After Met You - Bab 522 Gerakan Yang Tidak Masuk Akal

Begitu pelayan itu mendengar perkataan Yuni Lim, ia menoleh dan melihat sekilas pria itu sebelum akhirnya ia kembali menoleh ke arah Yuni Lim. Dengan raut wajah yang terlihat tidak begitu baik ia pun berkata: “Nona Lim, orang ini adalah tuan muda Jeremy.”

Tuan muda Jeremy?

Yuni Lim sedikit mengernyitkan alisnya. Ia menoleh dan melihat ke arah pria yang dipanggil dengan sebutan ‘tuan muda Jeremy’ tersebut.

Saat Yuni Lim sedang memperhatikan pria itu, pria itu juga sedang memperhatikan Yuni Lim.

Pria itu kemudian berbicara menggunakan bahasa mandarin yang tidak terlalu baku: “Ternyata sama seperti yang diberitakan para pelayan, Nona Lim benar-benar… Wanita cantik yang tiada bandingnya.”

Aksen pria itu sama seperti kebanyakan orang asing yang belajar Bahasa Mandarin, aksen mereka disertai sebuah nada yang aneh. Pria itu berhenti sejenak di tengah-tengah saat ia mengucapkan peribahasa, menandakan bahwa sebenarnya ia masih asing dengan peribahasa namun ia ingin menunjukkan kebolehannya di hadapan Yuni Lim.

Bahasa Mandarin adalah salah satu macam bahasa yang sulit dipelajari. Melihat bagaimana ia memaksa untuk berbicara dengan peribahasa, kemungkinan ia ingin menonjolkan kecerdasan briliannya yang melebihi orang lain.

Yuni Lim menyunggingkan sudut bibirnya dan mengeluarkan sebuah senyum. Ekspresinya terlihat datar, dingin dan asing: “Tuan terlalu melebih-lebihkan.”

Saat Yuni Lim mengikuti Marco Gail datang ke istana Morgen Wen, selain ada pelayan yang datang menyambutnya, ada juga anggota keluarga Morgen Wen dan leluhur lainnya. Tapi ia sama seperti orang kebanyakan yang tidak mudah mengenali wajah orang asing. Lagipula, saat itu ia sama sekali tidak memperhatikan hal seperti ini dan Marco Gail juga tidak memperkenalkan siapapun kepadanya. Jadi Yuni Lim juga tidak tahu dengan jelas siapa adalah siapa.

Ia tidak tahu apakah orang-orang itu ada menyelidiki asal usulnya diam-diam, akan tetapi dalam kurun waktu hari ketiganya ini ia sampai di istana Morgen Wen, selain pelayan yang siap melayaninya tidak ada keluarga Morgen Wen lain yang datang mencarinya.

Hari ini adalah yang pertama kali.

“Tuan?” Pria itu mengulangi sekali lagi perkataan Yuni Lim, lalu tertawa dengan lantang seolah ia mendengar suatu hal yang sangat menarik baginya.

Sudut mata Yuni Lim membersitkan sebuah sorot mata waspada.

Seperti bisa melihat sorot waspada di ujung mata Yuni Lim, pria itu langsung mengulum senyum. Ia lalu membuka lebar kedua tangannya dan berkata: “Halo Nona Lim, aku adalah Jeremy Gail. Kalau menurut derajat keluarga Candra, kamu seharusnya memanggilku paman.”

Raut wajah pelayan wanita di sebelahnya berubah menjadi semakin tidak baik dan berkata: “Tuan muda Jeremy, nona Lim…”

Jeremy Gail mendengarnya, namun ia hanya menengadahkan kepala dan tersenyum kepada pelayan wanita itu. Wajah pelayan itu memerah dan ia langsung berhenti berucap.

Paman?

Tenggorokan Yuni Lim tercekat sejenak. Orang ini adalah paman Candra Gail?

Tuan muda Jeremy? Jeremy Gail?

Paman Candra Gail, adik Sandi Gail, anak Marco Gail?

Ia kelihatan begitu muda? Terasa seperti tidak ada perbedaan usia yang terlalu jauh dengan Candra Gail.

Jeremy Gail tampaknya merasa sangat puas dengan keterkejutan yang dipancarkan di wajah Yuni Lim. Dengan berlebihan ia menjulurkan tangan dan melekatkannya di dadanya sendiri, dan dengan posturnya yang sangat elegan tak ternilai berkata: “Ya, aku adalah anak keempat dari Marchelius Gail. Namaku adalah Jeremy Gail.”

Yuni Lim mengumpulkan kembali kesadarannya dalam ketakjubannya dan ia berujar singkat: “Halo, Tuan Gail. Mohon maaf, apakah ada keperluan?”

Yuni Lim baru saja datang ke istana Morgen Wen dan Marco Gail terus menerus mengejutkannya. Ia sama sekali tidak mengerti apapun. Ia juga tidak mungkin langsung memanggil paman kepada seorang pria yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Tapi sepertinya pria ini benar-benar adalah paman Candra Gail.

Marco Gail terus menerus ingin mengendalikan Candra Gail. Ia ingin membuat Candra Gail mengambil alih keluarga Morgen Wen. Tidak usah bicara mengenai Candra Gail yang memang tidak berniat untuk mengambil alih keluarga Morgen Wen, namun apakah keluarga Morgen Wen akan membiarkan Marco Gail melakukan pengaturan hal seperti ini?

Saat belum ada kepastian dari semua rencana ini, ia tentu saja tidak yakin apakah Jeremy Gail yang ada dihadapannya ini datang dengan niat baik atau tidak.

“Orang Kerajaan Z jika bertemu dengan keluarga sendiri apakah begitu sungkan seperti ini?” Jeremy Gail tetap menorehkan raut senyum di wajahnya. Parasnya yang tampan terlihat seperti orang yang digambar keluar dari kanvas, sekujur tubuhnya terlihat menawan dan rupawan.

Saat mulut pria itu berbicara, gerakan tangannya juga tidak lambat.

Saat Yuni Lim menyadarinya, tangannya sudah ditarik oleh Jeremy Gail.

Hati kecil Yuni Lim sesak, lalu menatap dingin pria itu: “Apa yang mau kamu lakukan?”

Jeremy Gail sepertinya merasa ekspresinya sangat menarik. Pria itu kemudian menarik kembali lengannya dengan tenaga dan membuat Yuni Lim tertarik ke sisinya. Tak terelakkan, Yuni Lim pun terantuk pada tubuh pria itu.

Tinggi tubuh pria itu tidak lebih pendek dari Candra Gail. Yuni Lim langsung terjatuh diatas dada pria itu, hidungnya yang terantuk terasa sakit.

Yuni Lim mengeratkan gigi: “Aku juga tidak tahu tuan-tuan di Negara J akan melakukan gerakan yang tidak masuk akal seperti ini saat bertemu dengan wanita.”

Alis Jeremy Gail terangkat, keanggunan wanita ini disertai beberapa ketengilan. Ia menatap Yuni Lim dengan lekat selama beberapa detik sebelum akhirnya ia bersuara: “Kamu…”

“Lepaskan ia!”

Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara pria dari koridor.

Suara itu langsung diikuti oleh derap langkah kaki yang semakin mendekat. Derap itu terdengar sedikit tergesa-gesa, menandakan betapa cemasnya si pemilik langkah kaki.

Yuni Lim sontak menengadah dan melihat ke arah suara. Ia hanya sekilas dan ia langsung mematung. Ia menatap kosong sosok tinggi besar yang sangat dikenalnya itu yang sedang berjalan mendekat dengan langkah cepat.

Pria itu dalam waktu singkat mendekat.

Ia langsung mengulurkan tangan dan menarik Yuni Lim dari genggaman Jeremy Gail. Setelah ia mendapatkan kembali Yuni Lim, ia memandang Jeremy Gail dengan gestur posesif dan suaranya terdengar dingin: “Kamu tidak dengar perkataanku? Aku memintamu melepaskannya!”

Jeremy Gail seperti tidak merasakan sikap dingin Candra Gail. Ia mengulurkan sepasang tangannya dan senyum yang tersungging di wajahnya semakin lama semakin pekat, “Candra, lama tak jumpa.”

Yuni Lim berdiri dibelakang Candra Gail. Ia memiringkan kepalanya untuk melihat dan kebetulan ia dapat melihat gerakan Jeremy Gail itu, rasa terkejut pun muncul dalam lubuk hatinya. Ia kemudian kembali menengadahkan kepala untuk melihat Candra Gail.

Ia melihat raut wajah Candra Gail yang kaku. Ia juga dapat merasakan tubuh pria itu sedikit bergerak, namun pria itu tidak menghindar dari pelukan Jeremy Gail.

Pelukan yang diberikan Jeremy Gail kali ini sangat singkat, benar-benar hanya sebuah pelukan salam formalitas.

Tapi, Yuni Lim yang berdiri dibelakang Candra Gail malah bisa merasakan tubuh pria yang mematung itu.

Yuni Lim merasa agak bingung tentang hubungan Candra Gail dengan Jeremy Gail ini. Sebenarnya hubungan mereka baik atau buruk?

Jeremy Gail tetap tersenyum: “Karena kamu sudah datang, kalau begitu aku tidak akan mengganggu perjumpaan kalian. Jam delapan malam nanti kita makan malam bersama, tempat biasa.”

Tidak tahu apakah ini hanya Yuni Lim yang salah prasangka, hanya saja ia merasa sikap Jeremy Gail ini mengingatkannya pada seorang anak kecil yang berhasil membuat onar.

Pria itu terlihat sangat bangga.

Sedangkan Candra Gail yang berdiri di hadapannya menguarkan aura tertekan dari tubuhnya.

Tepat pada saat itu, Candra Gail membalikkan tubuhnya dan menarik Yuni Lim masuk ke dalam kamar: “Kita masuk.”

“Eh, ia…” Yuni Lim yang ditarik secara tegas untuk masuk ke dalam tidak dapat menahan dirinya untuk tidak melirik.

Kebetulan ia dapat melihat Jeremy Gail yang sedang menatapnya dan mengerjapkan matanya.

Yuni Lim tertegun. Detik selanjutnya, ia lalu merasa tenaga tangan pria yang menariknya semakin bertambah berkali-kali lipat.

Ia didorong masuk oleh Candra Gail dan diikuti oleh pintu kamar yang dibanting dan dikunci.

Baru saja Yuni Lim ingin menoleh saat Candra Gail yang berdiri di belakangnya sudah memeluknya dengan erat.

Ia bersuara rendah: “ Bagaimana melalui beberapa hari ini?”

Pria itu memiringkan kepala dan berbicara dengan Yuni Lim. Napas yang membawa hawa panas tepat menghantam bagian atas telinga Yuni Lim, membuatnya menyusutkan lehernya: “Cu… Cukup baik.”

Candra Gail mengulangnya sekali lagi, nada bicaranya seperti membawa sebuah hawa yang entah terasa membahayakan: “ Cukup baik?

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu