After Met You - Bab 419 Berani Untuk Menebak

Tidak mendapatkan "Flaming Fire", meskipun Yuni Lim sedikit sedih, tetapi orang-orang yang membelinya seharusnya benar-benar menyukai "Flaming Fire" itu, jika tidak dia tidak akan mau menghabiskan begitu banyak uang.

Kalau dipikir-pikir, sepertinya tidak terlalu sedih juga.

"Flaming Fire" adalah barang pertama di puncak acara pelelangan, produk yang kedua dan produk akhir hari ketiga akan lebih berharga.

Yuni Lim diam-diam sedikit berharap.

Karena itu, "Flaming Fire" sudah terjual, itu sama dengan acara lelang ini telah berakhir.

Saat pergi, Niko Feng mendekatinya: "Yuni, makan bersama?"

Tiba-tiba Candra Gail melangkah maju dan berhenti di depannya, dan berkata ke Niko Feng: "Aku punya sesuatu untuk dibicarakan dengannya."

Niko Feng sedikit tersenyum, "bagaimana menurut Yuni?"

Dia memberikan pertanyaan ke Yuni Lim.

Antara mantan suami dan orang yang berpura-pura menjadi pamannya, Yuni Lim tidak ragu untuk memilih mantan suaminya yang dia anggap lebih aman.

"Maaf, paman, aku harus bicara dengannya dulu, karena dia sekarang punya waktu luang, kita perlu bicara satu sama lain.

Sebenarnya, tidak ada yang perlu dibicarakan antara Candra Gail dan dia.

Niko Feng masih tersenyum: "Kalau begitu kita akan makan malam bersama lain hari."

Yuni Lim mengangguk.

Kemudian, dia ditarik oleh Candra Gail.

Ada banyak orang yang keluar, Candra Gail menariknya menjauh dari kerumunan dan berjalan menuju lift yang orangnya sedikit di seberang koridor.

...

Keluar dari Hotel Shenglai, Candra Gail menarik Yuni Lim ke dalam mobil.

Yuni Lim berpikir kalau Candra Gail punya sesuatu untuk dibicarakan dengannya, jadi dia tidak menolak masuk ke dalam mobil.

Dia dan Candra Gail duduk di belakang dan pengemudi yang mengemudi di depan.

Yuni Lim cepat-cepat berkata, "Mau pergi kemana? Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja ."

Setelah selesai bicara, dia mau turun dari mobil.

Lalu Candra Gail berkata dengan pelan, "Tidak apa-apa, aku hanya sekalian mengantarmu kembali."

Setelah Candra Gail selesai berbicara, entah dari mana dia mengeluarkan sebuah dokumen dan mulai membacanya.

Yuni im menatapnya dengan bodoh.

Apa maksudnya? Apakah dia tahu dia tinggal di hotel mana?

Sampai turun dari mobil, Yuni Lim berlari cepat untuk mengikutinya dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu aku tinggal di sini?"

Candra Gail berkata dengan pelan, "Aku tidak tahu."

"Kalau begitu kamu ..."

"Itu karena kamu sendiri tidak pernah mengatakan alamatnya, dan aku kebetulan tinggal di sini, itu saja."

Dua kata terakhir sepertinya mengingatkan Yuni Lim secara sadar atau tidak, untuk tidak perlu terlalu banyak berpikir.

Melihat Candra Gail berjalan pergi, dia tidak mengikuti.

Candra Gail memasukkan satu tangannya ke saku celana, sedikit memiringkan kepalanya, dan tatapan matanya melihat Yuni Lim yang berhenti di tempatnya. Dia sedikit mengangkat sudut bibirnya, dan ketika dia berbalik, dia mihat Yuni Lim melangkah ke sisi lain.

Ternyata lift di sisi lain untuk naik.

Dia tidak ingin naik lift yang sama dengannya.

Candra Gail berdiri di tempat, sudut bibirnya sedikit mengencang, dan tatapan matanya menjadi gelap sedikit demi sedikit.

...

Yuni Lim menghindari Candra Gail, dan ketika dia kembali ke kamar hotel, dia merasa sangat lelah.

Dia berbaring di tempat tidur dan tidak bergerak.

Candra Gail tiba-tiba muncul, dan mengantarnya kembali, dan tinggal di hotel yang sama dengannya, apakah ini suatu kebetulan?

Jika itu bukan kebetulan, apakah disengaja?

Dia mengatakannya sendiri kalau tidak mengetahui dia tinggal di sini.

Tapi dia benar-benar menyebalkan!

Pada saat ini, seseorang mengetuk pintu.

"Siapa?"

Yuni Lim membalikkan badan lalu bangun dari tempat tidur, gerakannya terlalu cepat membuatnya jatuh ke tanah .

Dia menutupi lututnya yang tergores, menarik napas, dan bangkit untuk membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, dia melihat manajer hotel.

Manajer itu tersenyum sambil memanggilnya: "Nona Lim."

“Halo, ada perlu apa?” Yuni Lim sedikit bingung, kenapa manajer mendatanginya?

Manajer mendengarnya, mengulurkan tangan dan menyerahkan kotak hadiah yang dibungkus indah kepada Yuni Lim: "Ini ada seorang pria yang meminta kamii untuk memberikannya kepada anda."

Yuni Lim tidak mengulurkan tangannya untuk mengambilnya: "Seorang pria? Siapa namanya?"

"Maaf, kami tidak tahu tentang ini. Saya pikir itu pasti seseorang yang mengenal Nona Lim. Nona Lim bisa mengambilnya terlebih dahulu. Mungkin Anda dapat melihat siapa yang mengirimnya setelah melihat isinya?

Ekspresi manajer itu sangat tulus, dan Yuni Lim merasa barang ini dibungkus dengan sangat indah, dia mengulurkan tangan dan menerimanya.

Setelah mengucapkan terima kasih, dia menutup pintu dan membalikkan badan untuk membuka kotak hadiah.

Kotak kado tidak terlalu besar, tetapi kemasannya sangat indah, dan isinya seharusnya sangat berharga.

Namun, di Jingcheng, dia tidak mengenal siapa pun. Siapa yang memberikannya ini?

Apakah itu Niko Feng?

Namun, ini sama sekali tidak perlu, jika Niko Feng benar-benar ingin memberinya sesuatu, dia pasti telah memberikannya langsung kepadanya, dia adalah tipe orang yang melakukan sesuatu dengan teratur dan tidak melakukan hal misterius seperti itu.

Yuni Lim memiringkan bibirnya, lebih baik membukanya terlebih dahulu.

Tanpa disangka, setelah membukanya, dia langsung kebingungan.

Dia berpikir kalau isi kotak itu barang yang sangat mahal, tetapi dia tidak menyangka bahwa isi kotak itu adalah "Flaming Fire" yang dibeli oleh orang misterius itu dengan harga lelang 16 triliun hari ini!

Dia yakin, barang itu bukan dari Niko Feng.

Dia melihat kalung yang berkilau itu, dia sedikit melamun, mengambilnya, dan menggosoknya dengan lembut.

Dia melihatnya lebih dekat, dan merasa kalung itu terlihat lebih cantik.

Kalung ini, bahkan Niko Feng, pria terkaya di Jingcheng merasa tidak berharga kalauu harganya dinaikkan, dan orang yang membelinya dengan rela membayar dengan harga mahal, tetapi juga tahu bahwa dia tinggal di hotel ini. Dia tidak bisa memikirkan orang lain selain pria itu.

Dia menebaknya dengan berani.

Dia menggigit bibirnya, mengeluarkan telepon dan menekan nomor telepon.

Telepon itu dijawab dengan cepat, terdengar suara pria yang menyenangkan: "Ada apa?"

Yuni Lim bertanya kepadanya, "Di mana kamu?"

Candra Gail terdiam beberapa saat sebelum berkata, "Aku akan menutup telepon dulu, aku sekarang mau mengadakan konferensi video penting ..."

Yuni Lim memotongnya: "Apakah kamu yang membeli 'Flaming Fire'?"

Candra Gail tidak berbicara.

Yuni Lim merasa bahwa dia mungkin ingin menutup telepon, dan dia langsung berkata , "Apa maksudmu? Kenapa kamu membeli" Flaming Fire "dan memberikannya kepadaku."

"Aku tidak membelinya." Candra Gail menyelesaikan kata-katanya dan menutup telepon.

Yuni Lim meremas telepon dengan erat, memasukkan kalung itu kembali ke dalam kotak, mengambil kotak itu dan keluar.

Dia ingat ketika dia keluar. Dia tidak tahu di mana Candra Gail tinggal. Kebetulan, dia melihat dua orang yang tampak seperti pengawal datang.

Mereka melihat ke pintu kamar di seberang kamar Yuni Lim, mengetuk pintu dan masuk.

Yuni Lim mengetahui salah satu dari mereka adalah pengawal Candra Gail, dan yang lainnya memegang plat nomor di tempat lelang!

Ketika dua pengawal hendak menutup pintu, dia berlari dan masuk ke dalam kamar.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu