After Met You - Bab 791 Riwayat Hidup Lukman Lu (1)

Ada banyak yang ingin dibicarakan, namun ketika telah benar-benar bertemu, terasa sulit untuk membuka mulut.

Selain basa-basi dan menanyakan kabar, ada beberapa hal yang sangat sulit untuk disebutkan karena situasinya telah berubah.

Candra Gail mondar-mandir di dapur, pada akhirnya ia tidak tahan lagi, ia berjalan menuju keluar.

Kedua orang itu melihat kedatangan Candra Gail, Candra Gail mengangkat alisnya, ia langsung duduk di sebelah Yuni Lim.

Lukman Lu berdiri dan berkata: “Sudah malam, kalian makan malam disini saja, aku yang memasak.”

Sebenarnya ia ingin meminta kedua orang itu untuk pergi, namun jelas sekali bahwa Yuni Lim masih tidak rela untuk pergi.

Ia terbiasa menurut pada keinginan Yuni Lim.

“Biar kubantu.” Candra Gail mengikuti Lukman Lu berjalan menuju ke dapur.

Yuni Lim terpaku, ia merasa ada yang berbeda dari Candra Gail.

Ia duduk di sofa, dalam hati ia merasa situasi ini tidak benar.

Dua orang bertubuh kekar sedang memasak di dapur, sedangkan ia seorang diri duduk di sini?

Namun ketika mengingat kedua orang itu akhirnya bisa berdamai, hatinya merasa senang.

Terlebih lagi karena Lukman Lu bersedia untuk bertemu dengannya, kakinya sudah sembuh dan sudah bisa berjalan lagi.

Lukman Lu dan Candra Gail berada di dapur, dapur yang sempit membuat suasana menjadi sedikit tegang.

Lukman Lu mengambil sayuran, Candra Gail menerima dan mencucinya.

Kedua pria itu bekerja sama dengan baik.

Yuni Lim mengintip di ambang pintu, setelah itu ia kembali ke ruang tamu.

Namun Yuni Lim tidak tahu, setelah Yuni Lim pergi, kedua pria itu saling bercakap-cakap sembari mengerjakan pekerjaan di dapur.

Candra Gail lebih dulu bertanya pada Lukman Lu: “Apakah kakimu sudah sembuh?”

“Kurang lebih.” Lukman Lu memberinya jawaban yang tidak pasti.

“Kami sangat lega melihat keadaanmu seperti ini.”

Lukman Lu yang sedang memotong sayuran berhenti sejenak: “Benarkah?”

Dalam lubuk hatinya ia memikirkan bahwa jika Yuni Lim tidak bertemu dengannya, ia akan terus memikirkannya.

Tidak peduli apakah sebagai kakak yang menemaninya tumbuh dewasa atau seseorang yang pernah mencintainya dan mengejarnya untuk dijadikan pasangan hidup, hanya jika Yuni Lim mengingatnya dan hanya menjadikannya masa lalu, itu sudah cukup.

Itu adalah pikiran dari hatinya yang egois.

Ada beberapa saat, Lukman Lu menginginkan Candra Gail bersikap seperti dulu, jauh lebih baik jika ia sentimentil dan pelit.

Namun kini Candra Gail telah memperbaiki dirinya, walaupun dalam hati ia merasa keberatan, namun ia menunjukkan ke orang lain bahwa ia murah hati.

Ketika Yuni Lim ingin bertemu Lukman Lu, ia langsung membawanya untuk bertemu Lukman Lu.

Yuni Lim sangat mengerti sifat Candra Gail, karena dulu Candra Gail sangat sentimentil dan pelit, namun sekarang ia perlahan berubah menjadi murah hati, Yuni Lim menjadi tersentuh karena hal itu.

Tiba-tiba Lukman Lu teringat akan satu kata yang sedang populer akhir-akhir ini, jalang teh hijau, seseorang yang terlihat lugu dan polos, namun dalam hatinya selalu kritis dan membuat perhitungan.

Kata ini, sangat cocok untuk Candra Gail.

Lukman Lu tersenyum sarkas dan bertanya padanya: “Bagaimana denganmu?”

“Sangat baik, aku punya istri dan seorang anak laki-laki.” Candra Gail tahu Lukman Lu menanyakan soal penyakitnya.

Ia benar-benar dalam keadaan baik sekarang.

Tidak ada yang lebih penting selain keberadaan Yuni Lim di sampingnya, hanya jika ada Yuni Lim di sampingnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Setelah itu, kedua pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi.

Makan malam berjalan dengan tenang.

Sebelum pulang, Candra Gail pergi menuju tempat parkir, Yuni Lim dan Lukman Lu berjalan bersama menuju gerbang.

Setelah sampai di gerbang, Lukman Lu berkata pada Yuni Lim: “Yuni, hal yang terjadi di masa lalu, sudah biarkan saja berlalu, sekarang aku baik-baik saja, kamu juga tidak seharusnya terus menyalahkan dirimu, kamu bisa hidup tenang bersama Candra Gail.”

Maksud dari ucapannya adalah, ia tidak ingin Yuni Lim memiliki beban dalam hatinya.

Namun ia juga tidak mengira, ucapannya malah menusuk hati Yuni Lim.

Yuni Lim menoleh menatapnya dan tertawa kecil: “Apa maksud ucapanmu barusan? Apa kamu ingin memutuskan hubungan denganku? Kemudian kamu tinggal sendiri di kota J, sementara aku hidup bahagia dengan Candra Gail di Malaysia? Kuberi tahu padamu, itu tidak mungkin! Kamu memperlakukanku dengan baik, aku tidak bisa putus hubungan denganmu, tunggu sampai aku melahirkan, aku akan mengirimkan undangan padamu, aku juga akan mengunjungimu saat tahun baru.”

Sikapnya yang bandel dan tidak suka mendengarkan ucapan Lukman Lu, sama seperti saat ia masih kecil. Sama persis.

Lukman Lu terperangah, namun dengan cepat ia kembali ke kesadarannya.

Ia tersenyum kepada Yuni Lim, tidak bisa mengatakan apa-apa.

Benar, ia tidak bisa memutuskan hubungan dengan Yuni Lim.

Saat kecil, ia sangat menyayangi Yuni Lim, karena ia adalah anak perempuan tetangganya yang imut dan penurut.

Setelah sedikit besar, ayah Yuni Lim masuk penjara, ia menjadi sangat mengasihi Yuni Lim.

Waktu terus berlalu, dan semua punya alasannya tersendiri.

Kemudian, apa yang telah Lukman Lu lakukan untuk Yuni Lim, tidak lagi memiliki alasan.

Itu karena dia adalah Yuni Lim.

Entah ia mencintainya atau tidak, ia sudah tidak mengerti, Yuni Lim, nama itu sudah terukir dalam tulangnya.

Candra Gail sudah menyetir sampai ke depan mereka, ia menurunkan kaca mobilnya.

Lukman Lu menyadari bahwa Candra Gail sudah datang, ia berkata pada Yuni Lim: “Baiklah.”

Yuni Lim sangat senang, ia berjalan menuju mobil dan sesekali menoleh ke belakang.

Melihat mobil telah menghilang dari pandangannya, Lukman Lu perlahan berbalik dan berjalan menuju lift.

……

Yuni Lim dan Candra Gail meninggalkan Kota J pada keesokan harinya.

Lukman Lu menerima pesan dari Yuni Lim saat ia berada di laboratorium.

Beberapa detik, ia merasa bahwa waktu terulang kembali.

Saat Yuni Lim berusia delapan belas tahun, ia terpaksa pergi ke luar negeri, ia juga mengirimkan pesan untuk berpamitan ketika ia sedang berada di bandara, saat itu Lukman Lu juga sedang berada di luar negeri.

Karena bagi Yuni Lim yang saat itu berusia delapan belas tahun, ia tidak memiliki teman lagi di kota besar seperti Malaysia, tidak ada yang peduli padanya.

Lukman adalah anak tunggal dari Keluarga Lukman, kedua orang tuanya sangat berharap banyak padanya, maka dari itu mereka mengirimkan Lukman Lu untuk bersekolah di luar negeri.

Sejak kecil, Lukman Lu sudah memiliki sifat bijaksana, ia mengerti mengapa Yuni Lim pergi, ayahnya memberitahunya, jika diantara beberapa orang, tidak mungkin selalu hidup rukun dan damai.

Seberapa dekatnya hubungan antara per orangan, bisa saja terjadi kesalahpahaman dan keributan hanya karena masalah kecil.

Setelah beberapa tahun ia berada di luar negeri, Yuni Lim masih sering mengeluh padanya, namun seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaannya, ia semakin jarang berbicara padanya.

Saat Lukman Lu kembali untuk menjenguk keluarganya, Yuni Lim juga menceritakan hal-hal yang menggembirakan, bukan hal-hal yang buruk dan menyedihkan.

Saat Yuni Lim kelas tiga SMA, saat ia menelepon keluarganya, ia mendengar beberapa rumor, ia bahkan pernah meminta izin pada ayahnya untuk membawa Yuni Lim tinggal bersama Keluarga Lukman.

Namun Yuni Lim juga berharap pada keluarganya, dan demi martabat keluarganya, Keluarga Lim tidak akan menyetujuinya.

Terkadang, keluarga belum tentu bisa memberikan kehangatan, bahkan bisa membuatmu tenggelam semakin dalam.

Pada tahun yang sama, ia mendapatkan penghargaan internasional, sejak saat itu, ia Grisi selalu menargetnya.

Mereka menggunakan keluarganya dan Yuni Lim untuk mengancamnya.

Saat itu ia sudah mendaftarkan diri untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana.

Yuni Lim terpaksa pergi ke luar negeri, dan Lukman Lu terus menerus mendapat ancaman dari Grisi.

Setelah datang ke Kota J, ia sering berpikir, jika sejak awal ia tidak memiliki urusan dengan Grisi, tidak diancam oleh mereka, apakah ia akan memiliki akhir yang berbeda dengan Yuni Lim? Apakah mereka tidak akan berhubungan dengan Candra Gail?

Namun asumsi ini hanya ada di pikirannya saja.

Di mata orang lain, sejak kecil Lukman Lu adalah orang yang berbakat dan istimewa, ia juga mengira bahwa selama hidupnya, ia akan menjadi dokter yang membantu mengobati orang lain, menikah dengan perempuan yang baik hati, menjalani kehidupan yang bahagia.

Namun, hidup tidak selalu sejalan seperti apa yang ia inginkan.

Keberuntungan datang tidak memandang keadaan, begitu juga dengan musibah.

Takdir, menurutnya, selalu tidak masuk akal.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu