After Met You - Bab 486 Kedepannya Mungkin Tak Seberuntung Ini Lagi

Semuanya melihat ke arah jam, baru pukul sembilan.

Meski perkataan Candra Gail kedengarannya tidak masalah, namun bagi Alex Paige itu terdengar seperti sebuah kesombongan.

Candra Gail sedang pamer, sudah hebat karena sudah memiliki istri dan anak?

Dia melihat ke arah Tasya......

Baik, dia akui, memang hebat.

Sebagai seorang dokter, Daniel Mo berkata: “Atur anak untuk tidur sebelum pukul sembilan.”

“Ayo.” Selesai berkata, Candra Gail menggendong Gilbert Lin

Pandangannya jatuh pada Lukman, ada sedikit gelora dalam pupil hitamnya: “Maaf, hari ini telah banyak memenangkan uang Lukman.”

Yuni Lim juga ikut melihat arah pandang Lukman, sebenarnya dia juga sedikit sungkan, tiap kali selalu saja Candra Gail yang memenangkan uangnya, Lukman juga selalu kalah.

Meski mungkin Lukman tidak peduli atas uang yang seberapa ini, namun tetap saja Yuni Lim merasa tidak benar.

Senyuman Lukman tampak sedikit mempesona: “Hiburan saja, tak apa.”

“Benar juga.” Candra Gail menjawab.

“Kalau begitu, Lukman, kami pulang duluan.” Sebenarnya Yuni Lim masih ingin berbicara dengan Lukman, namun sudah larut, Gilbert Lin sudah mengantuk dalam gendongan Candra Gail.

Selesai berkata, Candra Gail yang berada di samping berkata: “Baju.”

Yuni Lim menjawab “Oh”. Dia mengambil jas Candra Gail dan menggantungkannya pada lengannya.

Sekumpulan orang mulai berjalan ke luar.

Seketika keluar dari istana Yurich, Yuni Lim berpamitan dengan Tasya, Alex Paige memotong pembicaraan, Daniel Mo juga mencari Yuni Lim untuk mempertanyakan keadaan Candra Gail setelah pulang.

Berjarak tiga meter, Candra Gail berdiri bersebelahan dengan Lukman.

Candra Gail tinggi dan tampan, wajah yang tampak sedikit dingin, menggendong anak dalam genggamannya, pemandangan ini tampak sedikit imut, orang yang berlalu lalang tak kuasa akan melirik mereka.

Setelah beberapa saat, Lukman berkata: “Keberuntungan Tuan Candra Gail sungguh bagus.”

“Benar kah? Aku juga merasa begitu.” Candra Gail menatapnya sekilas, kemudian melihat ke arah Yuni Lim yang berada tak jauh dari mereka.

Lukman menelan ludah, merapatkan bibirnya, tidak berkata-kata.

Gilbert Lin yang berada dalam gendongan Candra Gail bergerak sebentar, dia menepuk punggung Gilbert Lin, kemudian berkata: “Keberuntungan Tuan Lukman juga tidak buruk, hanya saja, kedepannya mungkin tak seberuntung ini lagi, lakukanlah yang terbaik.”

Kalimat terakhir itu, dikatakan dengan intonasi yang sangat dingin.

Ekspresi Lukman berubah, namun Candra Gail telah beranjak pergi.

Dia melihat Candra Gail dan Yuni Lim yang sedang berbincang, kemudian mereka berdua berjalan masuk ke dalam Bentley hitam.

Sebelum masuk mobil, mendadak Yuni Lim melihat ke arah Lukman, Lukman malah dengan cepat bersembunyi di belakang pilar, dia sendiri pun tidak tahu mengapa dia pergi bersembunyi.

Melihat Yuni Lim menatap ke belakang, Candra Gail bertanya: “Lihat apa?”

Yuni Lim bergegas menggeleng kepala, dia hanya ingin memastikan apakah Lukman sudah pergi atau belum, tidak kelihatan orang, mungkin sudah pergi.

......

Sepulang rumah, Yuni Lim menggantikan piyama untuk Gilbert Lin, menidurkannya di atas ranjang dan membiarkannya tidur.

“Biarkan dia tidur di kamar seberang.” Candra Gail berkata.

Yuni Lim terbengong: “Apa? Kamu mau membiarkan Gilbert Lin tidur satu kamar sendirian?”

“Kemarin sore, aku menyurun orang untuk mengatur kamar seberang menjadi kamar anak.” Maksudnya sangat jelas, yaitu untuk membuat Gilbert Lin tidur sendirian.

Yuni Lim terkejut, tanpa diduga Candra Gail telah mengaturnya menjadi kamar anak tanpa kabar.

“Namun dia baru berumur satu tahun......”

Candra Gail memotongnya: “Setengah bulan lagi, dia sudah berumur dua tahun.”

Yuni Lim menyangkal: “Tapi dia masih kecil......”

Membiarkan anak tidur sendirian, bagaimanapun juga tunggu dia sedikit lebih besar.

Pada akhirnya, Candra Gail memilih untuk mengalah, memindahkan boks bayi dari kamar anak ke kamar mereka berdua.

Gilbert Lin sudah tertidur pulas, Yuni Lim telah menggantikan pakaiannya, memindahkannya dari ranjang ke boks bayi, dia bahkan tidak bangun.

Yuni Lim melihat Gilbert Lin yang tertidur di dalam boks bayi, merasa bagaimanapun juga takkan cukup, merasa anak sendiri begitu imut, lalu bergumam: “Anakku ini bagaimana bisa seimut ini.”

“Yuni Lim!” Candra Gail berkata dengan tidak senang.

Yuni Lim melihat ke belakang, mengarahkan jari ke bibirnya, memberi isyarat untuk tidak bersuara: “Shh, pelan sedikit, Gilbert Lin sudah tidur.”

“Pergi mandi.” Candra Gail langsung melemparkan piyama kepadanya.

Yuni Lim mengerutkan bibirnya, memeluk piyamanya dan berjalan masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, dia berbaring di atas ranjang, Yuni Lim tidak bisa tidur dengan tenang, terus menerus membolak-balikkan badannya, kemudian berkata kepada Candra Gail: “Kalau tidak gendong saja Gilbert Lin kemari, takutnya bila besok pagi dia bangun, menyadari bahwa dia tidur di ranjang yang tidak familiar, apakah dia akan takut?”

Respon Candra Gail terhadap dirinya adalah, dia letakkan tangannya ke atas kepala Yuni Lim, langsung menahannya ke dalam pelukannya, memberi isyarat agar dia tidur.

Yuni Lim dengan enggan menjulurkan tangannya dan mengelus kepalanya.

Rambut Candra Gail sepenuhnya telah rontok, setelah makan K1LU73, beberapa hari sibuk itu, rambutnya juga mulai tumbuh, sekarang juga hanya lapisan pendek dan cepak, jika diraba terasa seperti berduri, sekarang jika dia keluar pun perlu memakai wig.

Candra Gail menarik tangannya, berkata dengan suaranya yang sedikit mengantuk: “Bersemangat sekali?”

Seketika mendengar intonasinya ini, Yuni Lim merasa mati rasa, segera beranjak tidur.

......

Setelah beberapa hari, Yuni Lim dan Candra Gail pergi ke lab Daniel Mo untuk melakukan peninjauan.

Daniel Mo membawa hasilnya keluar, ada sedikit kegembiraan dalam wajahnya: “Semuanya normal, pemulihannya juga bagus, banyak berisitirahat, jangan terlalu kecapekan, lebih baik mengenyampingkan pekerjaan terlebih dahulu.”

Seketika mendengarnya, Yuni Lim juga sangat bahagia, segera tersenyum dan berkata: “Terima kasih, Dokter Mo.”

Setelah berbincang dengan Daniel Mo, kedua orang itu pun pergi.

Setelah mengetahui kondisi tubuh Candra Gail yang baik, Yuni Lim pun akhirnya lega.

Dia melihat wig yang dikenakan Candra Gail, bertanya: “Kamu kepanasan gak?”

Candra Gail melihat ke arahnya, ekspresinya sedikit tidak senang: “Ada AC.”

Yuni lim merasa bosan, kemudian dia terpikir akan hal lain.

“Sebenarnya siapa yang menyuruh Leon Hu untuk memberimu obat dan membuatmu terkena K1LU73?” Masalah ini, sampai sekarang pun masih terkuak jelas.

Candra Gail menyipitkan matanya, menjawab: “Coba tebak.”

“Bagaimana tebak?” Yuni Lim mendadak mengecek IP hari dimana masalah itu terjadi, kemudian bertanya: “Kamu tidak......mencurigai Lukman kan?”

Candra Gail balik bertanya: “Kamu rasa dia?”

Yuni Lim menggeleng kepala: “Tentu saja tidak mungkin.”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu