After Met You - Bab 524 Ia Tidak Memiliki Prinsip

Begitu kedua orang itu masuk, pelayan restoran pun langsung datang menghampiri.

“Halo, tuan.”

Pelayan itu hanya memberi salam sederhana seperti itu lalu menggiring Candra Gail dan Yuni Lim masuk ke dalam.

Dilihat dari ekspresi si pelayan, sepertinya ia mengenali Candra Gail.

Sampai akhirnya kedua orang itu duduk, Yuni Lim baru mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada Candra Gail: “Sebenarnya apa hubunganmu dengan Jeremy? Ia bilang dirinya adalah pamanmu? Apakah hubunganmu dengannya sangat baik?”

Pertanyaan ini sepertinya sedikit sulit untuk dijawab. Candra Gail sedikit menautkan alisnya dan setelah berpikir-pikir barulah ia menjawab: “Ia seharusnya memanggilku kakak.”

Tersirat ketidakadilan dalam nada bicara pria itu.

Yuni Lim malah dibuat bingung dengan perkataannya.

Jeremy Gail harus memanggil Candra Gail ‘kakak’? Tapi Jeremy Gail bilang seharusnya Candra Gail memanggilnya ‘paman’?

Hubungan ini agak berantakan.

Saat Yuni Lim berusaha bertanya lebih lanjut, Candra Gail sudah tidak mempedulikannya lagi.

Dan kebetulan, Jeremy Gail juga sudah datang.

“Candra, Nona Lim.” Begitu Jeremy Gail duduk, pria itu tersenyum lebar menyapa mereka.

Jeremy Gail telah berganti pakaian dan sekarang ia mengenakan kemeja warna merah muda yang sangat mencolok. Namun karena postur tubuhnya yang tinggi besar, baju itu tidak membuatnya terlihat feminin.

Yuni Lim hanya bisa mengangguk sopan: “Halo.”

Tidak peduli apapun hubungan mereka yang sebenarnya, yang jelas hubungan mereka tidak biasa.

Kalau tidak, kedua orang ini tidak mungkin janji makan di sebuah ‘tempat biasa’.

Apalagi, Candra Gail hampir sama sekali tidak mempedulikan Jeremy Gail.

Akan tetapi, sepertinya Jeremy Gail juga tidak terlalu peduli akan hal ini.

Begitu ia duduk dengan baik, pria itu langsung mulai bicara sendiri: “Saat aku baru pertama kali bertemu dengan Nona Lim, ia benar-benar terlihat cantik di luar perkiraanku. Aku masih terus mengira bahwa kamu akan berada dalam genggaman Hanna Gu. Tidak kusangka…”

Saat mendengar pria itu mengungkit Hanna Gu, Candra Gail akhirnya menengadah dan bertanya padanya: “Kamu bertemunya baru-baru ini?”

“Hanna Gu?” Kemampuan Mandarin Jeremy Gail tidak terlalu baik, kata ‘na’ yang terakhir salah diejanya sehingga terdengar sedikit lucu.

Tapi, hal yang menyangkut Hanna Gu sedikit pun tidak terasa lucu bagi Yuni Lim.

“Apa maksudnya? Hanna Gu benar-benar muncul?” Yuni Lim bertanya.

Begitu mendengar pertanyaan Yuni Lim, Jeremy Gail berkata: “Kamu mau bertemu dengannya? Lain hari aku akan mengajaknya bertemu denganmu.”

Setelah mendengar perkataan itu, Yuni Lim menolehkan kepala dan melihat Candra Gail dengan tatapan tidak mengerti.

Waktu itu Hanna Gu menghilang di Istana Morgen Wen. Yuni Lim kembali terlebih dahulu ke Negara Z, sedangkan Candra Gail tetap tinggal disana selama beberapa waktu untuk mencarinya. Namun karena terjadi suatu masalah terhadap Yuni Lim di Malaysia, Candra Gail pun bergegas pulang kembali.

Dan mengenai Hanna Gu, masalahnya dibiarkan berlalu begitu saja.

Kali ini, Marco Gail menerbitkan berita tentang Hanna Gu sebagai pancingan sehingga barulah berita tentang Candra Gail reda.

Hanya saja yang tidak Yuni Lim mengerti adalah, apakah hal ini adalah rencana yang sudah dipikirkan matang-matang sebelumnya oleh Marco Gail ataukah saat itu Marco Gail sudah sekali lagi kembali berhubungan dengan Hanna Gu?

Lagipula perkataan Jeremy Gail sekali lagi membuktikan bahwa Hanna Gu pernah datang dan tinggal di Istana Morgen Wen. Kalau tidak, bagaimana pria itu bisa mengatakan jika Yuni Lim ingin bertemu dengan Hanna Gu, maka ia bisa membantu mengundangnya?

Candra Gail memberikan sorot mata yang menenangkan Yuni Lim, namun tidak bicara sepatah kata pun.

Jeremy Gail juga sadar bahwa setelah ia mengungkit tentang Hanna Gu, suasana diatas meja makan mengalami perubahan.

Ia mengangkat alisnya seperti mengerti akan sesuatu. Tentu saja setelah selesai berujar ia kemudian menjatuhkan pandangan pada Yuni Lim.

“Sebelumnya saat kalian datang ke Negara J, aku sedang berada di universitas di luar kota untuk berpidato sehingga aku tidak sempat pulang dan bertemu dengan kalian. Aku juga tidak ada kesempatan bertemu dengan anak kesayangan kalian. Kali ini kebetulan keburu. Oh ya, dimana putra kalian? Kenapa tidak datang bersama?”

Selesai bicara, sorot mata Jeremy Gail menyapu kedua orang itu.

Yuni Lim malah seperti dihantam petir dan tersedak di dalam hati karena kata-kata ‘anak kesayangan kalian’ yang dikatakannya.

“Umurnya masih kecil, takutnya tidak cocok dengan lingkungan.” Candra Gail menghadapi topik ini dengan santai.

Kemudian, Jeremy Gail masih ingin bicara lagi sesuatu saat ponselnya berbunyi.

Ia mengangkat telepon, wajahnya menunjukkan ekspresi orang yang tidak sabar namun nada bicaranya merayu sangat manis: “Sayang, sekarang aku sangat sibuk. Nanti malam aku akan datang mencarimu.”

Yuni Lim yang mendengarnya tidak tahan untuk menengadah dan melihat Candra Gail sekilas. Ia merasa orang ini sedikit mirip dengan Alex Paige.

Apakah takdir ingin membuat Candra Gail dan pria-pria playboy berteman?

Yang dipikirkan Yuni Lim benar. Ternyata Jeremy Gail benar-benar seorang playboy.

Karena selama acara makan malam berlangsung, Jeremy Gail menerima telepon sebanyak lima kali dan semua itu adalah telepon dari wanita. Mereka semua dipanggilnya ‘sayang’. Ada juga beberapa kali ia salah memanggil nama, namun ia tetap saja bisa mengendalikannya walaupun salah memanggil.

Yuni Lim merasa terkejut dalam hati, sementara Candra Gail mengambilkannya lauk: “Cobalah. Dulu aku sering makan di restoran ini saat di Negara J. Rasanya lumayan.”

Yuni Lim menatapnya sekilas. Ia tahu maksud Candra Gail adalah menyuruhnya makan saja dan tidak perlu bertanya-tanya tentang Jeremy Gail lagi.

Makan malam ini bisa dikatakan cukup harmonis.

Jeremy Gail banyak bicara, ia bicara tanpa henti. Selain tentang Hanna Gu, semua yang dibicarakannya adalah gosip.

Saat bubar, Jeremy Gail melambaikan tangan kepada mereka: “Aku mau pergi kencan, sampai jumpa.”

Yuni Lim tidak dapat menahan diri untuk menyatakan pikiran yang ada didalam hatinya: “Ia membuatku teringat akan Alex Paige.”

Begitu mendengarnya, gerakan Candra Gail saat baru akan menarik pintu mobil pun terhenti sejenak. Ia lalu memutar arah kepalanya dan melihat Yuni Lim: “Alex tidak sama dengannya.”

Setelah itu, Candra Gail pun menjadi orang yang menjelaskan kepada Yuni Lim proses perkenalannya dengan Jeremy Gail.

“Aku mengenalnya saat ia berhutang riba, ia dikejar-kejar dan akan dibunuh. Hari itu suasana hatiku sedang tidak baik, sekalian saja aku membantunya membereskan beberapa orang…” Candra Gail berhenti sejenak.

Pikiran di dalam benak Yuni Lim berputar dengan cepat: “Lalu, ia langsung mau menanggapmu sebagai kakak?”

Warna wajah Candra Gail tiba-tiba mengelam: “Tidak berapa lama, ia dikenali oleh kakek. Ia adalah anak haram kakek yang terlupakan.”

Yuni Lim tidak dapat menahan keterkejutannya: “Ini terlalu kebetulan, bukan?”

Candra Gail mendengus dingin, ia membuka pintu mobil dan duduk di dalam.

Yuni Lim masuk dari pintu lainnya. Melihat raut tidak enak di wajah pria itu, ternyata ia masih tidak takut mati dan bertanya: “Jadi, ia benar-benar pamanmu?”

Candra Gail menoleh melihat wanita itu. Ia memicingkan matanya dan suaranya terdengar berat: “Yuni Lim!”

“Kamu bilang ia tidak sama seperti Alex? Dimananya tidak sama?” Yuni Lim langsung sibuk mengalihkan topik pembicaraan.

Candra Gail menatapnya sekilas, lalu menjelaskan: “Sifat playboy yang dimiliki Alex adalah adalah sifat alami pria, sedangkan untuk Jeremy …”

Candra Gail sedikit menimbang-nimbang sejenak baru berkata: “Ia itu tidak memiliki prinsip.”

Yuni Lim menangguk-angguk, kira-kira ia mengerti maksud Candra Gail.

Kedua orang itu tidak langsung pulang ke Istana Morgen Wen. Candra Gail membawanya ke pinggir sungai untuk melihat pemandangan malam.

Meskipun lebih indah, tapi pemandangan malam di tempat asing tetap saja terasa berbeda dengan Kota Malaysia.

“Aku ingin menelepon Alex.” gumam Yuni Lim sambil bersandar pada susuran tangan.

Candra Gail tertegun sejenak, namun kemudian mengerti bahwa Yuni Lim merindukan Gilbert Gail. Ia melihat sejenak waktu dan berkata: “Boleh. Sekarang pagi hari di Negara Z.”

Begitu Yuni Lim mendengarnya, matanya pun bersinar.

Melihat sinar yang terpantul dengan berkilau disudut mata wanita itu, wajah Candra Gail pun melunak. Ia mengambil ponselnya dan menelepon Alex Paige.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu