After Met You - Bab 1 Dia Hidup Tetapi Tidak Berpendidikan

Kota Malaysia, klub tingkat tinggi istana Yurich.

Yuni Lim membelai gaun merah yang memanjang sampai ke kakinya, merapikan rambut keriting panjangnya untuk memastikan tidak ada kekacauan, lalu dia melangkah masuk dengan jenjang kakinya yang ramping dan putih.

Setelah sampai di ruangan pribadi, Steven membukakan pintu untuknya, memberikan isyarat 'silahkan' dengan hormat, Yuni menoleh untuk melihat Steven, dan menggigit bibir merahnya: "Terima kasih."

Setelah puas melihat Steven keluar dari ruangan dengan wajah memerah, Yuni baru berbalik dan masuk ke dalam ruangan.

Matanya yang agak samar itu menyapu sekeliling dengan ceroboh, dan pandangannya jatuh pada sepupunya, Yessica Lim, yang sedang duduk di bagian tengah dengan mengenakan gaun putih selutut, rambut hitamnya tergerai, kepalanya sedikit miring karena sedang berbicara dengan orang, kelihatannya sangat manis dari luar, tentu saja, ini hanya perasaan orang luar.

Tidak berjumpa selama empat tahun, penampilannya masih seperti lotus putih yang hidup di kekacauan dunia, tidak, dia adalah lotus putih yang tua.

Orang di sampingnya menyentuh sebentar lengan Yessica lim, dan Yessica lim baru menatap ke arah pintu.

"Yuni lim, akhirnya kamu datang, aku sudah berjanji akan mengadakan makan malam untuk menyambut kehadiranmu, kakak pikir kamu tidak akan datang lagi..." Yessica berpura-pura berjalan ke arahnya dan memegang tangannya, dia baru berbicara sampai setengah, lalu dia berpura-pura kaget dan berteriak dengan takjub: "Ya, kenapa kamu berpakaian seperti ini!"

Yuni lim mengangkat rambutnya, ada sedikit tatapan dingin di matanya, tetapi dia tersenyum dengan menawan, "Kakak tidak suka aku berpakaian seperti ini? Iya juga, setiap hari kakak berada di perusahaan kakek, kakak pasti mengenakan pakaian bagus, mana mungkin pernah melihat ini."

Dia melihat wajah Yessica Lim menjadi agak canggung, untuk menjaga jati dirinya sebagai seorang dewi, Yessica lim selalu mengenakan pakaian yang bermartabat dan stylish, karena Yuni lim melihatnya tidak berbicara, dia pun mengangkat dagunya dan berbalik badan berjalan ke arah sudut yang kosong.

Yessica lim perlahan-lahan menyeruput jus buah yang dipegangnya, dengan tatapan mata yang berbeda. Ketika Yuni lim kembali, Yessica harus berpura-pura membuat janji di depan kakeknya, tidak perlu memikirkannya juga tahu, dia mempunyai rencana jahat.

Siapa yang tahu, baru saja Yuni lim duduk diam, ada sebuah tangan gemuk yang menutupi pinggangnya, tatapan mata Yuni Lim dingin, dia bangkit dan menuangkan jus di cangkirnya pada tubuh orang yang menyentuhnya tersebut.

Ada orang-orang yang memperhatikan gerakan di sini dan berteriak: "Ya Tuhan, tuan Mario!"

"Kamu ini kenapa, masih tidak meminta maaf kepada tuan Mario!"

Yessica Lim datang karena mendengar keributan: "Yuni, kamu yang menyiramnya? Kenapa tidak meminta maaf pada tuan Mario?"

Yuni melirik Yessica, lalu melemparkan cangkir kosong di tangannya dan berbalik hendak keluar.

Yessica Lim belum berbicara pun sudah ada gadis-gadis yang mulai memperjuangkan keadilan untuknya: "Yessica lim adalah sepupumu, tatapan seperti apa itu, dasar tidak berpendidikan!"

Yang lain dengan cepat menyambungnya: "Dari kecil ibunya sudah meninggal, ayahnya masuk penjara, dia hidup, tetapi tidak ada yang mendidiknya, wajar saja kalau dia tidak berpendidikan."

Yessica mengerutkan kening, dia frustasi sampai matanya memerah: "Kalian jangan mengatai Yuni seperti ini, karakternya memang seperti ini, tetapi dia tidak jahat kok..."

"Yessica, kamu terlalu memanjakannya, Yuni adalah orang seperti apa, kita semua tahu..."

"Iya, apa yang baik dari seseorang yang melakukan aborsi saat sekolah menengah atas!"

"..."

Betapa familiarnya adegan itu, empat tahun lalu juga begitu, dia dihadang oleh semua orang di pintu sekolah, keributan publik bisa mengaburkan kebenaran aktual, menuduhnya melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya, dan menjadikannya target.

Yuni lim mengepalkan tangannya dan wajahnya dingin, tetapi dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Tuan Mario membubarkan sekelompok wanita yang ingin menyeka wajahnya, mengambil segelas bir dari orang di sebelahnya, matanya menyala panas, lalu dia menarik Yuni Lim: "Jika kamu mau minum bersamaku, aku tidak membuat perhitungan denganmu!"

Yuni Lim melepaskan tangan Mario tetapi tidak berhasil, tuan Mario sudah meletakkan segelas bir di tangannya, Yuni baru saja hendak membuang gelas itu, tetapi ketika dia berbalik, dia melihat seorang pria berdiri tidak jauh dengan wajahnya yang acuh tak acuh, sedang memandanginya.

Pria itu tinggi, mengenakan baju dan celana hitam, tubuhnya sangat lebar, kepalanya sedikit diturunkan, fitur wajahnya dalam, matanya gelap, dan wajah tampannya dipenuhi dengan misteri dan keangkuhan yang dingin.

Ada yang berbisik: "Siapa orang itu?"

"Aku tidak tahu dia datang dengan siapa, tampan sekali."

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu