After Met You - Bab 259 Indikasi Keguguran

Setelah Tasya selesai berbicara, dia menatap Yuni Lim, yang memasang wajah tak bersalah.

Yuni Lim memejamkan matanya, dia tertawa berkata: "Kamu pikir aku akan percaya?"

"Kenapa tidak percaya? Alex Paige si tukang selingkuh itu, cepat atau lambat dia akan berpisah!"

Tasya menghempaskan napas dingin, dia memandang rendah pria itu dan berkata: "Masih mending kalau hanya berpisah! Orang seperti dia, cepat atau lambat, dia akan membuat wanita emosi, dan bisa jadi kelak wanita itu akan mengambil kesempatan untuk memotong kelaminnya!"

Yuni Lim terkejut oleh kalimat yang baru saja diucapkan oleh Tasya, dan dia juga menariknya sampai ke sudut ruangan: "Mengapa kamu begitu berani berbicara seperti itu!"

Tasya menggeleng: "Tidak, aku tidak hanya berkata-kata saja, mulai hari ini, aku harus pulang untuk berdoa..."

Yuni Lim terkejut, sungguh ia menyimpan dendam pada Alex Peige!

"TIdak perduli bagaimanapun, dia tetap bos mu."

"CIh, si tukang selingkuh, brengsek!"

Wajah Yuni Lim mengejek, bertanya padanya: "Apa yang telah ia perbuat kepadamu?"

".... Perbuat apa! Ayo jalan, aku ingin membeli begitu banyak barang." Tasya menatap Yuni Lim, dan menariknya masuk ke dalam pusat perbelanjaan.

....

Tasya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi orang lain.

Yuni Lim mengikuti Tasya berjalan-jalan, sepertinya penat di hatinya telah hilang.

Hanya saja, semakin mereka berjalan, semakin banyak orang, di dalam pusat perbelanjaan dinyalakan mesin pemanas, dan tidak ada pertukaran udara, Yuni Lim mulai merasa tidak enak.

"Uhuk..."

Yuni Lim mengambil baju untuk membiarkan Tasya mencobanya, tetapi perutnya merasa tidak enak.

"Aku pergi ke kamar kecil sebentar." Yuni Lim meletakkan baju itu, dan terburu-buru pergi ke kamar kecil.

Sesampainya Yuni Lim di kamar kecil, dia memeluk wastafel sambil muntah, tetapi dia tidak memuntahkan apa-apa.

"Yuni, apa yang terjadi padamu?"

Tasya mengikutinya, dan melihat Yuni Lim muntah dengan hebat, dia memberikannya air, dan memberikannya tisu.

"Terima kasih." Yuni Lim menelan air seteguk, dan mengelap mulutnya, suaranya terdengar sedikit lemah.

Tasya mengerutkan keningnya, dan dengan khawatir bertanya kepadanya: "Apa yang terjadi kepadamu? Dulu saat aku melihatmu aku merasa engkau semakin kurus, apakah kamu sedang sakit?"

"Aku sempat menderita penyakit lambung." Yuni Lim tertawa terpaksa.

Tasya bertanya kepadanya: "Apakah kamu tidak memakan obat?"

Yuni Lim menarik napas panjang, dan bersender di wastafel: "Saat aku datang bulan, aku tidak memakan obat."

"Kenapa kamu tidak bilang dari awal, kalau kamu merasa tidak enak badan, aku tidak akan mengajakmu keluar berkeliling."

Nada bicara Tasya terdengar sedikit mengeluh.

Yuni Lim menepuk bahunya, dan tertawa: "Ini bukanlah masalah besar, aku tidak begitu berharga, pergilah, kita lanjutkan."

"Lanjutkan apa, pergi makan!" Tasya memarahi dia, lalu ia mengambil tas yang ada di tangan Yuni Lim, membantunya membawa tas.

Yuni Lim tau bahwa Tasya perduli kepadanya, dia hanya tersenyum, dan tidak berkata apa-apa.

....

Kedua orang itu mencari restoran untuk makan.

Saat makanan telah disajikan, Yuni Lim sama seperti sebelumnya, setelah memakan 2 suap dia merasa tidak enak.

Yuni Lim tidak berselera untuk makan.

Tasya mengerti keadaannya bertanya: "Apakah kamu sungguh mengidap masalah lambung?"

Mengapa dia semakin merasa bahwa Yuni Lim sedang hamil?

Atau mungkin dia terlalu banyak nonton drama.

"Ya." Yuni Lim sambil menahan sakit berkata, dan wajahnya terlihat pucat, ia bersender pada sofa, dia tidak bersemangat menjawabnya.

Tasya meletakkan sumpit yang ada pada tangannya, wajahnya bingung melihatnya: "Apakah kamu datang bulan tepat waktu?"

"Ya, tepat waktu, tetapi agak tidak normal, sangat sedikit." Sebenarnya bukan hanya sedikit, tetapi hanya setetes tetes.

Tasya mendengar ini, dia dengan penasaran: "Apakah kamu yakin itu adalah datang bulan? Aku rasa kamu sepertinya hamil..."

"Kamu berbicara seperti orang berpengalaman." Yuni Lim tak tahan untuk tertawa.

"Di dalam televisi itu semuanya seperti itu, hamil akan muntah lah apa lah, apakah sungguh kamu datang bulan hanya sedikit? Dengar-dengar awal kehamilan, janin tidak stabil, akan ada indikasi keguguran, dan juga, saat itu kamu dengan bos Candra Gail, apakah kalian tidak memakai kondom?"

Tasya melontarkan kalimat-kalimat itu, tetapi saat dia mengucapkan kata "kondom", dia ragu untuk sesaat.

Tatapan dia menembus Yuni Lim, dan menghadap ke belakangnya.

Yuni Lim menoleh, dia mengikuti arah tatapan Tasya, dan tatapannya jatuh ke luar jendela.

Terlihat sosok yang familiar.

Candra Gail dan Marco Gail, dan disamping mereka ada Hanna Gu.

"Apa itu?" Tasya menunjuk ke arah Candra Gail, dan mengembalikan tatapannya kepada Yuni Lim.

"Itu adalah kakek Candra Gail, Hanna Gu adalah orang yang menyelamatkan kakeknya." Yuni Lim berkata dengan pelan, nada bicaranya tak terdengar ada perasaan apapun.

"Apa! Penyelamat kakeknya?" Tasya melotot, di pikirannya terlintas begitu banyak hal.

Melihat Yuni Lim yang terlihat santai, dia dengan terkejut berkata: "Kamu tidak merasa gugup sedikitpun?"

"Ya, tidak ada yang perlu digugupkan, Candra Gail juga tidak menyukainya." Apa gunanya gugup, dia berpikir seperti itu.

"Sepertinya Kakek Bos Candra Gail menyukai Hanna Gu, apakah dia tidak akan memaksa Bos Candra Gail untuk bersama dengan Hanna Gu?"

Tasya merasa dirinya mengetahui hal yang luar biasa.

"Seharusnya tidak akan." Lagipula menantu cucu idaman Marchelius Gail, adalah seorang wanit berkelas.

Bahkan Marchelius Gail tidak memandang Hanna Gu.

Tasya mengerutkan keningnya: "Apakah hubungan Bos Candra Gail dan kakeknya tidak baik?"

"Tidak termasuk buruk."

Tasya menganggukkan kepalanya, tidak termasuk buruk, berarti sangat bagus.

"Berhati-hatilah pada Hanna Gu, dilihat seperti ini, biasanya musuh seorang lelaki, dia pada akhirnya akan berpasangan dengan lelaki itu, dan paling merepotkan jika ada petua yang ikut campur... Kedepannya aku ingin menikahi orang yang bukan musuhku..."

Setelah Tasya selesai berbicara, dia mengalihkan pembicaraan。

Yuni Lim juga tidak bersuara, dan ekspresinya terlihat cuek.

Teori yang Tasya tau, tidak mungkin Yuni Lim tidak mengetahuinya.

Tetapi, sekarang dia selain menunggu Candra Gail selesai menyelesaikannya, selain ketika Marchelius Gail tidak menunduk saat membuka pintu, sepertinya tidak ada yang bisa dilakukan lagi.

.....

Yuni Lim dan Tasya duduk di restoran sekitar 2 jam dan setelah itu barulah mereka keluar.

Saat mereka keluar, mereka langsung bertemu dengan Chandra Gail yang sedang berjalan sendirian.

Dia melihat tatapan Chandra yang paling dalam yang terlihat terkejut, dia hanya memandangnya sekilas, dan langsung mengalihkan pandangannya.

"Tuan Gail."

Dia memanggil Marco Gail terlebih dahulu.

"Ya." Marco Gail menatapnya, dan meresponinya, lalu ia menatap Tasya sekilas, berkata: "Apakah kamu sedang berkeliling dengan temanmu?"

Ini jelas dia sedang basa basi.

Hari itu, memori saat Candra Gail pergi ke apartemen mencari Yuni Lim masih teringat jelas olehnya.

Yuni Lim sedikit terkejut karena Marco Gail, tetapi ia mengangguk, dan berkata: "Ya, benar."

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu