After Met You - Bab 150 Aku adalah Istrinya

Yuni Lim mengambil catatan berisi nomor itu lalu mengucapkan terima kasih pada suster yang memberikannya. Sambil berjalan keluar, ia sambil menyimpan nomor itu di dalam daftar kontak ponselnya.

Yuni Lim menyimpan nomor itu dengan nama “Pemilik Mobil Baik Hati”. Ketika ia melihat tulisan bahwa orang itu tinggal di Kota Jing, ia pun sedikit tercengang sejenak.

Di selatan ada Kota Malaysia sedangkan di utara ada Kota Jing. Kedua kota ini adalah kota besar metropolitan internasional yang sangat makmur.

Dan di kota Jing ini terdapat satu klan keluarga besar yang sedari dulu terkenal misterius dan sangat berkuasa, keluarga Feng.

Tapi Yuni Lim hanya mengetahui tentang keluarga Feng ini dari desas-desus saja. Ia juga tidak tahu seberapa besar keluarga itu.

Yuni Lim tidak mau ambil pusing dan mengirimkan sebuah pesan singkat pada pemilik mobil yang baik hati itu.

——Halo, saya adalah wanita yang kemarin menabrak mobil anda. Sekarang, saya sudah keluar dari rumah sakit. Saya tidak tahu kapan anda memiliki waktu luang, tapi jika anda kosong, tolong beritahu saya. Kita akan membahas mengenai ganti rugi.

Pemilik mobil itu telah dengan baik hati mengantarkannya ke rumah sakit. Walaupun pengemudinya baik-baik saja, Yuni Lim yakin ia sudah menabrak mobilnya dan sedikit banyak pasti merusaknya. Merek mobil apa yang ia tabrak, ia pun tidak melihatnya dengan jelas..

Pesan itu terkirim layaknya batu yang dilempar ke dalam laut dan tidak muncul lagi ke permukaan, tidak ada pesan balasan apapun.

Yuni Lim menduga pastilah pemilik mobil itu adalah orang yang sangat sibuk. Ia justru hanya meninggalkan nomor teleponnya karena ia ingin Yuni Lim yang menghubunginya terlebih dulu.

Yuni Lim masih mengenakan pakaian yang sama seperti yang ia kenakan kemarin. Mobilnya sudah dikirim ke bengkel untuk diperbaiki. Setelah keluar dari rumah sakit, ia bersiap untuk memanggil taksi dan pulang.

Sambil menunggu taksi datang, Yuni Lim tidak dapat menahan diri untuk melirik layar ponselnya. Masih tetap tidak ada satu pun panggilan yang masuk.

Yuni Lim membuka daftar panggilannya. Tidak ada panggilan tidak terjawab, satu pun tidak ada.

“CKIIIIIT—”

Yuni Lim mengangkat kepalanya begitu mendengar suara itu dan melihat sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depannya.

Tak lama kemudian, pintu mobil terbuka dan Ferry Goh melangkah turun.

Pria itu berjalan menghampiri Yuni Lim: “Yuni.”

Yuni Lim menyipitkan matanya dan menatap Ferry Goh. Wajah Yuni Lim masih terlihat sedikit pucat dan sebuah plester menempel di dahinya, membuat orang yang melihatnya merasa ia terlihat begitu lemah.

Tapi di hadapan Ferry Goh, suara Yuni Lim tetap dingin: “Apa maksudmu dengan bersikap seperti hantu yang terus menggentayangiku?”

Bagi orang-orang yang tidak berkepentingan, kesabaran Yuni Lim terlihat begitu tipis dan sangat mudah untuk habis. Apalagi, Ferry Goh adalah orang yang membuat suasana hati wanita itu menjadi buruk setiap kali ia melihatnya.

“Aku seperti hantu yang menggentayangimu?” Ferry Goh mengerutkan alisnya sekilas, nada suaranya penuh dengan rasa tidak percaya.

Yuni Lim menatap pria itu dengan dingin lalu mengarahkan pandangannya pada ponselnya. Ia menyalakan benda itu, bermaksud menelepon seseorang.

Tiba-tiba, Ferry Goh merasa ada yang tidak beres: “Kamu menelepon siapa?”

Kepala Yuni Lim tidak menengadah: “Yessica.”

“Tidak perlu meneleponnya.” ujar Ferry Goh sambil mencengkeram tangan Yuni Lim.

“Kenapa tidak perlu? Aku harus memberitahunya bagaimana kamu terus menggangguku sejak kemarin hingga hari ini. Bagaimana kamu seperti hantu yang terus menggentayangiku dan bagaimana kamu terpikir untuk menggagalkan pertunangan kalian.”

Tanpa menunggu jawaban dari Ferry Goh, Yuni Lim mengangkat wajahnya selesai berbicara dengan dingin. Saat itulah ia melihat Candra Gail yang sejak entah kapan sedang berdiri di belakang Ferry Goh.

“Can...”

Yuni Lim tidak tahu sejak kapan Candra Gail berdiri di sana, ia juga tidak tahu bagaimana pria itu bisa berada di sini. Tapi ia tahu betapa mudahnya bagi orang-orang untuk salah paham dengan ucapannya barusan.

Tanpa menunggu Yuni Lim selesai memanggil namanya, Candra Gail meneruskan untuk melangkah maju sambil memeluk Sapi.

Ia menghabiskan waktunya semalaman di bar. Ketika pagi tiba, kondisi Sapi tidak terlihat begitu baik dan Candra Gail menduga hal itu disebabkan karena ia memberikan anjing itu minum anggur. Ia pun memutuskan untuk membawa Sapi ke rumah sakit.

Tapi sekarang adalah jam padat di pagi hari, terjadi kemacetan di semua jalan. Karena kondisi Sapi yang tidak terlalu baik, pria itu menghentikan mobilnya lalu berjalan kaki.

Hanya saja, Candra Gail tidak pernah terpikir akan melihat kejadian seperti ini.

Yuni Lim jelas-jelas masih mengenakan pakaiannya yang kemarin dan pagi-pagi benar, ia sudah berdiri di pinggir jalan bersama Ferry Goh. Candra Gail pun mendengar ucapan wanita itu tadi dengan sangat jelas.

Untuk pertama kalinya, Candra Gail membenci pendengarannya yang tajam.

Wajah Candra Gail terlihat begitu dingin dan langkah kakinya berjalan ke arah rumah sakit hewan secepat kilat. Raut wajahnya sedingin puncak gunung yang tertutup salju. Orang-orang tidak perlu berdiri terlalu dekat dengannya untuk bisa merasakan hawa dingin yang menguar dari sekujur tubuhnya.

Yuni Lim menyingkirkan Ferry Goh dan mengejar Candra Gail.

Ferry Goh juga ingin mengejar Yuni Lim, tapi ia menyadari bahwa Candra Gail adalah suami sah Yuni Lim. Ia pun memutuskan untuk tidak pergi mengejar.

Apalagi, tidak perlu ia mengikutinya, terlihat jelas hubungan antara mereka berdua sudah retak.

Ferry Goh menyunggingkan senyum tipis di bibirnya lalu pergi berbalik menuju mobilnya dengan perasaan senang.

Yuni Lim mengejar Candra Gail. Pria itu baru terkejar ketika sudah melangkah masuk ke dalam rumah sakit hewan.

Candra Gail melangkah masuk dan wajah nona di meja resepsionis terlihat senang: “Selamat datang!”

Walaupun Candra Gail masih mengenakan jas kemarin yang sudah sedikit kusut dan membuatnya merasa agak menyedihkan, tapi hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi kewibawaanya.

Candra Gail memeluk Sapi di dalam gendongannya. Karena ia minum anggur di tengah malam, suaranya yang biasa indah kini terdengar sedikit parau. Tapi suaranya tetap terdengar menggoda: “Saya ingin dokter terbaik yang ada di rumah sakit ini.”

“Baik. Akan segera saya aturkan untuk anda.”

Nona resepsionis itu benar-benar sudah terpesona dengan Candra Gail. Dokter hewan terbaik di rumah sakit ini tidak bisa ditemui tanpa adanya pembuatan janji terlebih dahulu, tapi nona resepsionis itu dengan seenaknya mengatur jadwal konsultasi untuk Candra Gail karena ia sudah begitu terpesona.

Orang-orang dengan tampang yang menawan akan selalu membuat orang lain tidak memiliki pilihan selain memprioritaskannya.

Candra Gail mengangguk singkat tanpa ekspresi, lalu melangkah masuk. Sama sekali tidak melirik Yuni Lim yang mengejarnya dari belakang.

Nona resepsionis itu dengan sigap menghentikan Yuni Lim: “Nona, maaf anda...”

Yuni Lim menunjuk Candra Gail dan hanya mengucapkan satu kalimat: “Aku adalah istrinya.”

Nona resepsionis itu terlihat sangat terkejut dan menyingkir dengan bingung.

Candra Gail melangkah masuk ke dalam kantor dokter itu dan meletakkan Sapi.

Dokter itu sepertinya sudah berusia paruh baya dan wajahnya terlihat sangat lembut.

Ketika dokter itu melihat Candra Gail, sedikit rasa gugup menyerangnya. Ia tidak percaya pria yang terlihat begitu muda ini akan menguarkan wibawa sedemikian kuat.

Tapi pada akhirnya karena dokter itu adalah seseorang yang kaya pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain, ia hanya tercengang selama beberapa detik, dan kemudian dokter itu pun menatap Sapi. Dengan lembut ia menyentuh anjing itu dan tatapan matanya terlihat hangat: “Silakan beritahu saya apa masalah anjing ini.”

“Ia minum anggur.” jawab Candra Gail dengan singkat dan jelas.

Yuni Lim melangkah masuk dari luar, tepat pada saat ia mendengar jawaban Candra Gail. Rasa takjub pun menerpanya. Setelah ia berada di dalam ruangan dokter, ia segera mencium bau tubuh Candra Gail tanpa berbicara lebih dulu.

Yuni Lim mengernyitkan alisnya. Candra Gail adalah seseorang yang sangat peduli dengan kebersihan. Walaupun tidak begitu parah, tapi ia tidak akan pernah membiarkan dirinya dipenuhi dengan bau alkohol sepekat ini. Apalagi, jasnya sampai sedikit berkerut.

Pria ini kemarin malam... Minum banyak anggur?

Yuni Lim menggigit bibirnya. Ternyata, Candra Gail semarah ini......

Begitu dokter itu melihat Yuni Lim yang berada di belakang Candra Gail, ia pun bertanya lagi: “Apakah ia adalah istri anda?”

“Mohon segera periksa anjingku, aku sangat sibuk.” Candra Gail menautkan alisnya dan berbicara dengan nada dingin dan datar.

Raut wajah dokter itu menunjukkan bahwa ia paham. Hanya dengan sekali lihat, ia tahu bahwa pasangan ini sedang bertengkar. Ada luka di dahi gadis itu sedangkan laki-laki ini bau alkohol dan bahkan memberikan anjingnya minum anggur juga.

Bukankah ini berarti terjadi kekerasan rumah tangga?

Dokter itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan membawa Sapi masuk ke dalam untuk diperiksa.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu