After Met You - Bab 118 Di Sana Ada Anak Kita

Keesokan harinya.

Mungkin karena semalam tidur agak awal, Yuni Lim bangun sangat pagi.

Begitu dia bangun, dia merasa punggungnya menempel pada dinding tebal, dan tubunhya terbungkus ketat, tidak bisa bergerak.

Dia dengan susah payah membuka tangan Candra Gail, ingin membebaskan diri, akibatnya Candra Gail pun terbangun.

"Selamat pagi."

Suara bangun tidur di pagi hari, terdengar serak, bibirnya berada di bawah telinganya, terasa merinding, dan sutera itu seolah-olah melilit di hatinya.

Yuni Lim mengguncangkan tubuhnya, pada dasarnya dia ingin melepaskan diri darinya, ia pun membuka suara dengan perasaan bingung: "Selamat ..."

Kata "Pagi" tiba-tiba berbalik dan ditekan ke tubuhnya oleh Candra Gail.

Candra Gail, setelah Yuni Lim tidur tadi malam, meskipun dia menyelesaikannya sekali dengan tangannya, pria yang bangun di pagi hari, bahkan tidak perlu godaan.

Dia menekannya dengan erat, satu tangan masuk ke pakaiannya, tangan lain meraih ke belakang dan menahannya, sedikit mengangkat kepalanya dan menyambut ciumannya.

Ciumannya agak berat, seperti ingin melampiaskan sesuatu, dengan lidahnya mengisap dengan kuat, seolah-olah akan muntah di saat berikutnya.

Yuni Lim merasa agak sakit, “huhu” dua kali, memancing Candra Gail untuk menyerang lebih keras.

Tiba-tiba, Candra Gail melonggarkannya, Yuni Lim hanya menghela nafas lega dan merasa ada sesuatu yang biasa, namun Candra Gail tidak memberinya waktu untuk merespons, dan pinggangnya...

"Ah"

Tiba-tiba diserang oleh benda asing, membuat Yuni Lim menjadi canggung, dia tidak bisa menahan suara tajam dari tenggorokan.

"Santai sedikit ..." Begitu dia canggung, dia bahkan lebih kencang, Candra Gail mati rasa di pinggangnya, sedikit lagi hampir selesai.

Yuni Lim hampir menangis, dan berteriak kepadanya, "Santai sedikit, bawa keluar barangmu!"

Ada orang seperti ini, bangun di pagi hari, langsung lakukan hal semacam ini.

Candra Gail bertahan selama satu malam, tentu saja tidak akan mendengarkan kata-katanya, dia menundukkan kepalanya dan menciumnya, dia memutar kepalanya ke samping, ciumannya jatuh ke wajahnya.

Dia membanting dua kali wajahnya, menekan dan berbicara: "Bukan hanya barangku, di sana ada anak kita."

Wajah Yuni Lim memerah dalam sekejap.

Dia merasa, menggunakan kata-kata tak tahu malu, unggas, binatang buas ... tidak bisa menggambarkan Candra Gail yang sudah tenggelam sama sekali.

Candra Gail terutama suka melihatnya yang pemarah dan pemalu, terlebihlagi imut, sangat imut sehingga dia ingin menghancurkannya menjadi sebuah bola, memasukkannya ke dalam sakunya, membawanya ke mana saja, dan membawanya kapan saja.

Yuni Lim tidak tahu apa yang ada dalam hatinya, dia merasa benda itu semakin kuat, sepasang tangan kecil memegangi seprai dan tidak berani bergerak.

Candra Gail tiba-tiba berkata: "Jadi saya pindah?"

"..."

............

Ketika sudah selesai, tepat dengan waktu Yuni Lim harus bangun seperti biasa, tetapi menjadi lebih dari waktu Candra Gail bangun untuk makan sarapan seperti biasa.

Jadi, setelah dua orang itu selesai mandi, bahkan mereka tidak sarapan, mereka langsung pergi bekerja ke perusahaan.

Mobil Yuni Lim berada di apartemennya, jadi dia hanya bisa meminta Candra Gail mengantarnya ke perusahaan untuk pergi bekerja.

Meskipun dia enggan, tetapi sulit untuk mengambil mobilnya di villa yang berada di puncak bukit.

Di dalam mobil, dia menoleh dan melirik Candra Gail, begitu melihatnya dia memiliki sedikit tanda gigi di lehernya.

Dia tercengang dan memutar kepalanya, dan tidak berani menatapnya lagi.

Mata Candra Gail lurus memandang lurus ke depan, ia mengemudi dengan fokus, jadi dia tidak menyadari keanehannya.

Setelah beberapa saat, Candra Gail berhenti di pinggir jalan dan turun untuk membeli sarapan untuknya: "Makan saja di mobil, tak lama akan sampai di perusahaan."

Yuni Lim mengambil sarapan yang masih panas, ia meliriknya, mendapati bahwa dia hanya membeli satu: "Kamu?"

Candra Gail tidak menoleh: "Aku makan di perusahaan."

Yuni Lim yang mendengarkan perkataannya seperti itu, membuatnya tidak bertanya lagi, dia menundukkan kepalanya dan makan sarapan, mengunyah makanan di mulutnya, dan pipinya menggembung.

Karena dia keluar dengan tergesa-gesa, dia tidak punya waktu untuk merias wajahnya hari ini, tapi untungnya ia menggunakan foundation yang bagus, tidak ditambah make up lain pun dia sudah telihat cantik.

Bibirnya merah, matanya lembab, benar-benar, sangat cantik.

Sampai ...

"Sssttt -"

Suara siulan dari belakang, membuat Candra Gail tercengang dan jiwanya telah kembali.

Dia berbalik dengan cepat, dan ada secercah cahaya di tatapan matanya, ia melonggarkan dasi, ia melaju dengan menambah kecepatan mobilnya.

Yuni Lim tidak mengerti dia melihat ke kaca spion dan berkata dengan suara lirih, "Apakah lelaki di belakangnya itu mengalami keterbelakangan mental? Tidak ada-apa tapi mengeluarkan suara siulan."

Berbalik dan mendapati wajah Candra Gail tanpa ekspresi, seperti wajah hitam raja iblis, tidak ada-apa kenapa harus memasang wajah seperti itu?

Yuni Lim memikirkan hal itu, ketika dia merasa bahwa dia melakukan hal semacam itu di tempat tidur, tidak ada api di matanya, di lain waktu, cuaca mendung yang tidak menentu.

Ketika dia tiba di perusahaan, Yuni Lim turun dari mobil, Candra Gail dengan tergesa-gesa mengemudikan mobilnya dan pergi, seperti ada sesuatu mendesak yang harus segera dilakukan.

Tasya baru saja datang, dia datang dari belakang: "Bos Candra mengantarmu pergi bekerja."

Yuni Lim mengangguk, dan masih merenungkan Candra Gail yang tergesa-gesa seperti ada sesuatu yang mendesak.

“Kamu baik-baik saja?” Tasya menatapnya seperti tidak ada masalh, dan berani bertanya mengenai berita kemarin: “Orang yang ada dalam berita dengan Hanna Gu, adalah Bos Candra?”

“Benar.” Yuni Lim berkata dengan acuh tak acuh: “Apakah kamu ingin tanda tangan Hanna Gu?”

Meskipun Hanna Gu ingin merampas suaminya, tetapi dia adalah idola Tasya, Tasya telah menggemarinya selama bertahun-tahun, dan dia pasti menginginkan tanda tangannya.

"Apakah benar-benar boleh meminta tanda tangannya?" Tasya terkejut.

"Boleh." Jika kamu tanda tangannya atau lainnya, harusnya tidak ada masalah.

Tasya bersiap mengatakan sesuatu, dan menyipitkan wajahnya: "Sudahlah, apakah kamu sudah bertanya mengenai Bos Candra dan Hanna Gu di difoto oleh seseorang, dan kemudian diberitakan, Hanna Gu tidak pernah diberitakan seperti ini sebelumnya ... "

“Apa maksudmu?” Yuni Lim tentu tahu, pasti Hanna Gu sengaja menyuruh seseorang untuk mengambil gambar tersebut.

"Aku rasa dia mungkin sengaja menyuruh orang-orang untuk memfotonya, aku pikir Bos Candra orang yang cukup jujur, ya benar, apa hubungan mereka?"

Yuni Lim menepuk kepalanya: "Semakin hari semakin punya otak."

“Pergi!” Tasya melepaskan tangannya.

Yuni Lim tersenyum dan berkata, "Sepertinya teman yang telah dikenal selama bertahun-tahun."

" Teman yang telah dikenal selama bertahun-tahun..." Tasya dengan cepat meluncurkan kata-kata idealisnya yang kaya: "Apakah dia tidak akan tertarik pada Bos Candra? Biasanya, selalu ada sesuatu di antara teman lawan jenis yang sudah bertahun-tahun, selalu ada perasaan yang tak sulit dikatakan ... "

Yuni Lim mencibir: "Kamu menebak."

"Bagaimana saya bisa menebak!"

Yuni Lim tidak mau berbicara banyak, bahwa dia dan Hanna Gu memiliki masalah pribadi, dan Tasya adalah penggemarnya, dia merasa bahwa hal-hal ini tidak mudah untuk dikatakan.

Karena Tasya adalah teman baiknya, jadi, dia semakin tidak bisa mengatakannya.

......

Bisnis utama Keluarga Lim adalah produk Internet.

Ketika Yuni Lim tiba di perusahaan, dia diberitahu untuk menghadiri pertemuan, mengatakan bahwa dia harus mengambil kasus baru, Ini adalah aplikasi sosial yang sangat populer.

Belum sampai di ruang rapat, dia mendengar seseorang berkata: "Apakah sudah mendengar? Aplikasi ini didutai oleh Hanna Gu!"

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu