After Met You - Bab 821 Membuatnya Menangis

Alwin Bai memang sengaja berbicara secara blak-blakan, ia memang berniat untuk menusuk hati Albert Paige dengan ucapannya.

Kakaknya ini sama sekali tidak paham, ia sebagai adiknya sudah muak dengannya.

Emosi Albert Paige benar-benar tersulut karena ucapan Alwin Bai, ia menatap Alwin Bai dengan tajam: “Apakah sudah cukup bicaranya?”

“Apa yang aku katakan itu fakta, Julianna memang sudah besar, kamu tidak boleh terus menerus memperlakukannya seperti seorang adik kecil, jelas sekali bahwa ia menyukai orang dengan tulus, jika kamu tidak menyukai Julianna, kamu tidak boleh mengganggunya menjalin hubungan dengan pria lain, apalagi Shawn orangnya lumayan juga.”

Ia sengaja menekankan kata “pria lain.”

Albert Paige menatapnya dingin, kemudian ia membanting pintu dan pergi keluar.

Setelah ia pergi, Alwin Bai menghela napas lega, baru saja ia melihat perawakan kakaknya yang menyeramkan, ia benar-benar takut jika kakaknya akan memukulnya.

Para pria dalam Keluarga Paige adalah orang yang tempramental juga posesif, ia bicara secara blak-blakan, melihat Albert Paige yang sangat marah, ia menjadi yakin, dalam hati kakaknya ini ada Julianna Lu.

Setelah ini, ia tidak akan berani ikut campur dengan urusan mereka, ia masih sayang dengan nyawanya.

……

Albert Paige berjalan keluar kantor, wajahnya terlihat kesal, kemudian ia masuk ke mobil, namun ia tidak segera menyalakan mobilnya, ia mengambil ponselnya dan menelepon Julianna Lu.

Julianna Lu tidak mengangkat teleponnya.

Albert Paige menelepon empat sampai lima kali, namun nihil, ia sangat marah dan membanting ponselnya.

Ponsel yang malang, ponsel itu terbanting berkali-kali dan pada akhirnya jatuh tergeletak di bawah kursi.

Albert Paige kembali teringat ucapan Alwin Bai, kemudian ia memukul setir kemudi dengan sangat keras.

Sebelumnya, ia benar-benar tidak pernah memikirkan bahwa Julianna Lu akan menikah dengan orang lain, hidup bersama orang lain.

Interaksi dan hubungannya dengan Julianna Lu selama ini, ditambah dengan Julianna Lu yang sangat bergantung kepadanya membuatnya sama sekali tidak pernah memikirkan tentang hal ini, atau mungkin, ia yang tidak bersedia untuk memikirkannya.

Albert Paige hanya berpikir bahwa gadis kecil yang tumbuh dewasa bersamanya, akan bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, dan bahkan, berhubungan badan dengan pria lain, ia merasa dadanya sangat sesak, seperti ada orang yang mengiris daging di hatinya, ia sesak bagai ingin mati.

Semakin ia memikirkan ini, semakin hatinya terasa sakit.

Tepat pada saat itu, ponsel yang ia buang tadi, berbunyi.

Ia kembali pada kesadarannya, kemudian ia memungut ponselnya.

Orang yang menelepon tak lain adalah Julianna Lu yang tadi ia telepon.

Ia mengangkat teleponnya, kemudian meletakkan ponselnya di samping telinga.

Julianna Lu yang berada di ujung telepon terdengar panik: “Maaf kak, aku sedang berada di bioskop, aku tidak tahu bahwa kamu menelepon.”

Pada siang hari, Shawn menelepon Julianna Lu dan mengajaknya menonton film di bioskop, awalnya Julianna Lu ingin menolaknya, apa lagi seorang pria dan wanita pergi ke bioskop bersama adalah sesuatu hal yang intim.

Sejak awal, Shawn bisa membaca hati Julianna Lu, ia berkata dengan tenang dan perlahan: “Julianna, kamu tidak perlu merasa memiliki beban mental, aku tahu kamu menyukai orang lain, akupun juga begitu, namun aku ingin memulai semua ini dari awal, jika kamu juga demikian, kamu jangan menolakku, aku memang menyukaimu.”

Julianna Lu terkejut karena Shawn mengatakannya dengan terus terang, namun Julianna Lu juga merasa, selama ini ia dekat dengan Shawn, Julianna Lu merasa bahwa Shawn tidak buruk, jika ia akan mencari pasangan, tidak akan ada orang yang lebih cocok darinya.

Julianna Lu ragu sejenak, kemudian ia menerima ajakannya.

Karena Julianna Lu ingin melupakan Albert Paige, ia mencoba untuk mendekatkan diri pada pria lain dan memberi kesempatan satu sama lain, ini juga baik untuknya.

Maka dari itu, Julianna Lu menolak tawaran Albert Paige yang berniat untuk menjemputnya, ia mengira jika ia menolak Albert Paige, Albert Paige tidak akan mencarinya lagi, namun siapa sangka, Albert Paige tetap meneleponnya.

Suara di bioskop sangat keras, Julianna Lu tidak mendengar ponselnya berbunyi, ia mengetahui jika ada panggilan tidak terjawab saat ia pergi ke kamar kecil.

Tidak ada sedikitpun kehangatan dari suara Albert Paige: “Bioskop mana?”

Jangankan Shawn, Albert Paige kini bahkan ingin memukul Julianna Lu.

Entah film apa yang sekarang mereka tonton, jika Shawn memiliki pikiran buruk, ia akan mengajak Julianna Lu menonton film horor, kemudian mengambil keuntungan darinya.

Semakin ia memikirkan hal ini, ia merasa semakin marah.

Julianna Lu dapat mendengar suaranya yang sangat dingin, ia pun merasa merinding, ia menggigit bibirnya kemudian menjawab: “Aku akan langsung pulang setelah selesai menonton film.”

Maksud dari ucapannya sudah sangat jelas, ia tidak akan memberitahu Albert Paige di bioskop mana ia dan Shawn menonton film.

Kejadian sebelumnya di restoran, membuatnya merasa bodoh karena memberitahu Albert Paige dimana posisinya.

Namun tidak ada seorangpun yang dapat menghentikan Albert Paige untuk melakukan apapun yang ia mau dan pergi kemanapun yang ia hendak tuju.

“Kamu katakan padaku atau aku akan mencari tahu sendiri, kamu tahu sifatku, kamu harus memikirkannya baik-baik.” Suaranya menjadi lembut, namun ada rasa dingin yang tidak dapat ditebak oleh siapapun.

Julianna Lu pasrah dan bersandar ke dinding, ia menopang kepalanya dengan tangannya, ia tidak menjawab untuk beberapa saat.

Suasana menjadi lengang, tidak terdengar suara dari kedua orang itu, pada akhirnya Julianna Lu memberitahukan posisinya sekarang: “Aku akan menunggumu di pintu luar bioskop.”

Setelah menutup telepon, Julianna Lu berjalan menuju pintu luar bioskop sembari memikirkan alasan apa yang akan ia katakan kepada Shawn.

Sampai di pintu luar bioskop, ia masih sibuk mengetik pesan kepada Shawn dan mengatakan bahwa dirinya sedang tidak enak badan.

Pesan itu telah terkirim, kemudian ia mendengar suara klakson mobil jeep, mobil itu berhenti tepat di depannya.

Albert Paige menurunkan kaca mobilnya, wajahnya yang rupawan langsung muncul di hadapan Julianna Lu.

“Kakak.” Julianna Lu memanggilnya dengan lirih, Albert Paige tidak menyahut, ia memberi isyarat pada Julianna Lu untuk segera naik ke mobil.

Julianna Lu memasukkan ponsel ke dalam tasnya, kemudian ia masuk ke dalam mobil.

Julianna Lu baru saja masuk ke mobil dan duduk dengan posisi yang stabil, Albert Paige langsung menyalakan mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi.

Julianna Lu terpelanting kesana kemari, ia berusaha untuk duduk dengan tegak, kemudian ia berkata pada Albert Paige: “Pelan-pelan...”

Albert Paige sepertinya tidak mendengar ucapannya, ia tetap mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Julianna Lu mengetahui bahwa Albert Paige tidak menggubrisnya, karena beberapa hari ini, suasana hatinya juga sedang tidak baik, maka tanpa terasa Julianna Lu meneteskan air matanya.

Albert Paige menoleh ke arahnya, kemudian ia melihat Julianna Lu yang menggigit bibirnya dengan air mata yang bercucuran, Albert Paige terdiam, kemudian ia menginjak remnya.

Julianna Lu merasa dirinya saat ini sedang tidak terlalu nyaman, kemudian ia menghapus air matanya, ia menoleh ke arah jendela dan tidak ingin menatap Albert Paige, punggung dan bahunya yang kecil terlihat bergetar karena menangis.

Kedua tangan Albert Paige masih memegang setir kemudi, ia mencengkeramnya dengan kuat, seperti ingin meremukkan setir kemudi.

“Kamu...” Albert Paige membuka mulut, barulah ia merasa bahwa tenggorokannya kering dan suaranya menjadi serak, ia pun juga tidak tahu harus mengatakan apa.

Albert Paige tidak pernah melihat Julianna Lu menangis seperti ini, hatinya terasa sesak, apakah ia telah membuatnya menangis?

Detik selanjutnya, Julianna Lu tiba-tiba membuka pintu mobil dan berlari keluar.

“Julianna!”

Albert Paige memanggil namanya, ia keluar dari mobil dan mengejar Julianna Lu.

Untung saja jalanan itu bukanlah jalanan yang ramai dan sibuk, maka ia bisa memarkirkan mobilnya disitu.

Albert Paige bertubuh tinggi, kakinya juga panjang, sangat mudah baginya untuk mengejar Julianna Lu.

Ia mengulurkan tangan dan menarik tangan Julianna Lu, Julianna Lu berusaha melepaskan diri, ia menangis dengan kencang: “Apa yang sebenarnya mau kamu lakukan?!”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu