After Met You - Bab 43 Merangkak Sendiri Dan Memohon Padaku

Mario hanya membantunya melepaskan plester dan kain yang ada di matanya, seperti takut dia melarikan dirinya, kakinya masih dibiarkannya terikat.

Gerakannya saat ini menunjukkan keadaan yang sangat tidak baik, melihat Mario dengan ekspresi yang kapan pun bisa menubruknya, dia pun tidak berani terlalu banyak bicara.

“Aku bisa menjaga setiap wanita, asalkan kamu bisa mengikuti perkataanku, aku bisa menyuruh orang membebaskanmu, membuatmu menjadi lebih nyaman sedikit.”

Mario berbicara padanya sambil berjalan mendekatinya, saat kata-katanya selesai diucapkannya, dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mendorong dia kembali ke atas kasur.

Pupil mata Yuni Lim tiba-tiba mengecil, dia menatap dalam-dalam Mario, dan tetap bernafas tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

“Ck, tatapan apaan ini? Kamu kira saat ini kamu bisa melarikan diri? Atau.....” Mario berbicara sambil mengulurkan tangannya dan dari wajahnya meraba ke bawah, “Kamu berharap suamimu yang tidak berguna itu menolongmu?”

Disentuh oleh Mario, Yuni Lim merasakan seperti ada ribuan lintah menempel di tubuhnya begitu menjijikkan, dengan tatapan yang dingin dia memalingkan kepalanya, dan berkata, “Pergi!”

“Heng! Benar-benar tidak tahu diri” Mario tersenyum sinis, dia menegakkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya ke belakang, “Bawa kemari barang itu.”

“Baik.” Dengan segera bawahannya memberikan sebotol obat kepadanya.

Setelah menerima sebotol obat itu, sudut bibir Mario menyimpulkan sebuah senyuman kepuasan, dengan perlahan dia membuka tutup botol itu.

Botol obat itu tidak besar, dia dapat melihat sebuah cairan terdapat di dalam botol itu, tidak perlu berpikir juga tau bahwa cairan ini tidak mungkin sebuah barang yang baik.

"Apa ini?" Yuni Lim tanpa sadar mundur, tatapannya menatap dalam-dalam tangan Mario.

Mario tidak mempedulikan dia, dia berteriak, "Kenapa diam saja, cepat tekan dia!"

Beberapa bawahannya yang masih berada di dalam ruangan itu segera menekan Yuni Lim, Mario membawa obat dan pelan-pelan berjalan mendekati Yuni Lim.

Tubuh Yuni Lim awalnya kecil dan langsing, sekarang ditimpa oleh beberapa pria berbadan besar, dia sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk membalasnya.

Hanya dapat melihat botol obat yang dibawa Mario mendekati bibirnya, lalu Mario menuangkan cairan itu ke dalam mulutnya.

Yuni Lim meminum obat itu dengan terpaksa, dengan sembarangan dia mulai melawan, "Mario, kamu kejam, lancang!"

"Aku Mario tidak pernah ada seorang wanita pun yang tidak dapat aku taklukkan." Mario tersenyum sinis, kemudian dengan sembarangan membuang botol kosong itu.

Lalu dia melambaikan tangannya, bawahannya langsung mundur dan meninggalkan mereka.

Di dalam kamar VIP itu hanya tersisa dia dan Mario dua orang.

Mario merasa sangat puas melihat ketakutan dari wajah Yuni Lim.

Yuni Lim berteriak pada Mario, "Kamu jangan mendekat!"

Keringat yang ada di dahinya semakin lama semakin banyak, tubuhnya pun pelan-pelan juga mulai memanas dan melemas.

Perasaan ini, baginya sama sekali tidak asing, saat pulang ke kota ini, Mario dan Yessica Lim bersama-sama memberikan obat itu kepadanya.

Saat itu, dia tidak sepenuhnya mundur, akhirnya dia melakukannya dengan Candra Gail.

Tapi kali ini......

Tidak mungkin ada Candra Gail lagi.

Tapi, dia tidak bisa menahannya!

Mata Mario memancarkan sebuah kemuraman, dia benar-benar tidak mendekati Yuni Lim lagi, malah duduk santai di sebuah sofa yang ada di samping, tatapannya melihat ke arah Yuni Lim.

Tatapan itu kelihatan seperti mengabaikannya, bahkan dia sekarang telah menjadi semut di tangan Mario, hanya menunggu Mario menggenggamnya dan membunuhnya.

"Aku tidak akan mendekat, karena, kamu akan merangkak mendekatiku dan memohonku."

Setelah selesai berbicara, dia tertawa terbahak-bahak.

Dia berdiri dan menuju ke rak wine, kemudian mengambil segelas untuknya, lalu membawanya ke sebuah sofa yang ada di depan kasur, dan meminumnya perlahan-lahan.

Yuni Lim yang terbaring di atas kasur, wajahnya mulai memerah, awalnya matanya kabur seperti ada kabut di matanya, seperti hujan di musim semi yang membanjiri matanya, tidak berhenti mengelilinginya.

Hatinya sedang merasakan kesemutan, seperti rasa sakit dari gigitan ribuan ekor semut, dia ingin sentuhan yang kuat......

Yuni Lim, harus sadar.

Kesadarannya semakin lama semakin kabur, dia menggigit bibirnya kuat-kuat tapi juga tidak membuatnya tersadarkan sedikit pun, sekujur tubuhnya merasakan seperti sedang terbakar.

Mario melihat ini waktu yang tepat, dia pun membuka ikatan yang ada di tangan dan kakinya.

Tangannya perlahan-lahan menyentuh kulitnya, dalam hatinya dia merasakan jijik, tapi tubuhnya malah merasakan nyaman yang tidak biasa, rasanya ingin mendekat.

Mendapatkan sentuhan dari seseorang, dia tanpa sadar melihat ke arah Mario, saat melihat senyuman di wajah Mario, dia seketika tersadar sedikit.

Melihat dirinya sendiri terkejut, dia tiba-tiba menepi di ujung ranjang, dan menghembuskan nafas kuat-kuat, lalu memandang Mario.

"Aku akan lihat kamu dapat menahannya berapa lama."

Mario meraba pelan wajah Yuni Lim, lalu duduk kembali, dia memuji atas aksi Yuni Lim, dan menunggu Yuni Lim untuk mendatangi dan memohon padanya.

..........

Di dalam ruangan.

Sejak Yuni Lim keluar, dia masuk ke dalam suasana yang diam dan menakutkan.

Wajah Candra Gail semakin muram hingga membuat orang ketakutan.

Dia duduk disana tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, pikiran dan tatapan matanya sangat susah ditebak.

Andrea dan Alex Paige saling bertatapan, tapi tidak ada seorang pun di antara mereka berdua berani mendekatinya.

Akhirnya, Alex Paige yang mendekati Candra Gail dan menyerahkan jam tangan milik Yuni Lim, "Ini adalah jam tangan Yuni, kamu......"

Dia diam sejenak, tiba-tiba Alex Paige memberanikan diri membuka mulutbya, "Kamu bawa pulang berikan padanya."

Hampir saja dia berkata, "Lain kali kalau kamu bertemu dengannya berikan padanya", apabila dia mengucapkan perkataan ini, kemungkinan besar dia pasti akan diusir oleh Candra Gail.

Candra Gail mengambil jam tangan itu, dia menyipitkan matanya dan mengamatinya beberapa detik, jam tangan ini bermerk, tapi sedikit berkarat, hanya saja jam ini terawat, dapat terlihat jam ini mendapat kasih sayang dari pemiliknya.

Di saat ini, hp nya tiba-tiba berdering.

Gerakannya memegang jam tangan tiba-tiba terdiam, orang yang mengetahui nomor hp nya ini hanya 3 orang, Andrea, Alex Paige, sedangkan kedua orang ini berada disini.

Orang lainnya yang dapat menelpon ke nomor hp nya ini, hanyalah Yuni Lim yang baru saja keluar dari tempat itu.

Matanya segera bersinar sebuah cahaya cemerlang, saat dia mengeluarkan hp nya, panggilan itu telah terputus.

Tatapan Candra Gail dengan cepat pun kembali muram kembali.

Akan tetapi, saat Yuni Lim keluar, ekspresinya memperlihatkan bahwa dia membencinya.

Dia mengira dirinya memahami sifat Yuni Lim, di saat seperti ini, Yuni Lim masih memberikan panggilan kepadanya, benar-benar tidak sama seperti sifatnya.

Apabila dia menelpon tapi tiba-tiba terputus lagi, ini juga tidak mungkin.

Pasti terjadi sesuatu padanya.

Gerakan tangannya lebih cepat dibandingkan dengan pikiran di otaknya, saat dia berpikir sampai titik ini, dia telah menelpon nomor Yuni Lim.

Akan tetapi di telepon itu hanya terdengar suara wanita yang sangat dingin, "Maaf, nomor yang anda hubungi tidak dapat menerima."

Wajah Candra Gail menjadi muram, pelan-pelan dia menaruh kembali hpnya, kemudian menyuruh Andrea yang berdiri di sampingnya, "Cari semua rekaman cctv pintu Istana Yurich dalam waktu 30 menit, aku ingin melihat, secepatnya! Lalu suruh orang pergi ke apartemen Yuni Lim, lihat dia apakah di rumah atau tidak."

Dengan cepat, hanya dalam waktu 30 menit ada orang membawa rekaman cctv padanya.

Andrea juga telah kembali, "Nona Yuni tidak kembali ke rumah."

"Cari supir mobil ini." Tatapan Candra berada pada gambar dimana Yuni menaiki taksi itu.

Alex Paige memiringkan kepalanya dan bertanya, "Maksudmu adalah Yuni kemungkinan di jalan terjadi sesuatu yang tidak di duga?"

"Bukan mungkin, tapi pasti." Tatapan Candra Gail tertuju pada layar itu, di atas layar itu menunjukkan Yuni Lim menaiki taksi itu.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu