After Met You - Bab 68 Diperlakukan Seperti Pasangan

Lift akhirnya berhenti di lantai tempat Yuni Lim tinggal.

Dia dan Sherly Li keluar satu persatu dari lift dan pulang ke rumah masing-masing.

Setelah masuk pintu, ekspresi wajah Yuni runtuh.

Dia bahkan tidak memakai sepatu keluar dari villa Candra Gail, tidak tahu apa yang diinjak di jalan, merasa ada yang agak pedih menyengat di telapak kakinya.

Masuk ke kamar mandi dan mandi, keluar dan berbaring di tempat tidur, setengah terjaga dan setengah tidur termimpi tentang masa kecil, bolak-balik d kasur sampai fajar, dan hampir tidak tidur sama sekali.

Dia terbangun oleh suara bel pintu.

Bangun dan duduk, mengenakan pakaian sembarangan dan keluar untuk membuka pintu.

Segera setelah pintu terbuka, wajah tersenyum Andrea muncul di depan mata, "Nona Lim, selamat pagi."

Orang ini selalu emosional, karena Andrea adalah asisten Candra Gail, jadi dia sulit untuk menghindari mengeluarkan kemarahannya.

Tapi dia mengulurkan tangan dan tidak tersenyum, dia berusaha untuk menahannya, tanpa emosi dia berkata "pagi", lalu mau menutup pintu.

Akibatnya, Andrea tiba-tiba meremas tas tangan ke pintu, dan gerakannya cepat dan akurat. Yuni jelas-jelas mengantisipasi gerakan ini.

Yuni Lim menatapnya dan wajahnya dipenuhi amarah tipis.

Andrea tertawa, "Bos sibuk semalaman. Begitu pagi, dia langsung pergi ke mal untuk memilih ini untukmu. Kamu coba lihat-lihat lah..."

Lihat...

Sebagai seorang ekspatriat, sangat sulit baginya untuk membaca tulisan bahasa Mandarin dengan sangat baik.

Yuni Lim baru saja melihat logo di tas tangan, merek dagang dari dress yang dia kenakan kemarin, yang dia beli ketika dia kembali ke negara ini.

Dia berpikir sebentar, dan langsung tahu apa yang ada di dalam tasnya.

“Terima kasih sudah mengantar ini, Andrea.” Yuni tersenyum lembut dan tiba-tiba, jari-jarinya yang putih menempel pada tas tangan dan perlahan-lahan mendorong ke belakang, “Sampai jumpa.”

Andrea yang biasanya hanya melihat wajah dingin Yuni Lim, saat itu melihatnya tersenyum lembut begitu. Dia tidak tahu harus berkata apa, dia langsung didorong oleh Yuni keluar.

Kemudian pintu ditutup.

"Nona Lim! Kamu buka pintunya. Sebelum aku datang, aku punya perintah militer dari bos. Jika aku tidak menyerahkan barang sampai ke tanganmu, maka saat kembali aku bisa menerima nasib tragis..."

Andrea menepuk-nepuk pintu di luar, dan suaranya penuh kesedihan.

Mengapa bos yang menjalin cinta tapi dia yang selalu sial?

Yuni Lim bersandar di pintu dan mendengar kata-kata Andrea dan dengan sangat kasarnya menarik ujung bibirnya. Suasana hatinya buruk, semua orang sengsara.

............

Pada akhirnya, Asisten Andrea hanya bisa menggantungkan barang-barang di gagang pintu.

Candra Gail sedang memegang makanan ikan di depan tangki ikan, lalu memberi sedikit-dikit makanan ikan.

Mendengar langkah kaki ringan di belakangnya, dia tahu bahwa Andrea sudah kembali.

Andrea awalnya ingin menunggu Candra Gail membuka mulut, tapi hasilnya, Candra Gail seperti tidak sadar akan kedatangannya, dia hanya terus memberi ikan makan dan tidak menatap Andrea.

Andrea akhirnya tidak bisa menahan diri dan dengan cemberut berkata, "Nona Lim sudah menerima barang."

Candra Gail masih tidak melihat ke belakang, matanya tertuju pada ikan ekor hitam di tangki ikan, nada bicaranya agak dingin, "Dia membuka pintu?"

"Terbuka." Asisten Andrea tidak tahu kenapa Candra Gail tiba-tiba menanyakan ini, tapi masih menjawab dengan jujur.

Candra Gail meletakkan sisa setengah makanan ikan di tangannya dan mengembalikannya. Dia menoleh ke arah Andrea, "Bicara denganmu?"

"Berbicara beberapa kalimat."

Wajah Candra Gail tiba-tiba berhenti, lalu pergi ke samping untuk mencuci tangannya, "Baiklah."

Setelah itu, dia berbalik ke mejanya dan mulai mengurusi bisnis.

Meninggalkan Andrea berdiri di tempat denan wajah berkabut.

Begitu saja? Bagaimana dengan hal buruk yang diantisipasinya?

Kenapa tidak ada?

Apakah bos sudah berubah?

Andrea kembali dari tempat Yuni dengan kondisi mental yang terganggu, dan kemudian pergi dengan kabut.

Candra Gail duduk di mejanya menatap dokumen yang dibuka di depannya, tapi pikirannya tidak ada di situ.

Dia membuka pintu dan berbicara dengan Andrea, itu lebih baik dari yang diharapkan, seharusnya... tidak terlalu marah.

......

Setelah diganggu oleh Andrea, Yuni tidak ngantuk.

Setelah mandi dan bersiap untuk pergi makan, dia menerima panggilan telepon dari Tasya, yang kebetulan mengajaknya makan.

Sampai di tempat janjian, Tasya sudah memesan makanan.

Ketika melihatnya, dia langsung mendorong menu padanya.

Alhasil, Tasya memandangi wajahnya dan membelalakkan matanya, "Warna wajahmu sangat buruk, lingkaran hitamnya sangat parah, tidak ada make up, kapan kau jadi begitu berantakan?"

“Apa yang bisa di make up.” Semalaman tidak tidur, semangat Yuni juga sangat rendah.

Setelah mengambil menu, dia sembarangan memesan dua lauk, lalu bersandar, dia terlihat sangat lemas.

“Apa yang kamu lakukan tadi malam?” Tasya diam-diam menatapnya.

“Tidak melakukan apa-apa.” Yuni Lim ditatapi seperti itu terlihat ekspresinya agak tidak nyaman.

Berkata tidak melakukan apa-apa, kecuali untuk proses terakhir, bagian depan sudah dilakukan.

Berpikir seperti ini, dia masih merasa bersalah.

Tasya bisa melihat perasaan bersalah di wajah Yuni, dia langsung tahu ada sesuatu yang terjadi, Yuni tidak bisa tidak mengatakan apa-apa, jadi dia mengatakan bahwa sesuatu tentang tadi malam.

Setelah mendengarkan, alis Tasya terangkat, "Keadaan sekitar yang romantis, vila mewah, semua pakaian sudah terlepas, lalu dia pergi mengangkat telepon? Kau masih lari?"

Yuni menjelaskan, "Ini bukan intinya..."

"Aku tahu, intinya adalah kamu tidak berhasil."

"..." Yuni menyanggah kepalanya, tidak tahu bagaimana cara mengatakan pada Tasya pemikirannya sendiri di dalam hati.

......

Senin.

Yuni tiba di perusahaan pagi-pagi sekali.

Setelah menghadiri pertemuan pagi, dia kembali ke kantor dan mulai menyiapkan materi.

Setelah kontrak ditandatangani, ada banyak yang harus ditindak lanjuti, masih ada banyak hal yang ingin dia pelajari.

Pada saat ini, Tasya mendorong pintu masuk, dan menaruh setumpuk besar materi yang dibawanya ke depan mata Yuni, "Ini yang bahan yang diperlukan hari ini, kamu lihat dulu."

“Baiklah, taruh di sini,” Yuni mendongak dan tersenyum padanya.

Tasya sepertinya masih punya sesuatu untuk dikatakan, dia berdiri diam di tempat.

Yuni bertanya, "Ada apa lagi?"

"L.K. Group menelepon dan mengatakan sore nanti mau membicarakan kontrak."

Mendengar kata-kata itu, mata Yuni bersinar, dengan tidak terlalu pedulinya berkata, "Hm, aku mengerti."

"Kamu dapat menghubungi orang yang bertanggung jawab di sana sendiri. Lagipula, pertama kalinya bertemu untuk membicarakan kontrak dan mengambil inisiatif untuk menelepon itu mengungkapkan ketulusan."

Setelah Tasya selesai bicara, dia meletakkan sederetan nomor telepon yang sudah dia tulis sebelumnya.

Yuni melihat lalu mengambil nomor telepon dan melihatnya, dia tersenyum dan berkata, "Aku tahu, kamu pergi urus urusanmu, kamu sibuk."

Tasya meliriknya dan melihat dia seperti orang yang baik-baik saja, jadi dia berbalik dan pergi.

Setelah Tasya keluar, Yuni melihat deretan angka dan senyum di wajahnya mundur, ekspresi di wajahnya berangsur-angsur berubah menjadi dingin.

Awalnya berbicara tentang kerja sama semacam ini, dalam keadaan normal, tidak perlu bos besar perusahaan untuk keluar secara pribadi mengurus urusan seperti ini, kalau sampai bos yang keluar berarti orang-orang yang dibesarkan di bawah tangannya dibesarkan sia-sia .

Meskipun dia selalu ingin menarik garis yang jelas dengan Candra Gail, tapi Candra Gail benar-benar hanya memperlakukannya seperti pasangan, ini membuat hatinya tidak relaks.

Sebaliknya, ada beberapa masalah emosional yang sulit dikatakan.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu