakan dulu, dua hari setelah ini ada pertemuan, kamu akan menemani saya menghadiri pertemuan itu, bersikaplah dengan baik.” Manager hubungan masyarakat selesai bicara lalu meninggalkannya.

Hati Yuni berubah sendu, teringat ucapan Yessica Lim sebelumnya, perusahaan Mario dan perusahaan keluarga Lim akhir-akhir ini sering bekerja sama.

Dia tidak akan melepaskan Mario dengan mudah, Mario juga tidak akan melepaskannya dengan mudah.

urusan nanti biarkan dipikirkan nanti.

Yuni mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Candra,: “malam ini kutraktir kamu makan.”

Dia mencari nama Candra di daftar kontak, lalu mengirimnya.

Selang beberapa saat, Candra membalas pesannya, Yuni membacanya, dia hanya membaca dua kata: “aku sibuk.”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu