After Met You - Bab 55 Memotong Sayur Saja Masih Begitu Cantik

Yuni Lim melirik Tasya.

Tasya mengulurkan lidah, mengejek dia, tidak berbicara lagi.

Alex Paige terkejut dan menyembunyikan dirinya ke sebelah, dengan diam diam ia memotret foto Yuni Lim yang sedang memotong sayur, mengirimkannya ke Candra Gail.

Tidak lupa ia menambahkan sebuah kalimat: Candra, bahkan istrimu sedang memotong sayur saja masih begitu cantik.

Candra sedang menuju ke L. K. Grup untuk rapat.

Dia duduk di barisan paling depan, tangannya memegang sebuah folder rencana kerja, semakin ia membaca ke halaman belakang, wajahnya semakin masam.

Senior eksekutif yang berada di tempat itu melihat mukanya menjadi masam, semuanya terdiam, bahkan tidak berani mengeluarkan suara hembusan napas.

Tidak diragukan, setelah lewat dari satu menit, Candra melempar folder rencana kerja itu ke tengah meja, dengan nada dingin: “apakah ini hasil dari usaha kalian selama sebulan, inikah rencana kerja hasil berunding kalian untuk melakukan penelitian? ”

Suhu udara di ruang rapat semakin memanas, tidak ada yang berani membuka mulut.

Tidak ada yang dapat menebak emosi bos besar ini, juga tidak ada yang berani memprovokasinya.

“ting tong…”

Candra memutarkan kepalanya melihat hp-nya, ada sebuah pesan baru.

Dia mengambil dan melihatnya, menyadari itu adalah pesan dari Alex Paige.

Setelah membukanya, yang dia lihat adalah, foto Yuni Lim yang sedang duduk di atas kursi sambal memotong sayur.

Dahinya yang mengerut menjadi rileks kembali, terdapat beberapa foto, melihat satu foto dan menyimpannya, hingga ia melihat foto terakhir dengan kalimat: Candra, bahkan istrimu sedang memotong sayur saja masih begitu cantik.

Itu adalah istrinya, bahkan Alex saja berani memfotonya dan mengirimkan kepada dia, pamer menyombongkan diri di hadapan dia, harus diketahui bahkan dia saja tidak berani mendekati Yuni.

Lihat apakah dia dapat membantunya!

Senior eksekutif yang ada di ruang rapat semuanya melihat raut wajah Candra, melihat raut wajahnya yang sudah membaik berubah menjadi gelap lagi, semuanya berdoa di dalam hati, sepertinya hari ini tidak akan mudah.

Candra menggenggam hp-nya, bahkan kepala saja tidak diangkat: “beri kalian waktu satu minggu lagi, jika kalian masih tidak dapat menulis rencana kerja yang dapat membuatku puas, semua bagian harus membereskan barangnya dan pulang ke rumah! ”

Semua serentak menjawab: ”Terima kasih pak!”

Memberi mereka kesempatan saja sudah termasuk besar hati.

Sejak awal sudah mendengar kalau bos besar sudah pulang dari luar negeri, tetapi hampir tidak menampakkan mukanya, baru beberapa hari ini sering datang ke kantor.

Hal ini sudah diputuskan, beritanya juga sudah menyebar, membuat bawahan yang pemalas ini merasakan penderitaan.

“rapat telah selesai, kalian bisa bubar.” Meskipun Candra menyampaikannya ke semua orang, tetapi pandangannya tetap tidak terlepas dari foto Yuni Lim.

Saat dia memetik sayur tidak terlihat dingin sedikit pun, malah terlihat sangat lembut.

Jari – jari panjangnya dengan lembut menyentuh wajah Yuni yang ada di layar, mata hitamnya perlahan – lahan melembut.

Dia sudah beberapa hari ini tidak tidur, sejak dia di luar negeri juga tidak mengalami masalah seperti ini, kenapa saat dia tidak di sampingnya justru tidak bisa terlelap.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan dia, walaupun hal kecil, juga membuat dia marah besar, ini sungguh tidak seperti sifat dia.

Benar kata Andrea, kalau aku harus melakukan pemeriksaan tubuh, mungkin saja hanya tubuhku yang bermasalah, hingga tidak bisa tidur.

Sembari berpikir, ada panggilan masuk dari Andrea.

“Pak, aku sudah membuat janji temu dengan dokter untukmu, kata sekretarismu kamu mempunyai waktu luang satu jam saat siang. ”

Kata yang tidak terduga adalah, dalam satu jam itu aku harus melakukan pemeriksaan.

Candra mengerutkan dahinya, tanpa berpikir panjang: “siang aku ada urusan, ganti waktu.”

Selesai berbicara, dia sedikit bingung, sepertinya dia tidak ada urusan di siang hari…..

Dia hanya ingin pergi ke tempat Yuni Lim.

Perempuan itu bahkan bisa membiarkan Alex masuk, kenapa aku tidak boleh!

……………..

Alex seperti bos besar duduk di atas sofa sembari menonton pertandingan futsal.

Yuni menata sayuran yang sudah diiris oleh Tasya ke dalam piring, menyusunnya satu – satu, menyadari ada sepiring daging sapi yang terlalu penuh, bersiap masuk ke dalam dan mengambil satu piring lagi, lalu memisahkannya.

Dia memutar badannya dan masuk ke dalam dapur, diiringi oleh telepon Alex yang berdering.

Lelaki itu melihat sekilas ke arah dapur, baru menjawab teleponnya: “Kenapa?”

“Buka pintu.”

Hanya ada dua kata sederhana yang keluar dari teleponnya itu, setelah itu telepon dimatikan, seperti hal yang biasa dilakukan oleh Candra, terhadap orang yang tidak bersangkutan, membuatnya sederhana.

Cih! Dia sudah mengenal Candra lebih dari 10 tahun, kenapa menjadi orang yang tidak bersangkutan?

Alex juga merasa kalau dia perlu pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

Dia melirik ke arah dapur berkali – kali, dapur dengan gaya setengah terbuka, dia dapat melihat Yuni dan Tasya sedang membicarakan sesuatu.

Setelah Alex membukakan pintu ia langsung bertanya: “bukankah kamu siang ini perlu melakukan pemeriksaan? Kenapa kemari?”

Candra memandangnya sekilas, tidak mengeluarkan suara.

Alex dengan segera merapatkan mulutnya, tidak dapat menebak hubungan antara Candra dan Yuni saat ini.

Setelah memasuki pintu langsung dapat mencium aroma dari hotpot.

Lelaki itu telah tinggal di sini hampir dua bulan, ia sangat jelas terhadap letak setiap ruangan.

Ia langsung mencari bayangan Yuni setelah masuk.

Alex berjalan ke sampingnya, dengan suara kecil: “di dapur.”

Dia melihat ke arah dapur, mendengar suara tertawa yang renyah, juga tidak tahu apa yang dibicarakan dua perempuan itu.

Tasya mengeluarkan suara batuk, dengan suara kecil ia berkata: “Saat ini aku melihat tusuk gigi dan terpikirkan orang arogan itu….”

Yuni memukul kepalanya pelan: “jika terdengar oleh Alex, dia akan memukulmu.”

“Siapa yang takut dengan dia, begitu putih dan kurus, seperti ayam lemah.” Tasya mengerucutkan bibirnya, mengambil sendok memasukkannya ke dalam panci dan mengaduknya.

Yuni teringat dia ke dapur untuk mengambil piring, memutar badannya dan membuka lemari, berusaha berjinjit untuk mengambilnya,,,,,

Tiba – tiba, sebuah tangan yang kuat memegang pinggangnya, membantu dia menstabilkan badannya, tangan satunya muncul di depan matanya, mengambil satu piring.

Yuni sangat terkejut, dengan segera ia memutar kepalanya, apa yang dia lihat adalah bulu mata Candra yang sangat indah.

“Tidak bisa mengambil juga tidak meminta bantuan orang, untuk apa memaksakan diri.” Candra berbicara dengan ringan, sambil membilas piring di wastafel.

Yuni tercengang melihat dia: “Mengapa kamu datang?”

Apa yang dia katakana adalah “Mengapa kamu datang ”, bukan “Bagaimana kamu bisa masuk”.

Candra memperlambat gerakan cuci piringnya, bibirnya tersenyum miris.

“itu…”

Tasya memberanikan diri mengeluarkan suara: “Tuan Candra, piring itu bisa diberikan kepadaku.”

Tasya mengulurkan tangannya untuk mengambil piring yang ada di tangan Candra, lalu mengambilkan handuk kecil untuknya: “Silahkan lap tanganmu.”

Di dunia ini ada satu orang, sejak lahir selalu di kagumi orang, menurut Tasya orang seperti itulah Candra.

Dia melihat lelaki itu membungkukkan badannya mencuci piring, seperti ada yang tidak beres, ingin mengambil piringnya, lalu menyeduhkan teh untuk Candra, agar dia dapat duduk dengan tenang di samping.

Dia tidak pernah merasakan perbedaan kelas, baru kali ini ia merasakan rasa ketundukan yang begitu menakutkan dari seseorang.

“Terima kasih.”

Seperti orang lainnya yang pertama kali bertemu Tasya, Candra mengambil handuk kecilnya, berterima kasih dengan sopan.

Bahkan tangan Tasya berpose: “Sama – sama.”

Jangan berterima kasih kepadanya, dia mempunyai tekanan.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu