After Met You - Bab 265 Inisiatif Untuk Menceraikan Candra

Wajah Yuni Lim pucat, dia menatap Ferry Goh lama, kemudian menggelengkan kepalanya dengan panik, ia berkata dengan tegas, "Ferry, kamu jangan mencoba membohongiku lagi, kamu kira aku akan percaya?"

Senyum di wajah Ferry Goh bertambah dalam, "Percaya atau tidak itu urusanmu, tapi yang kukatakan semuanya benar."

Kepercayaan penuh pada wajah Yuni Lim setelah mendengar perkataan Ferry Goh ini, muncul tanda-tanda keraguan.

Nada bicara Ferry Goh terlalu serius, membuat hati Yuni Lim memihak ke arahnya.

Tapi ....

Yuni Lim mengepalkan tangannya erat, matanya menatap Ferry Goh dingin, "Tidak mungkin! Ayahku hanya penjara kurungan! Bukan hukuman mati, mana mungkin dia mati!"

Saat itu Yuni Lim baru berumur 9 tahun, tidak terlalu ingat akan banyak hal, tapi masalah ini dia ingat dengan jelas, bahkan masalah ini pernah masuk koran pada saat itu.

"Yang mereka katakan, kamu percaya?" wajah Ferry Goh muncul senyum mengejek.

Kemudian ia memajukan tubuh, perlahan mendekat ke arah Yuni Lim.

Yuni Lim dengan wajah benci bergerak mundur, dan Ferry Goh berhenti ketika wajahnya dan wajah Yuni Lim hanya tersisa sejengkal saja, lalu berkata dengan pelan, "Dia menghalangi jalan orang lain, juga membantu orang lain menjalankan hukumannya, menurutmu, apa orang-orang itu akan membiarkannya hidup?"

"Diam!" Yuni Lim berteriak ke arahnya, matanya merah.

Hatinya sangat jelas, perkataan Ferry Goh bukannya tidak masuk akal.

Selain itu, ekspresi Ferry Goh juga sepertinya bukan sedang berbohong.

Jika tujuan Ferry Goh datang hanya untuk membohonginya, maka tujuannya sudah tercapai, tidak usah membuat masalah ini terus berlarut tak berujung.

Akan tetapi, Yuni Lim tidak bisa percaya.

Ayahnya adalah kepercayaannya, adalah harapan terbesar selama puluhan tahun hidupnya.

Candra Gail pasti bisa memberinya jawaban, pria itu begitu hebat, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan, dia pasti bisa mencari tahu kejelasan dari masalah ini!

"Mana ponselku? Kembalikan ponselku!" Yuni Lim mencari dengan kacau di atas ranjang, ingin menemukan ponselnya.

Wajah Ferry Goh tegang melihat perubahan ekspresi Yuni Lim, dengan pelan ia mengeluarkan sebuah ponsel ke hadapan wanita itu, "Mencari ini?"

Itu adalah ponselnya!

"Kembalikan!"

Yuni Lim menyibakkan selimut, berdiri, melompat turun ingin merebut kembali ponselnya, namun Ferry Goh seperti sudah memiliki persiapan dengan berjalan mundur beberapa langkah.

Setelah itu, di hadapan Yuni Lim, dia melemparkan ponsel tersebut dengan kencang ke arah dinding.

Perbuatan Ferry Goh dipenuhi dengan kekejaman, seperti sedang melampiaskan sesuatu.

Dia seperti mengerahkan seluruh tenaganya.

Terdengar bunyi "pang!", ponsel jatuh, dan pecah ke segala arah.

Yuni Lim menatap ponselnya dan bergumam, "Ponselku ..."

Ferry Goh tertawa keras, menggelengkan kepalanya dengan polos, "Ponselmu rusak? Kamu tidak dapat menghubungi Candra Gail! Harus bagaiamana ini?"

Yuni Lim mengabaikan apa yang dia katakan, berlari terburu-buru, mengambil ponselnya dan mencoba untuk menyalakannya, tetapi dia tetap tidak bisa menyalakannya.

Dia sangat marah, menggigit bibirnya, mengepalkan ponselnya, membalikkan punggungnya untuk melihat Ferry Goh, dengan kuat ia melemparkan ponselnya ke tubuh pria itu, "Dasar gila, apa yang kamu lakukan!"

Suara Yuni Lim sedikit histeris. Setelah dia meneriakkan kalimat ini, dia sampai terengah-engah, seolah-olah kelelahan.

Ferry Goh tidak menghindar. Ponselnya hanya mengenai setengah wajahnya. Rasa sakit bersarang di wajahnya.

Terhadap teriakan Yuni Lim, ekspresinya berubah sedikit, tetapi segera menghilang.

Dia berbalik dan menatap Yuni Lim. Kesakitan di wajahnya membuatnya meringis.

Dia mengepalkan tinjunya di sisi tubuhnya, suaranya menjadi agak rendah, "Yuni, aku tidak ingin mempersulitmu, aku juga tidak ingin menyakitimu, selama kamu mengambil inisiatif untuk menceraikan Candra."

Yuni Lim bahkan tanpa berpikir, mencibir dan berkata, "Tidak mungkin!"

Ferry Goh sedikit mengernyit. Dia sepertinya berpikir bahwa Yuni Lim terlalu keras kepala. Nada suaranya sedikit menasihati, "Harga dirinya terlalu tinggi, apakah kamu pikir kalian cocok? Dia memiliki banyak pilihan yang lebih baik. Mengapa dia bersamamu? Dia pasti memiliki tujuan yang lain, yang mana kamu juga paham jelas dalam pikiranmu sendiri. "

Tidak ada saat ketika Yuni Lim begitu membenci Ferry Goh lebih dari pada sekarang.

Karena setiap kata yang dia katakan adalah sesuatu yang dia pikirkan dan pahami dalam hatinya.

Tapi dia masih dengan keras kepala menjawab, "Apa yang kamu tahu, aku mencintainya, dia mencintaiku, kita saling jatuh cinta, tidak memalukan seperti yang kamu pikirkan!"

"Ya, aku tidak tahu apa-apa sebelumnya, jadi aku kalah dari Candra Gail di mana-mana. Siapa yang akan mengira bahwa dia adalah presiden LK Grup? Raksasa keuangan di Eropa ..."

Suara Ferry Goh seperti desahan, sulit dimengerti maksudnya.

Pikiran Yuni Lim berkelebat dengan kilatan cahaya, dan mulutnya melengkung penuh sindiran, "Kamu iri dengan Candra Gail!"

Ferry Goh ditikam di pusat pikirannya, dan ada kekasaran di matanya. Dia tidak ingin melanjutkan topik ini dengan Yuni Lim.

"Sejak kapan kamu memutuskan akan bercerai dengan Candra, maka datanglah beritahu aku, sebelum itu terjadi, kita akan terus berada dalam villa ini, hanya kita berdua ..."

Selesai berkata, Ferry Goh berjalan menuju pintu.

"Ferry! Sini kamu!" melihat Ferry Goh yang hendak pergi, Yuni Lim menjadi panik, dan tanpa sadar memanggilnya.

Ferry Goh tiba-tiba membohonginya dan membawanya ke sini, dia belum mengerti tujuan dari Ferry Goh!

Ferry Goh jelas sekali tidak ingin melanjutkan obrolan dengan Yuni Lim, dia juga tidak membalikkan badan, malah berjalan keluar, seperti tidak mendengar suara panggilan Yuni Lim.

Dalam kamar hanya tersisa Yuni Lim seorang.

Yuni Lim kesal lalu membanting sebuah hiasan keramik ke lantai.

Tidak, dia perlu menenangkan diri sekarang.

Dia berlari dan mengambil kembali ponselnya, mencoba beberapa kali, menyadari bahwa tetap tidak bisa menyala juga, merasa sedikit kesal.

Tepat di saat itu, pintu kamar kembali terbuka, lampu dalam kamar juga dinyalakan, seorang bibi berusia 50 tahunan masuk dengan membawa nampan makanan.

Bibi hanya diam, menaruh nampan di atas meja, lalu dengan ekspresi datar menatap Yuni Lim, mengangguk-anggukkan kepala ke arahnya.

Ekspresinya terlalu kaku, mirip seperti orang yang ... tuli dan bisu!

Bibi tidak menunggu Yuni Lim bersuara, berbalik dan berjalan keluar.

Yuni Lim berjalan untuk melihat, meski sayur makanan cukup sederhana, tapi dibuat dengan sangat bagus. Dilihat dari segi ini, Ferry Goh sepertinya tidak mempunyai niatan untuk mencelakainya sementara waktu ....

......

Di rumah sakit.

Candra Gail berdiri di koridor dengan ekspresi wajah suram, sebentar-sebentar menoleh ke arah UGD, sebentar-sebentar meraba rokok yang ada di kantong bajunya mencerminkan bahwa dia sedang cemas sekarang.

"Candra, jangan panik, dokter bilang tidak ada masalah besar, kakek tidak akan kenapa-napa ..." Hanna Gu menyadari kecemasannya, dengan inisiatif datang menghiburnya.

Candra Gail menoleh menatapnya sebentar, lalu mengeluarkan satu kata dengan dingin, "Diam."

Kecemasannya sekarang bukan hanya Marco Gail yang ada dalam UGD, tapi yang membuat hatinya juga tidak tenang, adalah telepon Yuni Lim yang sebelumnya tidak dijawab, sekarang sudah tidak dapat terhubung lagi.

Sebelumnya marah, sekarang mulai ngambek? Apa dia sengaja?

Atau mungkin dia tahu bahwa dirinya dan Hanna Gu telah hadir dalam acara interview bersama-sama?

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu