After Met You - Bab 409 Menghabisi Bersih Sampai Akhir

Yuni Lim menatap layar ponselnya selama beberapa detik sebelum ia mengangkat panggilan itu.

”Paman.”

Dengan suara lembut, Niko Feng pun bertanya: “Apakah malam ini kamu sudah memiliki janji?”

Yuni Lim tertegun sejenak, lalu langsung meresponnya: “Ada masalah apa?”

“Malam ini temani aku datang ke perjamuan makan.” Niko Feng juga tidak berbasa basi dengannya.

Yuni lim sedikit mengerutkan alisnya. Niko Feng datang ke Malaysia lagi?

Niko Feng tidak memberikan Yuni Lim kesempatan untuk bertanya lebih banyak pertanyaan. Ia berujar lagi: “Waktu dan tempatnya akan kukirimkan padamu.” Pria itu lalu menutup telepon begitu saja, seperti sangat sibuk.

Ternyata tempatnya di Istana Yurich. Yuni Lim merasa ada sedikit konflik di dalam batinnya.

Tapi tidak peduli ia bersedia atau tidak, ia tetap harus pergi.

Tidak penting apakah Yuni Lim mengikuti perjamuan makan atau tidak, yang terpenting adalah Niko Feng datang lagi ke Malaysia.

Malam hari, Yuni Lim langsung pergi ke Istana Yurich setelah berias.

Sesampainya disana, ternyata Niko Feng juga baru tiba. Kedua orang itu bertemu di gerbang pintu.

Yuni Lim tersenyum kecil dan berjalan ke depan: “Paman.”

Niko Feng menganggukan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam bersama Yuni Lim.

Sorot mata Niko Feng terlihat sangat tajam. Sesampainya di aula dengan sinar lampu yang terang, ia tiba-tiba bertanya: “Kenapa kurus sekali?”

“Tidak ada napsu makan di musim panas, tentu saja jadi kurus.” Yuni Lim menjawab senatural mungkin.

Kedua orang itu tidak berbincang lebih panjang lagi. Mereka langsung bersama-sama menuju ruang perjamuan makan.

Begitu masuk, Niko Feng langsung dikelilingi segerumulan orang-orang. Yuni Lim berdiri seorang diri di pinggir, saat kemudian ia bertemu dengan seseorang yang ia kenal.

Dalam sekali lirik, Ferry Goh juga mengenalinya. Ia menghampiri Yuni Lim sambil memegang gelas anggur: “Yuni, lama tidak berjumpa!”

Nada sindiran terdengar sangat halus dalam suaranya. Kedua matanya menyapu tubuh Yuni Lim, sorot matanya lagi-lagi terlihat tidak menyenangkan bagaimanapun juga.

Yuni Lim sudah lama tidak bertemu Ferry Goh.

Awalnya, Yuni Lim tidak berencana untuk mempedulikan Ferry Goh. Tapi saat ia melihat secercik cahaya yang tidak baik di sudut mata pria itu, hatinya diserang firasat buruk.

Yuni Lim berujar dengan datar dan ringan: “Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?”

Ferry Goh tersenyum dingin: “Berkatmu, sangat baik.” Beberapa kali bolak-balik ke kantor polisi, apakah bisa dikatakan sebagai kabar buruk?

Yuni Lim juga ikut tersenyum: “Benarkah? Kelihatannya bukan seperti itu.”

Perkataan Ferry Goh membuat Yuni Lim yakin bahwa pria itu memiliki dendam terhadapnya.

Karena masalah Yessica Lim, konflik diantara dirinya dan Ferry Goh bisa dikatakan sudah selesai tuntas.

Yuni Lim sedikit tidak bisa mengerti. Dulu Yessica Lim sangat jahat, tapi kemudian ia juga bisa berubah. Kenapa Ferry Goh sampai sekarang masih terus berada di jalan yang salah?

Apakah mungkin karena insting alami?

Perkataan Yuni Lim sukses membangkitkan amarah Ferry Goh.

Ia berjalan mendekati Yuni Lim, membuat kedua orang itu berada sangat dekat sampai jarak diantara mereka hanya setengah inci. Kemudian Ferry Goh menurunkan kepalanya dan dengan suara rendah berkata: “Hmph! Yuni, apakah kamu merasa bangga? Sudah membuat namaku jatuh sampai ke dasar dan masih dimanfaatkan oleh Yessica Lim itu. Kamu benar-benar hebat!”

“Apanya yang bisa dibanggakan dari hal memalukan seperti ini?” Yuni Lim sedikit mengangkat dagunya, ekspresinya sedikit angkuh.

“Ferry, ternyata kamu ada disini. Aku mencarimu kemana-mana.”

Begitu mendengar suara seorang pria, tanpa sadar Yuni Lim pun menengadah untuk melihatnya. Ia melihat seorang pria bertubuh sedikit berisi sedang berjalan menghampiri ke arahnya.

Begitu orang itu melihat Yuni Lim, sinar matanya langsung mencerah. Jarak tiga langkah ditempuhnya dengan dua langkah dan dengan lengannya ia menyenggol Ferry Goh: “Kenapa tidak mengenalkanku pada nona ini?”

Saat pria itu berkata seperti ini, sorot matanya terus menempel lekat pada tubuh Yuni Lim.

Sorot matanya itu seperti sorot yang tidak bisa membenci Yuni Lim yang saat itu menghabisinya bersih sampai akhir.

Orang yang bersama dengan Ferry Goh tentu saja bukan orang-orang yang baik.

Yuni Lim tahu bahwa di lubuk hati Ferry Goh, pria itu masih membencinya. Tentu saja ia tidak ingin terlalu banyak terlibat dengan ‘komplotan’ Ferry Goh yang seperti ini.

Yuni Lim membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi, namun pria itu langsung memanggilnya: “Nona ini...”

Suara Ferry Goh langsung terdengar: “Liam, wanita ini tidak usah kamu pikirkan.”

“Cih, ternyata ada perempuan yang tidak bisa, seorang Liam Yun, dapatkan?”

Ferry Goh terkekeh: “Ia adalah istri dari presdir lk, kamu pikir kamu siapa?”

Langkah Yuni Lim tidak terhenti, membuat suara kedua orang di belakangnya itu samar-samar menjauh.

Liam Yun?

Kenapa nama ini tidak terdengar asing?

Yuni Lim pun teringat, waktu itu Yunus Lim dan Ivan Lim pernah mengungkitnya. Orang yang ingin mereka nikahkan untuk Yessica Lim adalah...

Malaysia sangat besar, tapi ruang lingkup lingkaran ini sangat kecil. Ada berapa banyak yang bisa memiliki nama Liam Yun?

Berpikir sampai sini, warna wajah Yuni Lim menjadi semakin tidak baik.

Sepertinya tebakannya tidak salah. Mana mungkin pria yang bisa dilirik oleh Yunus Lim dan Ivan Lim adalah orang baik-baik.

Yuni Lim yang awalnya tidak terlalu ingin datang ke perjamuan makan ini, sekarang merasa suasananya lebih menyebalkan setelah bertemu dengan Liam Yun dan Ferry Goh.

Tapi karena Niko Feng yang memanggilnya datang, ia juga tidak bisa seenaknya pergi.

Yuni Lim hanya bisa beralasan ingin pergi ke kamar mandi. Ia mengatur napasnya kemudian terus berjalan ke arah aula perjamuan makan.

“Nyonya!”

Baru saja Yuni Lim akan melangkah masuk ke aula perjamuan makan saat ia mendengar suara yang tidak asing.

Tubuh Yuni Lim sedikit mematung.

Bertemu Asisten Andrea disini juga merupakan hal yang kebetulan.

Tapi mendengar panggilannya, sepertinya asisten itu tidak tahu bahwa dirinya dan Candra Gail sudah bercerai.

Yuni Lim memutar kepalanya dan melihat Andrea sudah berjalan ke hadapannya. Yuni Lim pun langsung membuka mulut dan berkata: “Untuk selanjutnya, jangan menyebutku seperti itu. Aku dan Candra... Kami sudah bercerai.”

Andrea langsung mebelalakkan matanya seperti mendengar cerita dongeng, dan dengan terkejut berujar: “A... APA?!”

“Aku masuk dulu.” Yuni Lim tidak ingin banyak bicara. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk.

Niko Feng kebetulan ada di daerah istirahat dan sedang menunggunya.

Kemudian setelah ia memperkenalkan Yuni Lim kepada beberapa presdir, kedua orang itu pun bersiap untuk pergi.

Tepat pada saat itu, seseorang yang tidak disangka pun hadir.

Melihat Candra Gail dengan orang-orangnya berjalan masuk dari pintu, Yuni Lim pun sesaat tidak bisa menahan kesedihannya dan secepat mungkin mengubah arah pandangnya.

Niko Feng memutar kepalanya, pupilnya sedikit mengetat begitu melihat keanehan yang terlihat jelas pada Yuni Lim. Ia pun berujar perlahan: “Aku sedikit lelah. Karena Candra datang mencarimu, aku pulang duluan.”

“Ia bukan mencariku, aku temani paman saja pergi bersama.” Begitu Yuni Lim berkata demikian, ia pun langsung bangkit berdiri.

Niko Feng dengan seksama melihat Yuni Lim, namun ia tidak banyak bicara.

Aula perjamuan makan sangat besar. Selain pintu utama, ada beberapa pintu kecil lainnya yang digunakan untuk jalur evakuasi darurat.

Yuni Lim dan Niko Feng memilih sebuah pintu kecil secara asal dan bersiap untuk pergi.

Tapi tidak disangka, mereka berdua dicegat orang begitu sampai di depan pintu: “Tuan Niko, bos kami mengundang anda untuk minum teh bersama.”

Yuni Lim belum mengerti dengan jelas situasi di depan matanya saat ia mendengar Niko Feng berkata dengan tenang: “Sekarang sudah waktunya istirahat, tidak cocok untuk minum teh. Lain kali saja.”

Suara Candra Gail pun terdengar dari belakang: “Kalau aku memaksa harus minum hari ini?”

Yuni Lim langsung menoleh, dan ia melihat Candra Gail yang sebelumnya masih berada di dalam aula perjamuan makan entah sejak kapan muncul di belakangnya.

Seperti merasa bahwa ada orang yang menatapnya, Candra Gail mengarahkan pandangannya ke arah Yuni Lim.

Yuni Lim tersentak seperti terkena air panas, secepat kilat ia menyingkirkan arah pandangnya.

“Apakah seperti ini cara Tuan Candra mengundang tamu?” Niko Feng tersenyum dengan sangat tenang.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu