After Met You - Bab 479 Selalu Menahan

Di atas kasur?

Yuni Lim terkejut, bagaimana dia bisa tidur di atas kasur? Sebelumnya ia tidur di samping kasur.

Oh iya, Dimana Candra Gail?

Ia menyingkirkan selimut, lalu beranjak dari kasur.

Ia memandang sekeliling, ini adalah kamar rawat Candra Gail, tidak salah lagi.

Ia bisa berada di atas kasur, apakah karena Candra Gail sudah sadar? Ia sudah sadar lalu menggendongnya ke atas kasur?

Benar, pasti begitu.

Memikirkan hal ini, ia tidak bisa menahan rasa senangnya, Candra Gail benar-benar telah sadar.

“Candra Gail!”

Dia memanggil nama Candra Gail, sambil melihat ke kamar lain.

Di dapur tidak ada, kamar mandi juga tidak ada, ia tidak ada di kamar itu. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya disana.

Hatinya gelisah, Candra Gail pergi kemana?

Dengan panik ia berlari keluar, ia berlari sambil menmanggil nama Candra Gail.

Ia telah mencari di lantai gedung itu, tidak ada keberadaan Candra Gail, ia mulai panik.

Akhirnya, ia menemukan Candra Gail sedang duduk di kursi taman.

Ia masih mengenakan baju pasien, karena kondisinya sangat buruk akhir-akhir ini, ditambah ia tertidur selama lima hari, wajahnya menjadi pucat, tapi, wajahnya kini telah membaik, wajahnya kembali seperti seharusnya.

Beberapa hari ini walaupun ia tidak sadar, tapi ia menunjukkan perubahan setiap harinya.

Yuni Lim kadang-kadang memperhatikan wajahnya, ia sendiri takjub akan itu.

Jika tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, ia akan sulit mempercayai, di dunia ini ada hal-hal seperti ini, yang bisa melawan hukum alam, membuat orang menua dengan cepat, dan mengembalikannya seperti sedia kala.

Tapi, menurutnya ini tidak penting.

Yang penting adalah, Candra Gail hidup dengan sehat.

“Bagaimana kamu bisa datang kesini?”

Perlahan Yuni Lim melangkah mendekati Candra Gail, hanya mendengar beberapa kata darinya saja, air mata Yuni Lim langsung menetes.

Suaranya merendah, beberapa detik kemudian, Candra Gail kembali ke kesadarannya, tatapan matanya tertuju pada Yuni Lim.

Yuni Lim menatap mata hitam Candra Gail, ia gugup sekaligus takut, ia menangis tanpa suara.

Pandangannya sedikit kabur, ia tidak lagi merasa, wajah Candra Gail yang tegas dan dingin, Candra Gail menatap Yuni Lim lama, lalu menariknya menuju ke pelukannya.

”Ia memeluk tubuh lemah Yuni Lim, tangannya yang besar dengan lembut menepuk-nepuk punggungnya, mencoba menenangkannya, dagunya berada di kepala Yuni Lim, menyentuh rambutnya, suaranya rendah berkata: “Aku baik-baik saja, tidakkah kamu senang?”

“Karena aku senang...” Yuni Lim menghapus ingusnya, mendongak dari bahu Candra Gail, tersenyum ke arahnya.

Mata Yuni Lim merah, dan sangat jernih seperti air, Candra Gail menarik tubuhnya lalu menciumnya.

Ciuman ini sangat lembut, berbeda dari Candra Gail biasa menciumnya.

Yuni Lim menyambutnya, ia merasakan, Candra Gail telah kembali, ini benar-benar dia, dia sudah sembuh.

Ia bisa bicara, dan bisa menciumnya, ia telah kembali.

Selesai berciuman, Yuni Lim sedikit sempoyongan, napasnya terlihat sesak.

Napas Candra Gail sedikit tidak beraturan, tangannya meraba rambut Yuni Lim, ucapannya sedikit terbata-bata: “Jelas-jelas aku yang baru sakit, tapi sepertinya kondisi tubuhmu jauh lebih lemah daripada aku, bahkan untuk berciuman saja tidak kuat?”

Yuni Lim yang mendengar ini, wajahnya menjadi merah, ia memukul-mukul Candra Gail dengan pelan menandakan ia sedikit kesal dengan ucapannya, tapi ia benar-benar tahu, kondisi Candra Gail kini sudah benar-benar membaik.

Yuni Lim baru tersadar, Candra Gail baru saja bangun dari tidur panjangnya, ia baru bertanya dengan khawatir: “Apakah kamu merasa tidak enak? Bagaimana perasaanmu?”

“Tadinya aku merasa tidak enak, tapi sekarang tidak lagi.” Candra Gail tersenyum sambil menyentuh bibir Yuni Lim.

“Jangan berbicara omong kosong, aku bertanya padamu, kita sekarang pergi bertemu Dokter Mo, lalu biarkan ia memeriksamu lagi.” Yuni Lim berbicara sambil bersiap untuk berdiri.

Yuni Lim merasa ceroboh, Candra Gail baru saja bangun dari tidur panjang, harusnya ia diperiksa terlebih dahulu, kalau tidak ia akan merasa tidak tenang.

“Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi, baru saja bangun, kamu sudah membahas tentang pria lain di depanku, hati-hati nanti aku marah.” Suara Candra Gail rendah.

Yuni Lim yang mendengar ini, menjadi kesal: “Menyebalkan.”

Ia hanya mengira ia bercanda, bagaimana bisa ia cemburu pada Daniel Mo, ia benar-benar mencari perkara.

Walaupun ia berkata demikian, tapi sebenarnya ia tidak bisa membantahnya.

Jika Candra Gail belum mau bertemu Daniel Mo, masih bisa bertemu nanti-nanti.

……

Beberapa saat setelahnya, barulah mereka mencari Daniel Mo.

Beberapa hari ini Candra Gail tidak sadarkan diri, Daniel Mo langsung meneliti masalah dari obat penawar untuk virus k1lu73 ini, dan memeriksa perubahan kondisi Candra Gail.

Daniel Mo tiba-tiba melihat kemunculan Candra Gail, ia terbelalak sejenak, lalu kembali sadar: “Tuan, kamu sudah sadar?”

Selesai bicara, belum sampai Candra Gail menjawab, ia mengerutkan dahi, lalu melepas kacamatanya, mengusap lensanya, lalu ia pakai kembali.

Ia memakai kacamata sambil berkata: “Tidak mungkin aku salah lihat kan?”

Yuni Lim yang mendengar ini, tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa, ia melihat beberapa hari ini Daniel Mo sangat kelelahan, tak disangka ia bisa mengatakan hal ini.

”Yuni Lim mengulurkan tangan dan melambai ke arahnya: “Dokter Mo, lihat ini, dengarkan aku, Candra Gail benar-benar sudah membaik, ia sudah sadar.”

”Kali ini Daniel Mo menatap ke arah Candra Gail, terkejut dan berkata dengan suara yang keras: “Ini benar-benar Tuan.”

”Cepat kamu periksa ia dahulu.” Yuni Lim mendorong Candra Gail menuju ke depan Daniel Mo.

Daniel Mo mulai sibuk mempersiapkan peralatan.

Sudah dua jam berlalu, Daniel Mo sangat teliti dan berhati-hati dalam pemeriksaan ini, bahkan satu helai rambutpun tidak ia abaikan.

Beberapa saat kemudian pemeriksaan berakhir.

”Selamat, tubuh Tuan tidak ada masalah.” Daniel Mo menyerahkan hasil pemeriksaan kepada Yuni Lim, wajahnya berseri-seri.

Yuni Lim dengan gembira menerima hasil pemeriksaan itu, ia gembira menatap Candra Gail, lalu ia menyadari bahwa raut wajah Candra Gail datar, terlihat ia tidak benar-benar gembira.

Yuni Lim terdiam sejenak, lagipula biasanya Candra Gail juga seperti ini, selalu menahan emosi, senang atau tidak senang, jika ia tidak ingin menunjukkannya, akan sulit untuk ditebak.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu