After Met You - Bab 112 Semalam, Tidak Pulang

Di sampingnya tidak ada orang.

Yuni Lim membalikkan badannya tetapi tetap tidak bisa tertidur.

Dia bangkit dan pergi ke tempat penyimpanan bir milik Candra Gail, dia menemukan sebotol bir yang sangat mahal, dia membuka dan meminumnya, setelah itu ia merasa pusing dan tertidur.

Saat dia terbangun, hari sudah terang.

Yuni Lim membuka matanya dan menatap atap dinding, lalu dengan segera bangkit berdiri.

Saat ia melihat teleponnya, sudah jam setengah tujuh.

Masih bagus, tidak terlalu siang.

Dia berdiri dan menuju ke kamar mandi untuk mandi, mengganti bajunya dan turun ke lantai bawah, dia menyadari ruang tamunya sangat tenang.

“Candra Gail.”

Sambil berjalan ke arah dapur, dia memanggil nama Candra Gail, sangat jelas kalau dia sudah melupakan hal kemarin.

Ia mendorong pintu dapur, melihat tidak ada seorang pun, raut wajah Yuni Lim pelan – pelan mulai berubah.

Dimana Candra Gail?

Dia membalik badan dan segera berlari ke atas, membuka pintu kamar, dan langsung menuju ke kamar mandi, ia mengulurkan tangan dan mengambil handuk besar yang ada di sebelah handuk pink miliknya.

Kering….

Handuknya tidak digunakan, kering, semalam Candra Gail, tidak pulang.

Yuni Lim tidak bisa mengekspresikan perasaannya, seperti tidak bernyawa dan berjalan ke arah bawah.

Candra Gail tidak ada, dia juga tidak bisa membuat sarapan, ia mengambil tasnya dan berjalan ke luar, bersiap untuk pergi ke kantor.

Setelah berjalan sekian lama, ia tiba – tiba terpikirkan sesuatu.

Lalu memutar dan berjalan kembali, ia masuk ke dapur, dan mengambil sampah dapur ke luar.

Kantong sampah terisi tiga masakan yang kemarin dia buang, untung saja sekarang sedang musim gugur, meskipun sudah semalaman, juga belum menimbulkan bau busuk.

Yuni Lim dengan muka tidak berperasaan membuang kantong sampah ke bak sampah besar yang ada di depan rumahnya, lalu dengan mobilnya menuju ke kantor.

……….

“pagi direktur!”

Seperti sebelumnya, saat dia masuk ke kantor, akan ada orang yang menyapanya.

Yuni Lim dengan muka datarnya masuk ke dalam lift, melihat orang di belakangnya sedang berbisik – bisik.

“Direktur Yuni hari ini kenapa datang?”

“perasaan hatinya sepertinya tidak begitu baik….”

“ck, pada akhirnya kita tidak boleh membandingkan diri dengan nona Yuni, datang ke kantor saja masih membawa suasana hati…..”

Pintu lift sudah tertutup, suara bisikan dari luar juga sudah samar – samar.

Yuni Lim memutar kepalanya melihat dinding lift yang berkilau.

Bayangan yang terpancar adalah, wajahnya yang datar.

Lift berhenti di lantai yang dia tuju, Yuni Lim memasuki ruangannya, memulai pekerjaannya.

Tasya telah tiba di kantor terlebih dahulu, melihat dia memasuki ruangan, ia membawa masuk segelas teh susu.

“melihat kamu seperti ini pasti tidak sarapan kan, kebetulan aku masih mempunyai sisa roti, kamu bisa memakannya bersama teh susu itu.”

Tasya menaruh roti dan teh susu tepat di depannya, melihat raut wajahnya: “aku merasa raut wajahmu hari ini tidak begitu bagus.”

Yuni Lim mendengar perkataannya dan tertawa: “mungkin karena semalam terlalu lelah.”

Lalu mengangkat teh susu dan meminumnya, berkata: “terima kasih.”

Tasya melihatnya sekilas: “aku masih ada urusan, aku pergi dulu, kamu selesaikan makan dulu baru kerja.”

“baik.” Yuni Lim melihat Tasya berjalan keluar, baru menyimpan tatapannya.

Meskipun dia tidak mempunyai selera makan, tetapi dia tidak bisa merugikan dirinya sendiri, terlebih lagi saat ini dia mempunyai banyak hal untuk diselesaikan.

…………..

Siang hari, Yuni Lim dan Tasya pergi makan bersama ke luar.

Tasya duduk, mengambil papan di meja yang tertulis cara untuk menyambungkan ke wifi, begitu tersambung baru mulai berbicara: “untung saja, kita datangnya masih awal, jika tidak kita tidak akan tersambung wifi.”

“jika suatu hari, tidak ada telepon dan wifi….”

Yuni Lim belum menyelesaikan perkataannya, Tasya langsung mematahkan perkataannya, dengan mata sinisnya: “jangan buat spekulasi seperti ini.”

“…..” Yuni Lim merasa bosan dan memutar bola matanya.

Selanjutnya, dia mendengar Tasya berteriak: “oh tidak! Idolaku Hanna sudah kembali! Aaaa!”

Tasya melihat Hanna Gu yang ada di teleponnya, lalu memberikan teleponnya untuk diperlihatkan kepada Kirana :” coba kamu lihat, idolaku Hanna, kakinya yang jenjang, kulitnya yang putih, senyumannya….”

Yuni Lim baru terpikirkan, Tasya adalah penggemar berat Hanna Gu, bahkan sudah bertahun – tahun.

Melihat Tasya yang kegirangan, dia benar – benar ingin mengatakan sesuatu, sebenarnya kemarin dia sudah melihat Hanna Gu.

Begitu terpikirkan Hanna Gu, , maka ia akan Secara otomatis terpikirkan Candra Gail.

“sudah tahu.” Yuni Lim berkata dengan singkat, lalu mengembalikan teleponnya.

Tasya melihat reaksinya, setelah ia mengambil kembali teleponnya, ia terus melihat berita.

Saat ia melihat terus, dia melotot, dengan nada marahnya: “idola aku Hanna menginap di hotel bersama pria misterius! Apakah reporter ini semuanya bodoh!”

Mendengar perkataan Tasya, Yuni Lim tiba – tiba terpikirkan pemandangan Canda Gail dan Hanna Gu yang pergi bersama menaiki mobil.

Tasya masih mencari – cari berita; “oh oh oh, reporter bodoh ini, idolaku Hanna yang mempunyai latar belakang yang besar, apakah akan merayu seorang pria dengan mobil Bentley?”

Bentley?

Hati Yuni Lim berdegup kencang, ia mengulurkan tangan dan mengambil telepon Tasya.

“eits… kamu kenapa, aku belum selesai melihat.” Tasya mengulurkan tangan bermaksud ingin mengambil kembali teleponnya.

Yuni Lim tidak menghiraukannya, matanya memelototi gambar di layar teleponnya.

Di gambar itu, sebuah mobil Bentley terhenti di depan pintu utama hotel.

Meskipun plat nomor mobil itu sudah di buramkan, tetapi masih terlihat logo Bentley.

Pintu mobil terbuka, Hanna Gu berdiri di depan pintu mobil yang terbuka itu, setengah membungkuk, entah apa yang dibicarakannya dengan orang yang menyetir itu, tetapi gerakan ini membuat mereka terlihat sangat akrab bagi orang lain.

Di bawahnya masih dilengkapi dengan sebuah kalimat: Artis Internasional diketahui telah melepas status lajangnya, sudah mempunyai pacar baru.

Dia masih terus melihat ke bawah, masih ada beberapa gambar.

Salah satu gambar itu adalah bayangan dari orang yang menyetir.

Meskipun di gambar terlihat buram, tetapi terhadap Yuni Lim yang sangat mengetahu Candra Gail, dapat langsung mengenali kalau itu adalah dia.

Karena dia tidak berhasil merebut kembali teleponnya, Tasya menuju ke belakangnya untuk melihat bersama, berkata: “mengapa aku merasa laki – laki ini sedikit mirip bos Candra?”

Yuni Lim berusaha sekuat tenaga, menenangkan emosinya.

Dia mengembalikan teleponnya kepada Tasya: “kita makan dulu saja, setelah makan masih harus kembali ke kantor.”

Tasya mengambil kembali teleponnya untuk melihat lebih jelas, lalu kembali direbut oleh Yuni Lim, dengan berteriak: “saat makan jangan liat telepon.”

Hati Tasya sedikit curiga: “aku masih merasa kalau laki – laki itu sedikit mirip dengan bos Candra.”

Yuni Lim berkedip, dan melihat ke bawah: “benarkah?”

Bukan mirip, lelaki itu memang adalah Candra Gail.

Yuni Lim memegang bibirnya, bersiap untuk berkata sesuatu, tetapi telepon di sebelahnya tiba – tiba berdering.

Ia mengambil dan melihatnya sekilas, langsung mematikannya tanpa ragu.

Lalu telepon kembali berdering, dia melihat Tasya yang duduk di depannya, lalu mengganti menjadi mode tanpa suara, lalu membalikkan layarnya menghadap meja.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu